Seruni.id – Hidup bertetangga memang menyenangkan. Sebab, kita memang tidak bisa hidup sendirian, kita butuh bersosialisasi dan interaksi dengan orang lain, salah satunya dengan tetangga. Banyak sekali sifat-sifat tetangga yang unik, mulai dari tetangga yang baik, kepo, hingga tetangga julid. Berbicara tentang tetangga julid, tak sedikit orang yang pusing memikirkan harus bagaimana menyikapi mereka.
Tak jarang pula ada yang menanggapi nyinyirannya, berdebat, lantas tak akur lagi. Bahkan, ada pula yang memikirkan hal tersebut sampai tak nafsu makan dan tak nyenyak tidur. Padahal, kamu bisa menyikapi tetangga julid dengan bijak, loh. Berikut Seruni telah merangkum beberapa caranya. Simak baik-baik, ya.
1. Jangan Terlalu Sering Berinteraksi
Agar tidak terjadi pertengkaran atau emosi negatif dengan tetangga julid, lebih baik hindarilah interaksi yang berlebihan. Sebab, hal tersebut hanya akan menguras emosi dan membuang-buang waktu. Ada baiknya, kamu juga bisa memilih saat hendak bertetangga. Sebisa mungkin cobalah menjalin kedekatan dengan mereka yang benar-benar baik dan memberi energi positif.
2. Menutup Telinga
Cara menghadapi tetangga julid berikutnya yaitu dengan menutup telinga rapat-rapat alias jangan pedulikan apa yang mereka katakan. Sehingga mereka akan pusing harus menyinyirkan apa lagi. Ibaratnya, sudah nyinyir A, tidak digubris, B tidak digubris dan seterusnya. Tidak mempedulikan nyinyiran mereka dan tetap hidup santai, akan membuat mereka lelah dan berhenti dengan sendirinya. Jadi, kamu tidak perlu membalasnya.
3. Jika Sangat Menganggu, Katakan Secara Langsung
Kalau kamu sudah sangat terganggu, tak ada salahnya kok untuk memberitahukan apa yang kamu rasakan secara langsung. Ungkapkan dengan jelas jika kamu merasa sakit hati dengan sikap atau ucapannya. Hal ini agar mereka tidak lagi sembarangan dan semena-mena denganmu. Sebab, orang seperti itu memang harus diberi pelajaran. Dia akan menganggap kamu sebagai sasaran empuk untuk dikomentari jika terus diam saja dan seolah menerima semua perkataannya.
4. Berprinsip
Walaupun tidak semua, tapi ada beberapa orang yang ketika diganggu oleh tetangga julid, ia akan terpaksa memenuhi tuntutan tersebut. Misal, cara berpakaian. Ketika kita berpakaian sesuai kemampuan kita, kemudian mendapatkan komentar negatif dari tetangga, tetaplah berprinsip bahwa hakikatnya berpakaian berfungsi untuk menutup aurat serta menjaga diri. Bukan untuk memanjakan mata mereka.
5. Memperlakukan Mereka Seperti Biasa
Ada beberapa orang yang mungkin ketika berhadapan dengan tetangga julid mereka akan menutup diri, merendahkan diri sendiri, serta menjadi enggan bergaul. Bahkan, kebanyakan dari mereka menjadikan itu sebagai tujuannya. Daripada melakukan hal demikian, sebaiknya berprilakulah seperti biasa kepada mereka. Tetap tersenyum, bertegur sapa, dan bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Biarkan mereka lelah dan berhenti dengan sendirinya.
6. Bantu Mereka Ketika Sedang Kesulitan
Ada kalanya seseorang mendapatkan cobaan dan membutuhkan bantuan orang lain. Seperti kata orang, jika sedang senang, banyak orang yang menganggap kita teman. Namun, ketika susah, semua tutup muka seolah tak mengenal sama sekali. Jadi, ketika kita melihat tetangga sedang kesusahan, cobalah bantu mereka dengan ikhlas tanpa pamrih. Selain bisa membuatnya mengingat kesalahannya, mereka juga akan menyesal dengan sendirinya.
7. Tidak Perlu Membalas
Tetangga julid tidak perlu kamu balas dengan hal seruba. Misalnya dengan mencari-cari keburukannya hanya untuk membuat dirimu merasa lega. Hal tersebut justru memperlihatkan bahwa kamu tak ada beda dengannya. Jadilah pribadi yang jauh lebih baik dengan menunjukkan bahwa kamu tetap bisa sukses meski mereka kerap melemparkan komentar negatif tentangmu. Tak perlu tertekan bahkan merasa stres. Jadikan hal tersebut sebagai motivasi yang bisa menyemangatimu.
Baca Juga: Kisah Anak Sopir Angkot, Balas Hinaan Tetangga dengan Prestasi
Karakter tetangga memang ada-ada saja. Termasuk juga tetangga julid yang sering sok tahu soal kehidupan kita. Hal ini biasa banget ditemui dalam kehidupan bersosial. Kita lah yang harus pandai menentukan sikap agar gak khilaf dan terpancing emosi. Setuju?