Seruni.id – Kamu salah satu yang turut serta dalam Aksi Damai 212? Atau ikut mendoakan dari jauh untuk memperjuangkan kebenaran? Lantas, bagaimana rasanya saat Immanuel Ebenezer menyebut jika peserta aksi 212 yang tertib dan damai itu sebagai wisatawan, bahkan dengan sesumbar ia menyebutkan jika 212 adalah kelompok penghamba uang?
“Ini ‘kan kelompok penghamba uang semua nih, tuan-tuan mereka ‘kan duit, kita tahu sekali tuan-tuan mereka duit, mereka hanya diperintah oleh duit, kalau tidak ada duitnya, saya yakin gak ada,” ucap Immanuel di salah satu acara televisi.
Padahal, bisa kita lihat dengan jelas bagaimana ketulusan para peserta aksi, bahkan jauh sebelum mereka tiba di Monas. Para santri dari Ciamis pun datang dengan berjalan kaki saat itu untuk menuntut keadilan, karena bus mereka tidak diizinkan untuk berangkat.
Warga Jawa Barat di sepanjang jalan yang dilalui para santri pun bahu-membahu memberikan makanan dan minuman menggunakan uang dari kantong mereka sendiri.
Dan ketika tiba di lokasi, berbondong-bondong orang menawarkan makanan, tapi peserta aksi tidak berebut, bahkan mempersilakan yang lain untuk mengambilnya.
Ketika sudah selesai aksi pun tidak ada pembagian amplop sebagaimana pada umumnya terjadi ketika partai politik yang menjadi penyelenggara. Mereka kembali dengan tertib tanpa merusak fasilitas umum yang dilalui.
Bagi mereka yang tidak ada iman di dalam hati, pasti akan kesulitan untuk mencerna ini semua. Bagaimana mungkin jutaan orang datang berkumpul? Siapa gerangan yang membayar mereka semua? Dia yang akalnya tertutupi oleh kesombongan, nuraninya disesaki oleh kebencian, tidak akan mampu menjawabnya.
Andai mau jujur, Immanuel Ebenezer akan tahu aksi mana yang sebenarnya dihadiri para penghamba uang, jika dia mengingat kembali betapa mengerikannya aksi yang dilaksanakan oleh sejumlah politisi untuk menandingi aksi superdamai 212 saat itu.
View this post on Instagram
Akhirnya, seorang warga bernama Eka Gumilar pun melaporkan Immanuel Ebenezer ke Polda Metro Jaya.
“Kami melaporkan Saudara Immanuel Ebenezer hari ini, karena kami nilai sangat menyakitkan perasaan umat muslim, khususnya umat peserta aksi 212. Beliau mengatakan bahwa umat 212 itu penghamba uang, dan tuan-tuannya adalah uang. Ini sangat menyakiti hati umat 212. Saya kira kegiatan (212) ini enggak ada yang bisa biayai jutaan orang yang ada, membayar pesawatnya, hotelnya, dan sebagainya. Saya kira ini jangan mengada-ada lah,” kata Eka Gumilar, Senin (4/2/2019).
Baca Juga: Sejumlah Selebriti Ramaikan Reuni 212
“Tindakan kami melaporkan (Immanuel Ebenezer) adalah tindakan baik, agar hal-hal yang memang menyinggung perasaan, fitnah seperti ini dilaporkan sesuai anjuran Presiden. Jika ada bukti, ada tindak pidana, kita harus laporkan. Untuk itulah kita laporkan ini,” sambungnya.
“Mungkin Saudara Immanuel lupa bahwa 212 bukan hanya umat Muslim. Banyak juga non-Muslim yang ikut aksi itu, terlebih Pak Jokowi juga hadir dalam aksi 212 pada waktu itu. Dan salah satu penyemangat ekonomi kerakyatan kebetulan juga beliau pada waktu itu pada acara deklarasi kooperasi, ada KH Ma’ruf Amin. Jadi banyak sekali hal yang ketika diucapkan sebagai alumni 212 itu penghamba uang, kenapa tokoh-tokoh seperti beliau, tokoh-tokoh ulama besar hadir di acara aksi 212,” tutup Eka.