Berita  

Heboh! Ada Kartun yang Mengandung Unsur LGBT, Orangtua Harus Waspada

Heboh! Ada Kartun yang Mengandung Unsur LGBT, Orangtua Harus Waspada
youtube.cm/lellobeebahasaindonesia

Seruni.id – Lagi-lagi media sosial dihebohkan dengan kabar terkait LGBT yang kini kembali menyasar ke kalangan anak-anak. Kabarnya, ada kartun yang mengandung unsur LGBT (Lesbi, Gay, Biseksual, dan Transgender), yang tayang di salah satu stasiun televisi lokal yang kemudian viral di jagat dunia maya.

Terlihat, kartun tersebut biasa tayang di channel YouTube Kids melalui channel Lellobee City Farm itu tayang di sebuah kanal televisi swasta berbayar atau layanan media Over-The-Top (OTT). Dalam segmen video yang telah tersebar luas di kalangan netizen, terlihat seorang anak laki-laki yang mendapatkan pertolongan dari dua orang pria dewasa.

Heboh! Ada Kartun yang Mengandung Unsur LGBT, Orangtua Harus Waspada
youtube.com/lellobeebahasaindonesia

Namun, yang membuat netizen berpikir keras adalah, karena anak tersebut mengatakan, “Tapi papa dan ayahku siap membantu,”. Cuplikan video tersebut dianggap tidak sesuai dan tidak layak ditonton oleh anak-anak. Pasalnya, kemungkinan konten tersebut akan dengan mudah dipahami dan ditiru oleh mereka.

Berikut Seruni telah merangkum informasi selengkapnya:

 

1. Isi Cerita Tidak Pantas Disaksikan oleh Anak-anak

Seperti halnya animasi kartun pada umumnya, yang dikenal dengan lagu-lagu ceria yang ditujukan untuk anak-anak, kartun ini juga dimulai dengan lagu berjudul ‘Saat Kecelakaan Terjadi’ yang dilantunkan dalam basaha Indonesia.

Sesuai dengan judulnya, lirik lagu tersebut menceritakan kisah seorang anak yang tengah bersenang-senang di taman bermain. Namun, tiba-tiba saja ia tergelincir dan jatuh saat sedang asyik menaiki perosotan.

Setelah kejadian tersebut, terlihat bahwa anak itu merasa sedih dan menangis setelah terjatuh dari perosotan. Tidak lama berselang, muncullah dua pria dewasa yang dikenal sebagai papa dan ayah dari anak tersebut, datang untuk memberikan pertolongan.

“Mainannya menyenangkan ada kecelakaan aku jatuh. Aku sedih sekali rasanya sakit sekali, tapi papa dan ayahku siap bantu,” bunyi lirik yang mengiringi adegan dalam lagu anak-anak tersebut.

https://youtu.be/TcnRuuDEVSs

 

2. Disebut Sebagai Kartun yang Mengandung Unsur LGBT

Setelah Seruni melihat video tersebut secara utuh, awalnya memang tidak ada yang aneh. Namun, setelah sampai pada bagian anak laki-laki yang bermain perosotan, barulah terdengar lirik “Tapi papa dan ayahku siap membantu”. Lirik yang menggambarkan bahwa kedua lelaki dewasa yang membantu sang anak yang disebut papa dan ayah, diduga kuat adalah pasangan sesama jenis.

Keadaan ini tentu saja telah menimbulkan reaksi marah dan kegelisahan di kalangan netizen di dunia maya terhadap tayangan tersebut, yang dianggap memiliki elemen LGBT. Banyak dari mereka yang mengkritik tayangan ini, dengan alasan bahwa kontennya dianggap tidak sesuai untuk anak-anak karena bisa dengan mudah dipahami dan dicontoh oleh mereka.

“Anak-anak tuh cepat hafal lagu-lagu, takut banget, mana banyak orangtua yang bolehin anak nonton HP tanpa diawasi, malah sekarang tuh banyak yang nitipin anak ke HP, takutnya kalau anak-anak lihat ini jadi menganggap LGBT tuh normal,” komentar salah satu akun di media sosial.

 

3. Penting untuk Memperhatikan Tayangan Apa Saja yang Mengandung Unsur LGBT

Bukan hanya kartun yang mengandung unsur LGBT yang tengah menjadi perbincangan hangat netizen, para orangtua juga diingatkan untuk lebih waspada dan memeriksa ulang konten tayangan yang mereka berikan pada anak-anak.

Sebab, ada beberapa tayangan kartun yang semestinya menghibur dan memberikan edukasi pada anak-anak, justru bisa mengarah kepada pemahaman yang keliru dan mempengaruhi anak-anak terhadap konten yang diatayangkan.

Beberapa tayangan animasi kartun yang diduga memiliki unsur LGBT dan perlu diperhatikan oleh orangtua dalam pemilihan tayangan untuk anak-anak adalah sebagai berikut:

  • ‘Doc McStuffins’ mengisahkan pasangan lesbian.
  • ‘Elemental Forces of Nature’ mengisahkan karakter non-biner.
  • ‘Onward’ mengisahkan tentang gay.
  • ‘Steven Universe’ mengsahkan pernikahan LGBTQ+.
  • “The Loud House’ mengisahkan tentang pasangan gay.
  • ‘The Owl House’ mengisahkan tentang karakter non-biner.

