Seruni.id – Fitnah kian dipertontonkan di mana-mana, mungkinkah ini menjadi salah satu pertanda akhir zaman? Lantas, bagaimanakah caranya agar keimanan tetap teguh di tengah zaman penuh fitnah ini?
Zaman Penuh Fitnah
Zaman penuh fitnah, menjadi ujian tersendiri bagi keimanan seorang Muslim dan Muslimah. Maka hendaknya kita tetap meyakini pada kebenaran Islam harus kita pegang erat. Namun, perlu kita ingat, ujian tak datang hanya sekali saja.
Ujian bisa datang berkali-kali, perlahan-lahan, bergelombang, namun dengan ujian yang berat. Oleh karena itu, semestinya kita tetap menjaga keimanan tetap teguh. Islam telah mengajarkan kita dengan membaca beberapa doa yang diajarkan oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.
Bahkan, beliau pun yang sudah dijamin masuk surge pun senantiasa memanjatkan doa kepada Allah SWT, yang membolak-balikkan hati agar diberikan kekuatan iman dalam setiap keadaan dan waktu.
Doa Agar Keimanan Tetap Teguh
Ibnu Abu Hatim mengatakan dari Ummu Salamah, bahwa Nabi SAW mengucapkan doa berikut:
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِى عَلَى دِينِكَ
“Yaa muqollibal qulub tsabbit qolbi ‘ala diinika “Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”
Kemudian membaca doa seperti yang tertuang dalam ayat berikut:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ
“Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau memberi petunjuk kepada kami; dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau, karena sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi (rahmat)” (Ali Imran: 8).
Doa yang Sering Rasulullah Ucapkan
Dari Asma binti Yazid ibnus Sakan menceritakan bahwa Rasulullah SAW seringkali mengucapkan doa berikut: “Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”
Ummu Salamah melanjutkan kisahnya, bahwa ia bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah hati itu benar-benar berbolak-balik?”
Rasulullah SAW. menjawab: “Ya, tidak sekali-kali Allah menciptakan seorang manusia melainkan hati manusia itu berada di antara dua jari (kekuasaan) Allah SWT. Jika Dia menghendaki untuk meluruskannya, maka Dia menjadikannya lurus. Dan jika Dia menghendaki untuk menyesatkannya, maka Dia menjadikannya sesat.”
“Kami memohon kepada Allah, Tuhan kami, semoga Dia tidak menjadikan hati kami sesat sesudah Dia memberinya petunjuk. Dan kami memohon kepada-Nya semoga Dia menganugerahkan kepada kami rahmat dari sisi-Nya, karena sesungguhnya Dia Maha Pemberi karunia.”
Ibnu Jarir meriwayatkannya pula dari Al-Musanna, dari Al-Hajjaj ibnu Minhal, dari Abdul Hamid ibnu Bahram dengan lafaz yang semisal. Aku (Ummu Salamah) berkata, “Wahai Rasulullah, maukah engkau mengajarkan kepadaku suatu doa yang aku panjatkan buat diriku sendiri?“
Rasulullah SAW. menjawab, “Baiklah. Ucapkanlah, Ya Allah, Tuhan Muhammad yang menjadi nabi, berilah daku ampun atas dosa-dosaku, lenyapkanlah luapan hatiku, dan lindungilah aku dari fitnah-fitnah yang menyesatkan.”
Dari Aisyah ra yang mengatakan bahwa doa yang sering dibaca oleh Rasulullah SAW adalah seperti berikut: “Ya Tuhan Yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku pada agama-Mu.”
Baca Juga: Edannya Zaman Ini
Siti Aisyah melanjutkan kisahnya, lalu ia bertanya, “Wahai Rasulullah, engkau sering sekali membaca doa ini.” Maka beliau Saw. menjawab: Tidak ada suatu hati pun melainkan ia berada di antara kedua jari (kekuasaan) Tuhan Yang Maha Pemurah. Jika Dia menghendaki meluruskannya, niscaya Dia membuatnya lurus; dan jika Dia menghendaki menyesatkannya, niscaya Dia membuatnya sesat.”