8 Keutamaan Berbakti Kepada Orangtua

behijab.com

Seruni.id – Islam tidak hanya mengatur hubungan manusia dengan Allah saja (Hablun Minallah), namun juga mengatur hubungan antar manusia dengan manusia lainnya (Hablun Minannas). Hablun minannas yang pertama dan paling utama bagi setiap Muslim adalah berbakti kepada orangtua.

pasberita.com

Begitu besarnya kedudukan berbakti pada orangtua, hingga Allah menghubungkan hak-Nya dengan hak orangtua. Perlu kita ketahui, bahwa berbakti dengan orangtua, memiliki banyak keutamaan. Berikut delapan keutamaannya:

Amalan yang Paling Utama

Berbakti kepada orangtua merupakan salah satu amalan yang paling utama. Abdullah bin Masud radhiyallahu’anhu berkata,

“Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu alaihi wasallam, “Amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Salat pada waktunya.” Aku melanjutkan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orangtua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Berpahala Hijrah

Keutamaan berbakti kepada orangtua berikutnya juga bernilai sama seperti hijarh. Ada seorang yang berniat berhijrah ke Madinah, namun Rasulullah justru memerintahkannnya untuk tetap tinggal di negerinya dalam rangka berbakti kepada kedua orangtuanya.

Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata “Saya berbai’at kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau bertanya, “Apakah salah satu orangtuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka, apakah kamu masih akan mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).

Doanya Akan Terkabul

Tidak hanya setara dengan dengan pahala hijarah, berbakti kepada kedua orangtua secara tulus, akan membuat doa-doa yang kita layangkan akan terkabul. Salim bin Ayyub pernah bercerita,

“Aku pernah mengadakan perjalanan ke kota Ray, ketika itu usiaku 20 tahun. Di sana aku menghadiri suatu majelis dengan seorang syaikh yang sedang mengajar. Syaikh itu berkata kepadaku, ‘Maju dan bacalah.’ Aku berusaha membacanya tetapi aku tidak bisa. Lidahku kelu.

Ia bertanya, ‘Apakah kamu punya ibu?’

Aku menjawab, ‘Ya.’

Syaikh berkata, ‘Kalau begitu, mintalah ia supaya mendoakanmu agar Allah menganugerahkanmu Al-Qur`anul-Karim dan ilmu.’

Lantas, aku pulang menemui ibuku dan memintanya berdoa. Maka ia berdoa untukku. Setelah tumbuh dewasa, suatu ketika aku pergi ke Baghdad. Di sana aku belajar bahasa Arab dan fikih, kemudian aku kembali ke kota Ray.

Ketika aku sedang berada di Masjid Al-Jami’ mempelajari kitab Mukhtashar Al-Muzani, tiba-tiba Asy-syaikh datang dan mengucapkan salam kepada kami sedangkan ia tidak mengenaliku. Ia mendengarkan perkataan kami, tetapi tidak tahu apa yang kami ucapkan, kemudian ia bertanya, ‘Kapan ia belajar seperti ini?’ Maka aku ingin mengatakan seperti yang ia ucapkan dahulu, ‘Jika engkau punya Ibu, katakan kepadanya agar ia berdoa untukmu.’ Akan tetapi aku malu kepadanya.”

Lihatlah Saudariku, betapa mustajabnya doa seorang ibu. Lalu, mengapa kita justru khawatir akan doa kita yang tidak akan terkabul? Mengapa terkadang kita masih merasa kesulitan memahami suatu ilmu padahal ada seorang Ibu di samping kita?

Amalannya Akan Diterima

Seseorang yang berbakti dengan orangtuanya, maka amalannya akan diterima. Diterimanya amal bukan hanya mendatangkan bahagia di dunia saja, namun juga di akhirat. Ibnu Umar Radhiyallahu’anhu mengatakan,

“Jika aku tahu bahwasanya aku punya salat yang diterima, pasti aku bersandar kepada hal itu. Barangsiapa yang berbakti kepada kedua orangtuanya, sesungguhnya Allah menerima amalnya.”

Dipanjangkan Umur, dan Ditambahkan Rezeki

Diantara keutamaan berbakti kepada kedua orangtua adalah sama dengan keutamaan silaturahim yakni dipanjangkan umur dan ditambah rezekinya. “Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orangtuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad).

Mendapatkan Ridha Allah

Tentunya kita sudah sering mendengar bahwa ‘ridha orangtua adalah ridhanya Allah’. Kalimat tersebut terdapat di dalam sebuah hadist hasan:

Dari Abdullah bin ’Amru radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ridha Allah tergantung pada ridha orang tua dan murka Allah tergantung pada murka orang tua” (Hasan. at-Tirmidzi)

Ketika kita berbuat baik kepada orangtua dan orangtua ridha atas segala yang kita lakukan, maka secara otomatis Allah pun akan meridhai hidup kita.

Dihapuskan Dosa Besarnya

Memiliki dosa besar juga dapat dihapuskan dengan berbakti kepada orangtua, sebagaiaman yang telah disebutkan dalam kisah berikut:

Seorang laki-laki mendatangi Nabi shallallahu ‘alaih wa sallam lalu berkata, “Wahai Rasulullah, aku telah melakukan dosa besar. Apakah ada taubat untukku?” Nabi bertanya, “Apakah engkau memiliki seorang Ibu?” Laki-laki itu menjawab, “Tidak.” Nabi bertanya lagi, “Apakah engkau memiliki seorang bibi?” Ia menjawab, “Ya. “ Nabi bersabda, “Berbaktilah kepadanya.” (HR. Ibnu Hibban)

Tiket Menuju ke Surga

Berbakti dengan orangtua menjadi tiket menuju surga yang bisa kita raih. Dalam sebuah hadist diistilahkan orangtua adalah “ausathu abwaabil jannah” pintu surga yang tengah-tengah. Rasulullah shallalahu’alaihi wa sallam bersabda,

“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, maka sia-siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk mendapatkan pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Itulah delapan keutamaan berbakti kepada kedua orangtua yang seharunya bisa kita renungkan baik-baik. Karena, sesungguhnya, berbakti kepada orangtua merupakan salah satu sebab dihapuskannya dosa besar, diterimanya amal, serta sebab kebahagiaan duna-akhirat.

[su_box title=”Baca Juga” style=”glass”]
Mana yang Harus Didahulukan, Mematuhi Suami atau Orangtua?
[/su_box]

Setelah melihat keutamaan di atas, serta generasi-generasi pendahulu yang saleh, lantas, masih adakah penghalang bagi kita untuk menaati kedua orangtua? Semoga kita diberi taufiq serta hidayah untuk senantiasa dapat berbakti kepada orangtua. Aamiin.