Seruni – Perang dingin antara pasangan Atalarik Syach dan Tsania Marwa masih terus berlangsung. Tak hanya sekadar berpisah saja, mereka juga mempermasalahkan tentang hak asuh anak.
Ya, sejak bulan Maret lalu hingga saat ini, perempuan berdarah Arab tersebut tak bisa mendapatkan haknya sebagai seorang ibu, untuk bertemu kedua anaknya, Syarif Muhammad Fajri (4) dan Aisyah Shabira (2).
Marwa pun mengadu ke Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) agar dapat bertemu anaknya kembali. Namun, beberapa kali dilakukan pemanggilan, Arik tak kunjung datang ke KPAI.
“Saya sudah berkirim surat sebagai kuasa hukum menyampaikan alasan ketidakhadiran saudara Atalarik. Alhamdulillah hari ini saya dan KPAI ada semacam kata sepakat ya. Bahwa Atalarik pada dasarnya tidak berkeberatan kapan saja untuk (Marwa) bertemu dengan anak, asalkan diatur waktu sebaik-baiknya,” ucap kuasa hukum Arik, Junaidi, ketika dihubungi, Rabu (10/5).
Junaidi menambahkan, agar pesinetron berusia 26 tahun itu dapat bertemu dengan anaknya, ada beberapa syarat yang perlu disepakati antara Marwa dan Arik.
“Pertama, pertemuan tersebut seandainya terjadi nanti, antara Marwah dan Atalarik dengan anak di mediasi oleh KPAI, pertemuan tersebut harus steril dari media,” katanya.
Bahkan kata Junaidi, waktu dan tempat mediasi berlangsung diharapkan tidak diketahui awak media. Sehingga mediasi yang dilakukan mereka bisa tetap berjalan lancar.
Namun Junaidi berjanji, akan memberikan informasi tersebut, jika mediasi telah usai dilakukan Tsania, Arik, anak-anaknya dan KPAI.
“Para pihak sesudah pertemuan tersebut boleh menyampaikan ke media tentang hasil-hasilnya, itu yang pertama. Sesuai dengan aturan undang-undang perlindungan anak, Komisi Penyiaran Indonesia, ada undang-undang lain,” lanjutnya.
Pemain sinetron ‘Catatan Hati Seorang Istri’ itu juga meminta agar pada mediasi nantinya, tidak ada pembahasan lain selain soal anak.
“Kedua, kita ada kata sepakat, pertemuan nanti hanya fokus untuk soal akses bertemu anak saja. Tidak menyangkut hal-hal lain yang berproses di pengadilan agama,” tuturnya.
Junaidi hingga kini belum bisa memastikan kapan mediasi itu akan dilakukan. Apalagi, Arik dan Tsania sama-sama tengah disibukkan dengan jadwal syuting sinetron.
“Saya enggak tahu juga. Itu tergantung kesepakatan Marwa, Atalarik dan KPAI yang buat jadwal. Saya pun bila diperlukan hadir, bila tidak diperlukan ya tidak hadir,” tandasnya.
Kisah cinta Marwa dan Arik bermula ketika mereka berada di dalam suatu produksi sinetron. Lima tahun berumah tangga, Arik dan Marwa dikenal sebagai pasangan harmonis yang jauh dari gosip rumah tangga.
Pernikahan mereka sudah dikaruniai dua orang anak, Syarif Muhammad Fajri (4) dan Aisyah Syabira (2).
Hingga akhirnya, secara mengejutkan Marwa menggugat sang suami ke Pengadilan Agama Cibinong pada tanggal 14 Maret lalu dengan alasan mengalami tekanan batin selama berumahtangga dengan Arik.
Mirisnya, akibat gugatan cerai tersebut, perempuan berdarah Arab itu tak lagi mendapatkan akses untuk bertemu dengan kedua buah hatinya selama kurang lebih 2 bulan ini.