Seruni.id – Wanita merupakan sebuah karya indah Allah. Keindahan yang harus dijaga salah satunya dengan kewajiban menutup aurat. Selain itu, wanita harus bisa menjaga dirinya dalam pergaulan. Sungguh wanita yang menjaga kehormatannya merupakan wanita yang mulia dan nyata keindahannya.
Berikut merupakan kisah seorang wanita yang berhasil menjaga kehormatannya. Akan dapat dirasakan betapa Allah sayang dengan wanita yang seperti itu. Yuks simak kisah berikut ya, Ladies.
Doa wanita yang menjaga kehormatannya
Di sebuah desa kecil, orang-orang melihat seorang tukang pandai besi sedang membakar lempengan-lempengan besi di dalam api, hingga menjadi seperti bara, karena terlalu panasnya. Kemudian, ia memegang dengan tangannya langsung tanpa pelindung. Orang-orang menyaksikan hal tersebut dengan penuh rasa heran, bagaimana bisa ia memegang besi panas tanpa membakar tangannya?
Mereka pun bertanya kepadanya: Beritahukanlah kepada kami bagaimana kamu bisa melakukan hal tersebut?
Ia menjawab: Ini berkah doa seorang wanita solehah yang menjaga kehormatan dirinya.
Mereka bertanya: Bagaimana kisahnya?
Ia bertutur: Saya pernah menjadi pedagang dan membuka toko di desa kecil seperti ini. Di desa tersebut sebagian besar penduduknya hidup miskin. Hartaku waktu itu banyak dan barang daganganku laku keras. Kemudian datang kepadaku seorang wanita janda, tetanggaku. Wanita ini punya beberapa anak yatim.
Baca juga: 8 Sifat Alami Dari Wanita yang Harus Diketahui
Ia miskin tetapi sangat cantik. Ia bermaksud meminjam uang untuk menghidupi anak-anaknya, lalu saya bersedia memberinya pinjaman dengan syarat dia mau menyerahkan dirinya kepadaku. Tetapi ia marah dan nyaris memukul dan memakiku. Kemudian ia kembali marah sambil mengeluarkan kata-kata yang tidak saya pahami.
Ia pun pergi dan mencari orang yang mau memberinya pinjaman untuk menutupi kebutuhannya dan keperluan anak-anaknya yang masih kecil, tetapi tidak mendapatkannya.
Beberapa hari kemudian, ia kembali lagi kepadaku karena terpaksa dan tampak kesedihan dan kegalauan di wajahnya, lalu ia berkata kepadaku: Wahai Abu Yusri, takutlah kepada Allah dan belaskasihanilah kelemahanku. Saya menjawab: Kecuali kamu mau menyerahkan dirimu kepadaku. Tetapi ia tetap menolak.
Ia pun bersabar beberapa hari. Karena tidak menemukan orang yang mau memenuhi permintaannya, akhirnya ia kembali lagi kepadaku karena terpaksa dengan perkataan yang tercekat di tenggorokannya. Ia berdiri di pintu tokoku sambil menangis dan berkata:Takutlah kepada Allah, wahai Abu Yusri, dan belaskasihanilah kelemahanku karena anak-anak nyaris mati kelaparan.
Tetapi saya tetap mengatakan: Kamu harus menyerahkan dirimu kepadaku. Kemudian ia menangis dengan keras, tetapi ia berada di bawah tekanan kebutuhan, ketidakberdayaan dan kelaparan, hingga ia mau menerima permintaanku. Lalu saya katakan kepadanya:Masuklah ke gudang agar tidak ada seorang pun yang melihat kita. Kemudian saya menutup semua pintu dan bersiap diri untuk melakukannya.
Tetapi ia bertanya: Apkah kamu sudah menutup semua pintu dengan baik wahai Abu Yusri? Saya jawab: Sudah. Semua pintu sudah saya tutup dengan kuat. Ia berkata: Ada satu pintu yang belum kamu tutup. Saya bertanya: Pintu yang mana?
Ia menjawab: Pintu Allah. Sesungguhnya kamu tidak bisa menutupnya. Sesungguhnya pintu itu adalah Allah yang selalu melihatmu ketika kamu melanggar larangan-larangan-Nya, bahkan Dia lebih dekat kepadamu dari urat leher, dan Dia pasti menanyakan perbuatanmu kepadaku di hari kiamat nanti.
Kemudian syahwat di sekujur badanku langsung dingin dan padam. Lalu saya memohon ampunan kepada Allah dan saya membatalkan niat jahatku, lalu saya berkata kepadanya: Wahai saudaraku, ambillah uang sesukamu dan berdoalah kepada Allah untukku dan rahasiakanlah kejadian ini.
Baca juga: Jadilah Wanita yang Berkualitas dengan 3B
Kemudian wanita itu merasa sangat gembira dan mengangkat kedua tangannya ke langit sambil berdoa: Ya Allah, haramkanlah api untuk menyentuhnya di dunia dan di akhirat. Kemudian wanita itu mengambil kebutuhannya, lalu bersyukur dan keluar meninggalkan toko.
Apa yang kalian lihat ini adalah berkah doanya yang bermanfaat bagiku di dunia, sehingga bisa memegang besi panas tanpa terbakar. Saya memohon kepada Allah, semoga doanya.
“Diterjemahkan dari “Zad al-Murabbin”, Ibrahim Badr Syihab al-Khalidi. Oleh Aunur Rafiq Saleh Tamhid,”