 

4. Orangtua Harus Waspada

Cuplikan kartun yang mengandung unsur LGBT dan telah tayang di stasiun televisi lokal, membuat banyak netizen terutama yang merupakan orangtua, mendesak lembaga-lembaga terkait. Seperti Komisi Penyiaran Indonesia, Kementerian Komunikasi dan Informatika, hingga Komisi Perlindunga Anak Indonesia untuk segera bertindak tegas.

Kondisi ini membuat banyak orangtua merasa cemas dengan penyebaran LGBT di kalangan anak-anak saat ini. Apalagi, baru-baru ini terjadi peningkatan berita yang mengungkapkan tentang sekolah swasta di Jakarta yang menyediakan fasilitas toilet untuk gender netral.

Sebagai orangtua, penting bagi kita untuk tetap waspada dan memiliki kendali terhadap konten yang dapat diakses oleh anak-anak kita. Pasalnya, isu LGBT yang saat ini mulai masuk ke dalam lingkungan anak-anak dianggap kurang tepat, mengingat usia mereka yang masih sangat rentan terpengaruh.

Walau hanya dalam bentuk pesan halus dan durasi singkat, tayangan apa pun yang mencakup unsur LGBT sebaiknya tidak ditujukan kepada anak-anak. Hal ini disebabkan oleh ketidakpantasannya pada usia balita yang sangat rentan terpengaruh, bahkan hanya dari sekilas tampilan saja.

  • Di usia 2 tahun, si kecil akan mulai belajar menyadari perbedaan fisik yang ada pada laki-laki dan perempuan.
  • Pada usia 3 tahun, mereka mulai bisa melabeli dirinya itu laki-laki atau perempuan.
  • Di usia 4 tahun, pemahamannya terkait peran laki-laki dan perempuan juga sudah semakin terbentu.

Oleh karena alasan ini, tiap orangtua seharusnya memiliki hak dan kewenangan untuk memberi panduan kepada anak-anaknya mengenai perbedaan antara hal yang sesuai dan yang tidak, termasuk dalam hal pilihan tontonan yang akan mereka saksikan.

 

Tips Memilih Tayangan yang Aman untuk Anak-anak

Memilih tayangan yang aman untuk anak-anak, menjadi langkah penting dalam menjaga pengalaman hiburan mereka yang lebih positif dan mendidik. Berikut ada beberapa tips bagi orangtua dalam memilih tayangan yang cocok untuk anak-anak:

  1. Perhatikan rating usia: Setiap film dan program televisi memiliki rating yang menunjukkan kategori usia yang sesuai untuk penontonnya. Pilihlah tayangan dengan rating yang sesuai dengan usia anak.
  2. Baca ulasan orangtua: Sebelum memutuskan untuk menonton suatu tayangan bersama anak, carilah ulasan dari orangtua atau situs-situs yang mengulas konten anak-anak. Ulasan ini bisa memberikan gambaran tentang apakah tayangan tersebut cocok untuk anak-anak.
  3. Memahami isi tayangan: Luangkan waktu untuk memahami apa yang akan ditampilkan dalam tayangan tersebut. Pastikan tayangan tidak mengandung unsur-unsur yang tidak sesuai atau tidak pantas untuk anak-anak.
  4. Perhatikan nilai pendidikan: Pilihlah tayangan yang tidak hanya menghibur, tetapi juga memiliki nilai-nilai pendidikan positif. Tayangan yang mengajarkan moral, kerja sama, dan kebaikan bisa menjadi pilihan yang baik.
  5. Lihat trailernya terlebih dahulu: Jika memungkinkan, tonton trailernya terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk menonton secara keseluruhan. Ini membantu kamu mendapatkan gambaran lebih baik tentang konten tayangan.
  6. Pantau ineteraksi dan respons anak: Setelah menonton bersama anak, amati bagaimana mereka merespon tayangan tersebut. Jika mereka bertanya atau merasa terganggu dengan beberapa bagian, hal tersebut bisa menjadi pertanda bahwa tayangan tersebut mungkin tidak sesuai.
  7. Gunakan filter konten: Beberapa platform atau layanan streaming menyediakan opsi untuk mengaktifkan filter konten. Ini bisa membantu kamu untuk mengontrol tayangan yang bisa diakses oleh anak-anak.
  8. Lakukan diskusi usai menonton: Setelah menonton, lakukan diskusi singkat dengan anak tentang apa yang mereka lihat. Ini bisa membantu kamu menjelaskan atau mengklarifikasi konten yang mungkin mereka tidak pahami.
  9. Berkomunikasi dengan orangtua lain: Berbicaralah dengan orangtua lain dan bertukar informasi tentang tayangan yang aman dan cocok untuk anak-anak. Rekomendasi dari orangtua lain bisa menjadi panduan yang berguna.
  10. Perhatikan perkembangan anak: Ingatlah bahwa setiap anak memiliki tingkat perkembangan yang berbeda. Yang cocok untuk anak satu mungkin tidak cocok untuk anak lain. Perhatikan reaksi dan ketertarikan anak dalam memilih tayangan.

Baca Juga: Tampilkan Konten LGBT, Animasi Lightyear Dicekal 14 Negara

Tersebarnya video kartun yang mengandung unsur LGBT tersebut, tentu membuat orangtua harus lebih waspada lagi dalam memilih tontonan untuk anak-anak. Semoga dengan memperhatikan tips di atas, kamu bisa membantu menjaga pengalaman tontonan anak-anak menjadi positif, mendidik, dan sesuai dengan nilai-nilai yang ingin kamu ajarkan kepada mereka.