Berita  

Disebut Jadi Pemicu Kanker, Indomie Varian Ayam Spesial Ditarik di Taiwan

Disebut Jadi Pemicu Kanker, Indomie Varian Ayam Spesial Ditarik di Taiwan
kompas.com

Seruni.id – Indomie varian ayam spesial telah ditarik di Taiwan dan Malaysia, lantaran ditemukan etilen oksida (EtO) yang disebut sebagai pemicu kanker. Selain Indomie, kedua negara tersebut juga menarik dua produk mi instan yang berasal dari Malaysia, yaitu Ah Lai Qhite Curry Noodles.

“Pengujian mengungkapkan bahwa etilen oksida terdeteksi pada mie dan paket bumbu dari produk Malaysia, namun hanya pada paket bumbu dari produk Indonesia,” ungkap Departemen Kesehatan Taipei.

Disebut Jadi Pemicu Kanker, Indomie Varian Ayam Spesial Ditarik di Taiwan
haibunda.com

Ditemukan 0,187 mg/kg etilen oksida pada bumbu mi instan produk Indonesia. Sementara itu, ditemukan pula sebanyak 0,065 mg/kg etilen oksida pada saus mi instan dari produk Malaysia.

Atas temuan tersebut, Departemen Kesehatan Taipei mengimbau kepada para pengecer untuk menarik kedua produk tersebut. Selain itu, para importir produk akan dikenakan denda sebesar NT$ 60 ribu sampai 200 juta, yang setara dengan Rp29 juta sampai 98 miliar (kurs Rp490).

Terkait kabar tersebut, pihak BPOM pun akhirnya angkat bicara. Menurutnya, kadar 2-Chloro Ethanol (2-CE) yang terkandung dalam Indomie varian ayam spesial, pada sampel mi instan di Taiwan (0,34 ppm) masih jauh di bawah BMR 2-CE di Indonesia dan di sejauh negara lain, seperti Amerika dan Kanada.

Selain itu, BPOM menyebut, Taiwan FDA menggunakan metode penentuan 2-Chloro Ethanol (2-CE) yang hasil ujinya dikonversi sebagai EtO, sehingga kadar EtO sebesar 0,187 ppm setara dengan kadar 2-CE sebesar 0,34 ppm.

Sementara itu, di Indonesia telah mengatur Batas Maksimal Residu (BMR) 2-CE sebesar 85 ppm melalui Keputusan Kepala BPOM Nomor 229 Tahun 2022 tentang Pedoman Mitigasi Risiko Kesehatan Senyawa Etilen Oksida. Oleh karena itu, di Indonesia produk tersebut masih aman dikonsumsi, karena telah memenuhi persyaratan keamanan dan mutu produk sebelum diedarkan.

Di samping itu, Codex Allimentarius Commission (CAC) sebagai organisasi ineternasional di bawah naungan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebenarnya belum mengatur batas maksimal residu EtO, sehingga pengaturannya di setiap negara beragam.

 

Apa Sih EtO itu?

EtO (Etilen Oksida) adalah senyawa kimia yang digunakan untuk sterilisasi peralatan medis dan farmasi serta bahan-bahan lainnya yang tidak dapat disterilkan dengan metode sterilisasi lainnya seperti pemanasan atau radiasi. EtO bekerja dengan merusak DNA dari mikroorganisme dan mencegah reproduksi sel mereka, sehingga sterilisasi menjadi tercapai.

Namun, penggunaan EtO dalam sterilisasi memiliki potensi bahaya bagi kesehatan dan lingkungan. EtO dianggap sebagai bahan karsinogenik (penyebab kanker) oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan telah dikaitkan dengan berbagai jenis kanker, termasuk leukemia, kanker payudara, dan kanker limfoma.

Selain itu, EtO dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, tenggorokan, dan paru-paru jika terpapar dalam jangka waktu yang lama. Pekerja yang terpapar EtO dalam jangka waktu yang lama dapat mengalami gangguan kesehatan seperti masalah pernapasan, sakit kepala, mual, muntah, dan iritasi kulit.

Paparan EtO juga dapat menyebabkan pencemaran lingkungan dan berdampak pada kualitas udara dan air. Oleh karena itu, penggunaan EtO dalam sterilisasi harus dengan hati-hati dan dengan mengikuti aturan dan regulasi yang ketat untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Juga: 8 Penyakit Berbahaya Akibat Sering Mengonsumsi Mie Instan

Meski di Indonesia mengonsumsi mi instan jenis tersebut masih tergolong aman, tetapi alangkah baiknya kita lebih bijak dalam mengonsumsinya, ya.