Heboh! Remaja 16 Tahun Menikah dengan Wanita 41 Tahun

Heboh! Remaja 16 Tahun Menikah dengan Wanita 41 Tahun yang Juga Teman Ibunya
instagram.com/birunyarina

Seruni.id – Kisah cinta tak biasa datang dari Desa Bekut, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat. Di mana seorang remaja 16 tahun membuat keputusan yang kontroversial untuk menikahi seorang wanita yang usianya jauh lebih tua.

Mereka adalah Kevin (16) dan Mariana (41). Perbedaan usia yang terpaut 25 tahun itu, telah mengundang perhatian luas dari masyarakat dan menjadi sorotan di media sosial. Terlebih, Kevin menikah dengan teman ibunya.

Heboh! Remaja 16 Tahun Menikah dengan Wanita 41 Tahun yang Juga Teman Ibunya
instagram.com/birunyarina

Sebelum menikah, Kevin dan Mariana rupanya telah menjalin hubungan asmara sejak dua bulan lalu. Sebenarnya, mereka sudah sama-sama saling mengenal sejak Kevin masih berusia 12 tahun.

“Kenal awalnya sejak Kevin kecil, waktu anak-anak dia suka ke warung saya, beli snack. Awal biasa saja karena tetanggan,” ucap Mariana seperti yang Seruni kutip dari akun Instagram @Birunyarina.

Mariana bercerita bahwa Kevin merupakan anak dari sahabatnya, Lisa. Mereka tinggal di kampung yang sama dan berdekatan hanya beda beberapa rumah saja.

“Lisa ini sahabat saya, teman curhat, sekitar dua tahun lebih kenalnya. Tinggalnya dekat dengan rumah, masih satu kampung beda beberapa rumah saja,” sambungnya.

Mariana sendiri tak menyangka jika dirinya bisa menikah dengan remaja 16 tahun, yang merupakan anak sahabatnya sendiri. Ia pun menegaskan, bahwa pernikahan yang terjadi merupakan keinginan keduanya.

“Tidak menyangka bisa menikah dengan Kevin, tapi benar kami ingin nikah karena niat menjalani hidup bersama, urusan besa umur itu kami tidak peduli,” tuturnya.

 

Fenomena Pernikahan Beda Usia Menurut Psikolog

Pernikahan remaja 16 tahun dengan wanita yang usianya jauh lebih tua, tentu menjadi kabar yang mengejutkan bagi publik. Meskipun hal ini memang sudah sering terjadi. Seperti yang terdahulu, di mana pria Sumatera Selatan, bernama Selamet Riyadi yang kala itu masih berusia 16 tahun dan menikah dengan seorang nenek berusia 71 tahun.

Kemudian ada pula Andi Dafran, lelaki berusia 24 tahun yang menikah dengan Andi Rosmiati Untung, perempuan 55 tahun di Sulawesi Selatan. Lantas, bagaimanakah pandangan dari sisi psikologis mengenai fenomena unik ini?

Mengutip dari laman Suara.com, seorang psikolog dari Klinik Pelangi, Irene Raflesia, M.Psi mengatakan, bahwa hubungan serius seperti pernikahan umumnya dilandasi oleh rasa cinta dan kenyamanan.

“Kita tidak dapat mengendalikan kepada siapa kita akan jatuh cinta, termasuk bila kita jatuh cinta pada pasangan yang memiliki rentang usia yang terpaut jauh. Sah-sah saja jika menikahi perempuan yang usianya jauh lebih tua walau mungkin stigma masyarakat kita masih memandang hal ini sebagai suatu yang unik,” ungkapnya.

Ia menambahkan, wanita memang umumnya relatif lebih cepat matang dibanding pria. Irene mencatut hasil studi dari Newscastle University, UK (2018) yang mengungkapkan bahwa kematangan dicapai lebih dulu oleh perempuan dibanding laki-laki, khususnya pada area kognitif dan emosi sepanjang masa kanak-kanak dan remaja.

