Seruni.id – Kita telah mengetahui bahwa Bulan Sya’ban termasuk salah satu bulan yang agung dalam pandangan syara’. Rasulullah SAW memuliakan bulan Sya’ban dengan menambah aktivitas ibadah. Sehingga menambahkan ibadah pada bulan Sya’ban sangat dianjurkan sebagaimana diterangkan dalam hadits sahih.
Apabila pada hari-hari bulan Sya’ban dianjurkan meningkatkan ibadah dan kebajikan, maka pada malam nisfu Sya’ban lebih dianjurkan lagi karena terdapat banyak hadits yang diriwayatkan dari Nabi SAW tentang keutamaan malam nisfu Sya’ban melebihi hari-hari yang lain pada bulan yang sama. Hadits-hadits tersebut diriwayatkan dari Abdullah bin Amr, Mu’adz bin Jabal, Abu Hurairah, Abu Tsa’labah, Auf bin Malik, Abu Bakar al-Shiddiq, Abu Musa dan Aisyah radhiyallahu ‘anhum.
Hadits Pertama
عَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ عَمْرٍو عَنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلىَ خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِعِبَادِهِ إِلاَّ لاِثْنَيْنِ مُشَاحِنٍ وَقَاتِلِ نَفْسٍ . أخرجه أحمد
“Dari Abdullah bin Amr, dari Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada hamba-hamba-Nya kecuali dua orang yang tidak diampuninya, yaitu orang yang bermusuhan dan pembunuh orang.” (HR. Ahmad dalam al-Musnad [2/176] dengan sanad yang lemah, sebagaimana dapat dilihat dalam al-Targhib wa al-Tarhib [3/284] dan Majma’ al-Zawaid [8/65]).
Hadits Kedua
عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَطَّلِعُ اللهُ إِلَى خَلْقِهِ لَيْلَةَ النِّصْفِ مِنْ شَعْبَانَ فَيَغْفِرُ لِجَمِيْعِ خَلْقِهِ إِلاَّ لِمُشْرِكٍ أَوْ مُشَاحِنٍ . أخرجه ابن حبان في صحيحه والطبراني، وأبو نعيم في الحلية.
“Dari Mu’adz bin Jabal, Rasulullah SAW bersabda: “Allah SWT melihat kepada makhluk-Nya pada malam Nisfu Sya’ban, lalu memberikan ampunan kepada seluruh makhluk-Nya kecuali kepada orang yang menyekutukan Allah atau orang yang bermusuhan.” (HR. Ibn Hibban dalam Sahih-nya [12/481].
Oleh karena keutamaan malam Nisfu Sya’ban memiliki dasar yang sangat kuat, umat Islam sejak generasi salaf banyak yang menghidupkannya dengan aneka ragam ibadah seperti solat, doa dan lain-lain.
Menghidupkan malam tersebut dengan aneka ragam ibadah sunnah telah dianjurkan oleh banyak ulama salaf, untuk mengharapkan rahmat Allah yang turun pada malam utama tersebut. Lebih-lebih malam Nisfu Sya’ban termasuk salah satu malam yang dipermudah terkabulnya doa. Al-Imam al-Syafi’i berkata dalam kitab al-Umm sebagai berikut:
( قال الشَّافِعِيُّ ) وَبَلَغَنَا أَنَّهُ كان يُقَالُ إنَّ الدُّعَاءَ يُسْتَجَابُ في خَمْسِ لَيَالٍ في لَيْلَةِ الْجُمُعَةِ وَلَيْلَةِ الْأَضْحَى وَلَيْلَةِ الْفِطْرِ وَأَوَّلِ لَيْلَةٍ من رَجَبٍ وَلَيْلَةِ النِّصْفِ من شَعْبَانَ
Al-Syafi’i berkata: “Telah sampai kepada kami bahwasanya selalu dikatakan bahwa permohonan akan dikabulkan dalam lima malam, yaitu malam Jum’at, malam hari raya idul adha, malam hari raya idul fitri, awal malam di bulan Rajab dan malam Nisfu Sya’ban.” (Al-Imam al-Syafi’i, al-Umm [1/231]).
Dari Abu Hurairah ra, beliau saw bersabda : Pada malam nisfu Sya’ban Jibril datang kepadaku, sahutnya: Hai Muhammad, pada malam ini pintu-pintu langit dan pintu-pintu rahmat dibuka, untuk itu tegakanlah shalat, angkatlah kepala dan kedua tanganmu ke langit. Aku bertanya: Hai Jibril, malam apakah ini ? Jawabnya: Pada malam ini 300 pintu rahmat telah dibuka, Allah mengampuni semua orang yang tidak musyrik kepada Allah, bukan ahli sihir, bukan dukun, bukan orang yang suka bermusuhan, bukan pemabuk arak, bukan pelacur, bukan pemakan harta riba, bukan pendurhaka terhadap kedua orang tua, bukan yang suka mengadu domba dan bukan orang yang suka memutus tali persaudaraan, mereka semua itu tidak diampuni, hingga bertaubat dan telah meninggalkan perbuatan tersebut.
