3 Bahaya Memiliki Sifat Pelit!

arrisalah.net

Seruni.id – Sifat pelit atau kikir yang juga sering disebut dengan bakhil merupakan salah satu sifat yang harus dihindari umat Islam. Sifat pelit banyak ditemui saat seseorang memiliki kecukupan harta. Di saat inilah manusia diuji untuk saling berbagi.

Image result for orang yang pelit
7mutiaraislam.blogspot.com

Jika orang tersebut memiliki keimanan yang kuat, sudah tentu dia dengan mudah mengeluarkan hartanya untuk sesama. Namun, jika tidak maka sifat pelit dan hobi menumpuk-numpuk harta telah menguasai jiwanya.

Mungkin banyak yang mengira sifat pelit hanya masalah pribadi seseorang. Dampaknya hanya juga dirasakan oleh orang yang bersangkutan. Padahal tidak. Sifat pelit membawa bahaya besar bukan hanya pada kehidupan pribadi. Masyarakat juga bisa terkena dampak sifat kikir seseorang.

Dampak luas itu terjadi karena sifat kikir bisa menjerumuskan orang untuk melakukan segala cara demi mendapatkan harta. Sekalipun cara yang dijalankan tergolong tidak bermoral.

Dalam hadis riwayat Imam Ahmad dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhu, disebutkan tiga bahaya besar akibat sifat pelit.

“Jauhkanlah diri kalian dari sifat kikir, karena sesungguhnya kikir itu telah menghancurkan umat-umat sebelum kalian. Kikir mendorong mereka berbuat zalim, lalu zalimlah mereka. Mendorong mereka memutuskan silaturrahim, lalu mereka pun memutuskannya. Mendorong mereka untuk berbuat jahat, lalu berbuat jahatlah mereka. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan zalim, karena sesungguhnya satu kezaliman membawa banyak kegelapan di hari kiamat. Jauhkanlah diri kalian dari perbuatan buruk, karena sesungguhnya Allah tidak mencintai perbuatan buruk dan tindakan yang buruk.”

Berikut bahaya yang akan mengintai jika seseorang memiliki sifat pelit:

  1. Melahirkan Kezaliman

Sifat kikir atau pelit akan melahirkan kezaliman, baik kezaliman terhadap diri sendiri maupun orang lain. Di antara bentuk kezaliman yang timbul dari sifat kikir adalah seperti tidak peduli mencuri harta orang lain, korupsi dan lainnya.

“Dalam sebuah riwayat disebutkan bahwa suatu saat Abu Hayyaj Al-Asadi thawaf di Baitullah. Kemudian dia melihat seseorang berdoa, ‘Allahumma qini syuhha nafsi (Ya Allah, jagalah diriku dari sifat kikir).’ Orang itu tidak menambah dari itu. Lantas Abu Hayyaj bertanya kenapa hanya berdoa demikian. Orang itu menjawab, ‘Sesungguhnya jika diriku terjaga dari kekikiran, maka aku tidak akan mencuri, berzina, dan perbuatan dosa lainnya.'”

2. Menyebabkan Tali Silaturrahim Terputus

Sifat kikir akan menyebabkan tali silaturrahim terputus dengan orang lain. Seseorang yang telah dikuasai sifat kikir, ia tidak akan peduli dengan kehidupan orang lain. Ia hanya mementingkan hartanya saja dan tidak mau berbagi dengan orang lain. Karena itu, tali silaturrahim menjadi terputus dan kemudian digantikan dengan timbulnya kecurigaan, iri hati dan dengki, kebencian dan pudarnya saling mengasihi di antara satu dengan yang lain.

3. Melahirkan Kejahatan

Sifat kikir melahirkan kejahatan. Salah satu pangkal kejahatan adalah sifat kikir. Seseorang yang dikuasai sifat kikir sudah tidak mau mengikuti perintah tentang anjuran untuk berbagi antar sesama. Ia juga tidak akan percaya jaminan Allah terkait rezeki. Ia hanya percaya pada harta benda yang dimilikinya.

Jika harta yang dimiliki tidak dibagi dengan orang lain, maka ia yakin akan menjadi kaya. Karena itu, Nabi SAW bersabda;

“Sifat kikir dan iman tidak akan berkumpul dalam hati seseorang selama-lamanya.” (HR. Ahmad).

Baca Juga: Bolehkah Seorang Istri Mengambil uang dari Dompet Suami yang Pelit?

Berdasarkan hadis ini, sifat kikir dan iman kepada Allah tidak akan pernah menyatu dalam diri seseorang. Jika ia memiliki sifat kikir, maka ia tidak beriman. Sebaliknya, jika ia beriman, maka ia tidak akan memiliki sifat kikir.