Seruni.id – Bencana datang bertubi-tubi, seolah tak ada hentinya melanda Tanah Air. Bahkan, akhir-akhir ini bencana yang datang ibarat ‘maraton’, dari satu derah ke daerah lainnya.
Bencana yang melanda negeri tercinta ini, terjadi bukan tanpa sebab. Ada hal-hal yang kita sadari atau tidak, justru menjadi malapetaka bagi kita semua. Sebagaimana yang disampaikan oleh almarhum Ustaz Arifin Ilham sebelum beliau wafat.
Dalam tausyiah yang diunggahnya melalui akun Instagramnya @kh_arifin_ilham, pada Senin, 24 Desember 2018 lalu. Dalam rekaman video tersebut, Ustaz Arifin Ilham memaparkan alasan bencana datang bertubi-tubi. Lalu, apa sajakah faktor penyebab terjadinya bencana alam?
1. Dosa
Penyebab bencana datang bertubi-tubi yang diungkap oleh Ustaz Arifin Ilham, yakni karena banyaknya maksiat. Maksiat merupakan dosa yang sangat besar, sebagaimana yang tertuang dalam Surat Yassin ayat 19 yang artinya,
“Kemalangan kamu itu adalah karena kamu sendiri. Apakah kamu diberi peringatan? Sebenarnya kamu adalah kaum yang melampaui batas.”
2. Banyaknya Orang Zalim
Penyebab yang kedua, karena banyaknya orang yang berlaku zalim di muka bumi ini. Dalam video tersebut beliau menyarankan untuk mendengarkan Surat Al-Qasas ayat 59, ‘Kami tidak akan menghancurkan suatu daerah, kecuali para penduduknya yang berbuat zalim. Anak durhaka kepada orangtua, istri yang berani kepada suaminya, perampok, pembunuhan di mana-mana, ini mengundang bala bencana,’ ungakapnya.
3. Kelakuan Tangan-tangan Manusia
Penyebab bencana datang bertubi-tubi yang ketiga, diatur dalam Surat Ar-Rum ayat 41, di mana dalam surat tersebut menjelaskan tentang perusakan alam yang dilakukan oleh manusia.
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari [akibat] perbuatan mereka, agar mereka kembali [ke jalan yang benar].”
4. Pemimpin yang Zalim
Alasan mengapa bencana datang bertubi-tubi, bisa jadi karena banyak pemimpin atau tokoh yang melakukan maksiat dan zalim kepada rakyatnya.
“Bila kami ingin menghancurkan suatu negeri, para tokohnya untuk taat kepada Allah, tapi mereka maksiat, tapi mereka berbuat zalim, tapi mereka berkhianat kepada-Ku dan makhluk-Ku, maka haklah untuk mereka datang bala bencana,” ungkapnya.
Hal tersebut seperti azab yang dikisahkan dan dialami oleh sejumlah kaum sebelum Nabi Muhammad SAW, antara lain kaum Adh, kaum Samuth, kaum Luth, dan Kaum Nuh.
“Seperti kaum Adh, kaum Samuth, Luth, kaum nuh, kami hancurkan sehancur-hancurnya. Siapa tokoh itu? Para pemimpin kita yang sumpah Al Qur’an di kepalanya. Demi Allah tidak korupsi, lalu korupsi,”
“Siapa lagi? hartawan orang-orang kaya yang dengan hartanya berfoya-foya, sombong, maksiat dengan kekayaannya di tengah banyak orang yang menderita. Siapa lagi? Ulama yang menjual ayat-ayat Allah dengan murah. Subhanallah,” tambahnya.
5. Orang Baik yang Diam Melihat Kemaksiatan dan Kemungkaran
Penyebab berikutnya, karena orang-baik yang diam ketika menyaksikan sebuah kejatahan. Seperti yang tertulis dalam surat Al-Anfal ayat 25, yang artinya,
“Dan peliharalah dirimu dari siksaan yang tidak hanya menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksa-Nya.”
Bersikap masa bodo dengan kemaksiatan bukanlah sikap seorang mukmim. Sebab, amal Maruf Nahi Mungkar adalah amal cerdas.
6. Rahmat Allah
Alasan mengapa Allah memberikan musibah, bisa jadi karena sebuah rahmat. Sebab, sebuah musibah yang terjadi, merupakan sebuah peringatan agar manusia kembali ke jalan Allah. Sebagaimana yang tertuang dalam Surah Al-Baqarah ayat 155, 156, 157.
“Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar.” (Al-Baqarah: 155)
“Yaitu orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata “Inna lillahi wa inna ilahi raji’un” [sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali] (Al-Baqarah: 156)
“Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhan-Nya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Al-Baqarah: 157)
7. Teguran
Penyebab musibah terakhir adalah memberikan teguran kepada umat muslim agar tetap bersabar. Musibah pun dapat menjadikan pelajaran agar semakin giat beribadah dan berbuat baik.
“Ada yang nanya, ‘bagaimana yang maksiat yang selamat? Tenang-tenang saja, yang berbuat zalim, malah sukses? Di mana keadilannya?,” ungkap Ustaz Arifin Ilham.
“Allah maha adil, dengarkan surat Hud 15-16, ‘barang siapa mencari kemenangan dunia lalu dia menghalalkan semua cara’, apa kata Allah? ‘Kami beri, tapi di akhirat tidak mendapatkan secuil pun kenikmatan, malah nikmat di dunia yang menjadi bahan bakar. Azab untuk dirinya. Itulah istidrat, orang beriman menjadikan peristiwa apa pun sebagai jalan untuk mendekatkan diri kepada Allah,” tambahnya.
Baca Juga: Doa Agar Terhindar dari Segala Macam Bencana dan Musibah
Itulah tujuh penyebab bencana datang bertubi-tubi. Sebagai umat Muslim, sebaiknya kita bisa menyikapinya dengan sabar. Sebab, musibah yang dijelaskan dalam Al-Qur’an dapat berarti banyak, antara lain merupakan rahmat Allah, peringatan atas maksiat, azab hingga mengangkat derajat seseorang. Wallahu a’lam