Hari Kesehatan Mental Sedunia: Sejarah, Tujuan, dan Tema

Hari Kesehatan Mental Sedunia: Sejarah, Tujuan, dan Tema
glaindonesia.org

Seruni.id – Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Maka dari itu, penting sekali untuk memperhatikan hal tersebut. Terlebih, mental yang sehat akan membuat pikiran menjadi lebih positif, sehingga akan berpengaruh terhadap kesehatan fisik. Karena menjadi hal yang patut diperhatikan, untuk itu, 10 Oktober dipilih sebagai Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Hari Kesehatan Mental Sedunia: Sejarah, Tujuan, dan Tema
glaindonesia.org

Tanggal tersebut dipilih bukan sekadar untuk diperngati saja, tapi bisa menjadi kesadaran bagi seluruh masyarakat untuk tidak mengabaikan mentalnya. Berikut Seruni telah merangkum sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia, lengkap tujuan, tema, serta cara memperingatinya. Simak di bawah ini, ya.

 

Sejarah Hari Kesehatan Mental Sedunia

Hari Kesehatan Mental Sedunia pertama kali muncul dan dicetuskan langsung oleh lembaga kesehatan dunia bernama World Federation of Mentah Health (WFMH). Hal ini berawal ketika kesehatan mental menjadi masalah yang krusial. Sehingga WFMH merasa perlu bertindak dalam skala gobal demi mengatasi krisis yang muncul di berbagai negara tersebut. Maka dari itu, tahun 1992, melalui itikad baik WFMH yang kala itu dipelopori oleh wakil sekretaris jendeal bernama Richard Hunter, dibentuklah Hari Kesehatan Mental Sedunia.

Hari Kesehatan Mental Sedunia memiliki tujuan yang mulai, yaitu untuk mengadvokasi dan mensosialisasikan tentang kesehatan mental secara keseluruhan. Di tiga tahun pertama peresmiannya, kampanye dilakukan melalui siaran televisi selama dua jam. Siaran tersebut berisikan penayangan pesan-pesan secara visual yang bersifat kemanusiaan untuk memberikan penjelasan betapa pentingnya menjaga kesehatan mental.

Upaya tersebut akhirnya membuahkan hasil yang baik. Sedikitnya 27 negara mengirimkan laporan umpan balik setelah adanya penayangan tersebut dan dibantu dengan kampanye nasional di Australia dan Inggris. Kampanye tidak berhenti sampai dis itu. Momentum tersebut masih terus dilanjutkan, anggota dewan WFMH di seluruh dunia pun mengatur rangkaian acara lain karena popularitasnya kian meroket di antara departemen pemerintah, organisasi, dan warga sipil.

Mulai 1995 dan seterusnya, Pan American Health Organization (PAHO) mengatur penerjemahan materi perencanaan kesehatan mental ke dalam bahasa Spanyol, Prancis, Rusia, India, Jepang, Cina, dan Arab agar makin banyak populasi dunia yang mengerti tentang pesan WFMH. Akibatnya, warga sipil mulai paham mengenai persepsi kesehatan mental dan menjadikannya identik dengan Hak Asasi Manusia (HAM).

 

Tema Hari Kesehatan Mental Sedunia

Setiap tahunnya peringatan Hari Kesehatan Mental Sedunia memiliki tema yang berbeda-beda. Adapun tema di tahun 2022 ini yaitu ‘Make Mental Health & Well Being fo ALL a Global Priority’. Tema tersebut dipilih berdasarkan pemungutan suara secara global, termasuk dari anggota WFMH, para pemangku kepentingan, dan pendukung.

Ada alasan tersendiri mengapa tema tersebut dipilih, salah satunya, karena ia memiliki makna kesejahteraan orang-orang dengan gangguan mental yang kurang beruntung, tidak hanya ditanggung oleh pemerintah saja, tapi juga masyarakat umum. Dengan begitu, setiap dari kita dituntut untuk peduli dengan kondisi mental. Terlebih di tengah pandemi saat ini.

 

Bagaimana Cara Memperingati Hari Kesehatan Mental Sedunia?

Tujuan diperingatinya Hari Kesehatan Mental Sedunia ini, yaitu demi meningkatkan kesadaran kesehatan mental bagi setiap manusia. Momen ini juga menjadi upaya untuk mendukung mereka yang mengalami penyakit atau gangguan mental.

Ada banyak sekali hal yang bisa kita lakukan untuk turut andil dalam hari peringatan tersebut. Berikut ini, Seruni punya beberapa ide kegiatan yang bisa kamu lakukan untuk memperingati hari tersebut, di antaranya:

1. Berpartisipasi dalam Event Online

Biasanya, bertepatan dengan Hari Kesehatan Mental Sedunia, ada beragam acara yang digelar secara online. Diselenggarakannya acara tersebut tentu saja untuk mendorong orang-orang agar dapat berkontribusi dalam menyebarkan kesadaran akan kesehatan mental.

2. Membentuk Forum Diskusi

Kegiatan berikutnya yaitu membuat forum diskusi, baik secara online maupun offline. Apalagi, kini banyak sekali platform yang bisa dimanfaatkan untuk menggelar diskusi online. Mulai dari ClubHouse, Zoom, Google Meet, dan lain sebagainya. Topik yang dibahas pun beraham, seperti stigma sosial tentang penyakit mental, diskriminasi penderita gangguan mental di lingkungan kerja, hingga kebijakan negara yang dianggap membatasi hak dan kesempatan orang-orang terstigmatisasi.

3. Meramaikan Media Sosial

Saat ini, wadah yang paling membantu untuk menyuarakan banyak hal adalah media sosial. Termasuk untuk menyebarkan kampanye terkait kesehatan mental. Melansir Health Assured kegiatan kampanye di media sosial dapat dilakukan dengan cara menuliskan tagar #worldmentalhealthday atau #harikesehatanmental dunia; mengikuti media sosial WFMH Global untuk memperoleh panduan kampanye; mengunggah foto dengan twibbon Hari Kesehatan Mental sedunia; menandatangani atau membuat petisi untuk meningkatkan kesejahteraan penderita gangguan mental di tempat kerja, lembaga pendidikan, atau forum sosial lainnya.

4. Berdonasi

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), penanganan dua penyakit mental paling umum di dunia, yaitu depresi dan kecemasan (anxiety) memakan biaya hingga 1 triliun dolar AS per tahun. Meskipun gangguan mental dapat diobati dengan biaya yang relatif rendah, namun ada kesenjangan antara orang-orang yang membutuhkan perawatan tetap besar.

Terlebih, cakupan pengobatan yang efektif untuk gangguan mental tertentu masih sangat rendah. Oleh karena itu, tidak ada salahnya untuk melakukan donasi ke organisasi nirlaba, rumah sakit, atau lembaga lainnya yang khusus bergerak dalam membantu penanganan gangguan kesehatan mental bagi orang-orang yang tidak memiliki akses perawatan.

Baca Juga:

Itulah sejarah singkat terbentuknya Hari Kesehatan Mental Sedunia. Semoga mental serta fisik kita selalu sehat, ya. Agar selalu bisa berpikir positif dan beraktivitas dengan lancar.