Di era generasi z saat ini, banyak orang yang menggembor-gemborkan tentang hard skills dan soft skills.
Di sekolah-sekolah tertentu juga banyak “menjual” hard skills dan soft skills sebagai salah satu program unggulan atau nilai plus yang mereka tanamkan di sekolahnya.
Nah, sebetulnya apa sih bedanya hard skills dan soft skills, dan mana yang lebih penting?
Hard skills adalah penguasaan atau keterampilan seseorang di bidang pengetahuan atau akademik. Contoh hard skills misalnya adalah seseorang yang menguasai ilmu kedokteran, ilmu komputer, bahasa asing, akunting, ekonomi, dan lain sebagainya yang pada akhirnya tertulis dalam ijazah dan gelar seseorang.
Sementara soft skills adalah keterampilan seseorang dalam hubungannya dengan inter personal dan intra personal. Yakni, bagaimana cara orang tersebut beradaptasi dengan orang atau lingkungan baru, bagaimana cara berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana cara seseorang menyelesaikan suatu masalah, bagaimana kemampuannya saat bekerja tim, bekerja di bawah tekanan, dan lain-lain yang mengarah kepada penguasaan diri seseorang baik kepada orang lain maupun kepada diri sendiri.
Jika di zaman dahulu, sebuah sekolah atau perusahaan lebih melihat siswa atau calon karyawan dari sisi hard skills saja, seperti nilai rata-rata rapor, nilai UN, atau IPK nya, maka di zaman ini sepertinya sudah tidak berlaku lagi.
Saat ini sekolah ataupun perusahaan lebih melihat 2 sisi, tidak hanya hard skills, tetapi juga soft skillsnya.
Selain nilai, tetapi juga dilihat pengalaman berorganisasi atau kepanitiaan di luar bidang akademiknya.
Mengapa demikian? Karena menurut beberapa pakar, sesungguhnya hard skills itu jauh lebih mudah dilatih dan diuprade melalui training intensif ataupun workshop dalam jangka waktu tertentu. Sementara soft skills, adalah sebuah kemampuan yang seharusnya sudah terlatih dalam diri seseorang, yang lebih sulit diuprade dalam waktu singkat.
Nah, dari pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa di zaman sekarang ini sudah tidak relevan lagi jika ada siswa atau mahasiswa yang sibuk mengurusi “nilai” saja, atau takut nilainya turun sehingga tidak mau ikut kegiatan apapun di luar akademik. Karena cv yang baik adalah tidak hanya berisi nilai akademik yang cemerlang, tetapi juga pengalaman organisasi atau kegiatan positif lain di luar akademik yang meningkatkan soft skills seseorang.
Jadi, menurut kamu, what is more important, hard skills or soft skills?
-Anggraini-