“Hal ini berarti walau perempuan dan laki-laki bisa saja seumur, tingkat kematangan mentalnya bisa saja berbeda. Laki-laki bisa saja merasa lebih nyaman dengan sosok perempuan yang usianya lebih tua. Hal ini mungkin diakibatkan oleh adanya asumsi bahwa semakin meningkat usia perempuan maka tingkat kematangan mentalnya pun turut bertambah,” urainya.

Meski begitu, tambahnya, hal tersebut tak melulu benar karena kaitan antara usia dan tingkat kematangan memiliki sifat yang relatif. “Artinya, tidak selalu perempuan yang usianya lebih tua memiliki tingkat kedewasaan lebih tinggi daripada laki-laki,” tambah Irene.

 

Dampak Jika Pria Menikah dengan Wanita yang Usianya Jauh Lebih Tua

Pernikahan remaja 16 tahun dengan wanita yang usianya jauh di atasnya, rupanya bisa memiliki dampak yang kompleks dan beragam. Baik dari sisi psikologis maupun sosial. Beberapa dampak yang mungkin terjadi, di antaranya:

1. Perbedaan Tahap Hidup dan Perkembangan

Perbedaan usia yang mencolok dapat menyebabkan perbedaan dalam tahap hidup dan perkembangan antara pasangan. Pria remaja mungkin sedang berada di tahap eksplorasi dan belajar, sementara wanita yang lebih tua mungkin telah melewati tahap-tahap tersebut. Perbedaan ini dapat mempengaruhi kesesuaian dan kebutuhan emosional serta harapan dalam pernikahan.

2. Ketidakcocokan Kematangan Emosional

Pria remaja dan wanita yang lebih tua mungkin memiliki tingkat kematangan emosional yang berbeda. Hal ini bisa berdampak pada kemampuan mereka untuk menghadapi konflik, mengatasi masalah, dan beradaptasi dalam hubungan perkawinan.

3. Dinamika Kekuasaan dan Peran

Perbedaan usia yang mencolok juga dapat mempengaruhi dinamika kekuasaan dan peran dalam hubungan. Wanita yang lebih tua mungkin memiliki pengalaman hidup yang lebih banyak dan memegang peran dominan dalam pernikahan, sementara pria remaja mungkin merasa kurang percaya diri atau merasa tertekan.

4. Tekanan Sosial dan Stigma

Pernikahan dengan perbedaan usia yang mencolok sering kali mendapat tekanan sosial dan menghadapi stigma dari masyarakat. Pasangan ini mungkin dihadapkan pada prasangka dan stereotipe negatif, yang dapat mempengaruhi kesejahteraan psikologis mereka.

5. Kesulitan dalam Komunikasi

Komunikasi yang efektif sangat penting dalam setiap pernikahan. Perbedaan usia yang signifikan dapat menyulitkan pasangan untuk saling memahami, terutama jika ada perbedaan dalam bahasa dan referensi budaya.

6. Perbedaan Tujuan dan Harapan

Pria remaja dan wanita yang lebih tua mungkin memiliki tujuan hidup dan harapan yang berbeda dalam pernikahan. Perbedaan ini bisa menyebabkan konflik dan ketidakselarasan dalam rencana masa depan mereka.

7. Kehidupan Seksual

Perbedaan usia dapat mempengaruhi kehidupan seksual pasangan. Perbedaan dalam tingkat energi dan dorongan seksual bisa menjadi masalah yang perlu diatasi.

Penting untuk diingat bahwa dampak-dampak ini dapat bervariasi tergantung pada kondisi individual pasangan, tingkat kematangan, komunikasi yang baik, dan dukungan sosial.

Baca Juga: 3 Ide Pernikahan Low Budget dan Tetap Berkesan

Jika ada perbedaan usia yang signifikan dalam pernikahan, penting untuk mencari bantuan profesional, seperti konselor perkawinan atau terapis, untuk membantu pasangan mengatasi tantangan dan membangun hubungan yang sehat dan bahagia.