Seruni.id – Masa kanak-kanak adalah periode penuh petualangan dan pembelajaran bagi anak laki-laki. Di tengah keceriaan dan rasa ingin tahu mereka, terkadang muncul perilaku yang tidak sesuai dengan harapan. Pada momen inilah, orang tua dihadapkan dengan tugas penting untuk menasihati dan mengarahkan mereka ke jalan yang positif. Menasihati anak laki-laki, bagaimanapun, bukan perkara mudah. Pendekatan yang berbeda diperlukan dibandingkan dengan menasihati anak perempuan.
Melalui artikel ini, Seruni akan mengupas tentang cara menasihati anak laki-laki dengan cara yang efektif, kasih ayang, agar mudah didengar oleh mereka. Cara ini juga akan membantu orang tua untuk membangun hubungan yang kuat dan membimbing mereka menuju kedewasaan yang bertanggung jawab. Lantas, bagaimana cara menasihatinya? Simak caranya berikut ini, ya.
1. Orang Tua Harus Jadi Pendengar yang Baik
Untuk menasihati anak laki-laki, orang tua harus bisa menjadi pendengar yang baik bagi mereka. Buatlah suasana yang terbuka dan ramah bagi anak, sehingga mereka merasa nyaman untuk berbicara. Dengarkan mereka dengan penuh perhatian, terlebih saat mereka ingin berbicara, kemudian berikan tanggapan yang sesuai dengan apa yang mereka sampaikan.
Pada usia balita, anak kerap ingin merasa memiliki kontrol atas keputusan mereka. Tugas orang tua adalah memberikan pilihan pada mereka yang sesuai. Misalnya, ketika akan memakai baju, orang tua bisa memberikan pilihan ‘kamu ingin memakai baju merah atau biru hari ini?’ Tindakan ini memang terkesan sepele dan juga sering diabaikan. Namun, dengan memberikan pilihan kepada anak, akan membuat mereka merasa didengar dan dihargai.
2. Berikan Perhatian Penuh dan Gunakan Bahasa yang Sederhana
Saat hendak menasihati anak laki-laki, pastikan kamu memberikan perhatian penuh kepada mereka. Hindari distraksi seperti ponsel atau pekerjaan rumah tangga lainnya. Tindakan ini merupakan bukti bahwa sebagai orang tua kamu sangat menghargai waktu bersama mereka dan memberikan contoh tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan baik.
Untuk anak yang masih berusia balita, mereka masih berada di tahap awal mempelajari bahasa, sehingga pastikan kamu menggunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami, ya. Hindari menggunakan kata-kata yang rumit dan sulit dipahami oleh anak. Misalnya “Kamu gaboleh kayak gitu lagi ya,” “Hal seperti itu tidak baik ya.” “Kamu harus nurut sama Mama dan Papa,” dan lain sebagainya. Kata-kata yang sederhana tersebut akan lebih mudah masuk dan diingat oleh anak.
3. Jelaskan dengan Tegas, Namun Tetap Ramah
Ketika menasihati anak laki-laki, pastikan kamu menjelaskan sejelas mungkin tentang apa yang ingin disampaikan. Gunakan kata-kata yang tegas, tetapi tetap ramah. Selain itu, hindari juga menggunakan nada tinggi, ya. Misalnya, “Tolong jangan main di atas meja ya, nak, itu berbahaya,” lebih baik daripada “Kamu jangan main di atas meja, nanti kalau jatuh bahaya, kamu bisa luka-luka.”
Anak-anak, khususnya balita, cenderung bisa memahami lebih dari sekadar kata-kata. Bahasa tubuh orang tuanya, seperti posisi tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan tangan, juga bisa memberikan pesan yang kuat. Jadi, apstikan untuk memperhatiakn bahasa tubuhmu sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan kepada anak, ya.
4. Berikan Pujian
Menasihati anak laki-laki memang bukan perkara yang mudah. Sehingga, ketika mereka berhasil mendengarkan nasihat dari orang tuanya, jangan ragu untuk memberikan mereka pujian, ya. Sebab, dengan pujian, akan mendorong mereka untuk melanjutkan perilaku yang sudah dinasihati oleh orang tuanya. Contoh pujiannya seperti, “Kamu pintar sekali nak, karena sudah nurut sama ibu,” atau “Karena kamu sudah pintar, nanti kita beli es krim, ya” dan sebagainya.
5. Memberikan Batasan yang Konsisten
Anak-anak yang masih berusia balita membutuhkan batasan yang jelas dan konsisten. Sehingga sebagai orang tua, harus tetap teguh dalam menegakkan aturan dan konsekuensi jika mereka melanggarnya. Ini membantu mereka memahami bahwa ada konsekuensi dari perilaku yang tidak diinginkan.
Namun, konsekuensi yang kamu berikan juga jangan terlalu kejam. Contohnya adalah jika mereka melakukan suatu kenakalan maka kamu akan mengurangi jam screen time atau tidak memberikannya sama sekali. Atau jika mereka berkata hal yang tidak pantas kamu bisa memberikan silent treatment selama 5-10 menit agar mereka mendapat efek jera.
6. Jadilah Teladan yang Baik
Anak-anak bagaikan spons yang menyerap segala sesuatu di sekitarnya, terutama dari orang tua. Menjadi teladan terbaik bagi mereka adalah kunci untuk menumbuhkan nilai dan perilaku positif. Misalnya, jika kamu ingin anak mau mendengarkan orang lain ketika berbicara, maka tunjukkan sikap mendengarkan yang baik ketika mereka berbicara denganmu. Selain itu, jika tidak ingin anak berucap kasar dan tidak pantas, maka sebagai orang tua juga tidak boleh berbicara demikian di depan mereka.
Baca Juga: 7 Adab Menasihati dalam Islam, Agar Tidak Menyakiti Hati Orang Lain
Dengan menerapkan tips-tips di atas, kamu dapat membantu anak laki-laki untuk lebih mudah mendengarkan nasihat dan membangun hubungan yang kuat dan positif dengan mereka. Ingatlah, kuncinya adalah kesabaran, pemahaman, dan pendekatan yang tepat. Setiap anak adalah individu yang unik, dan kamu adalah orang yang paling memahami kebutuhan dan keinginan mereka. Semoga informasi ini bermanfaat!