Dan beliau saw bersabda : Siapa mengagungkan bulan Sya’ban, bertaqwa kepada Allah swt dan ta’at beribadah kepada-Nya, serta mengekang diri dari perbuatan maksiat, maka Allah mengampuni segala dosanya dan menyelamatkannya dari segala macam bahaya/balak dan macam-macam penyakit dalam tahun itu.
Nabi saw pun bersabda : Siapa menghidup-hidupkan dua malam hari raya dan malam nisfu Sya’ban, maka tidak matilah hatinya ketika umumnya hati mati.
Baca juga: Bolehkah Seorang Istri Mendiamkan Suaminya?
Dan dari Aisyah ra, bahwasanya dia berkata, Rasulullah saw bersabda : Sesungguhnya Allah swt turun ke langit dunia pada malam nisfu Sya’ban, Dia mengampuni hamba-hamba lebih banyak dibandingkan jumlah rambut biri-biri kepunyaan rombongan bani Kalb.
Salah satu cara untuk menghidupkan malam nisfu Sya’ban adalah :
Setelah shalat maghrib membaca surat yasin sebanyak 3 kali dengan niat yang berbeda pada setiap pembacaannya.
- Niat pertama, memohon agar kita dipanjangkan umur untuk beribadah kepada Allah.
- Niat kedua, memohon agar kita diberi rezeki yang banyak dan halal sebagai bekal beribadah kepada Allah.
- Niat ketiga, memohon agar kita dikuatkan iman.
Kemudian dilanjutkan membaca doa nisfu Sya’ban berikut ini :
اَللهم يَا ذَا الْمَنِّ وَلاَ يُمَنُّ عَلَيْكَ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَاْلإِكْرَامِ، يَاذَا الْطَّوْلِ
وَاْلإِنْعَامِ لآ إِلَهَ إِلاَّ اَنْتَ ظَهَرَ اللاَّجِيْنَ وَجَارَالْمُسْتَجِيْريْنَ وَ أَمَانَ الْخَا ئِفِيْنَ،
اللهم إِنْ كُنْتَ كَتَبْتَنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقِيًّا أَوْ مَحْرُوْمًا أَوْ مَطْرُوْدًا أَوْ مُقْتَرًّا عَلَيَّ فِيْ الرِّزْقِ فَامْحُ اللهم بِفَضْلِكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ شَقَاوَتِيْ وَحِرْمَانِيْ وطَرْدِيْ وَقْتِتَارَ رِزْقِيْ وَ أَثْبِتْـنِيْ عِنْدَكَ فِيْ أُمِّ الْكِتَابِ سَعِيْدًا مَرْزُوْقًا مُوَفَّقًا لِلْخَيْرَاتِ فَإِ نَّكَ قُلْتَ وَقَوْ لُكَ الْحَقُّ فِيْ كِتَابِكَ الْمُنْزَلِ عَلَى لِسَانِ نَبِيِّكَ الْمُرْسَلِ يَمْحُوْ اللهُ مَايَشَاءُ وَيُثْبِتُ وَعِنْدَهُ أُمُّ الْكِتَابِ
إِلَهِيْ بِالتَّجَلِّى اْلأَعْظَمِ فِيْ لَيْلَةِ النِّصْفِ مِنْ شَهْرِشَعْبَانَ الْمُكَرَّمِ الَّتِيْ يُفْرَقُ فِيْهَا كُلُّ أَمْرٍحَكِيْمٍ وَيُبْرَمُ إِصْرِفْ عَنِّيْ مِنَ الْبَلاَءِ مَاأَعْلَمُ وَمَا لاَ أَعْلَمُ وَمَا أَ نْتَ بِهِ أَعْلَمُ وأَ نْتَ عَلاَّمُ الْغُيُوْبِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ وَالْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ
Ya Allah, wahai Dzat yang memiliki anugerah dan engkau tidak diberi anugerah, wahai Dzat yang memiliki keagungan dan kemuliaan, wahai Dzat yang memiliki kekayaan dan kenikmatan. Tiada Tuhan melainkan Engkau, engkaulah penolong para pengungsi, pelindung orang-orang yang mencari perlindungan dan pemberi keamanan kepada orang-orang yang ketakutan. Ya Allah, Jika Engkau telah menulis aku disisi Engkau di dalam Ummul Kitab sebagai orang yang celaka atau terhalang atau tertolak atau sempit dalam rezekiku, maka hapuskanlah. Ya Allah, dengan anugerah Engkau, dalam ummil kitab celakaku, terhalangku, tertolakku dan kesempitanku dalam rezekiku dan tetapkanlah aku di sisi Engkau dalam Ummil Kitab sebagai orang yang beruntung, memperoleh rezeki dan taufiq dalam melakukan kebajikan. Karena sesungguhnya Engkau telah berfirman dan firman-Mu adalah benar didalam Kitab-Mu yang telah diturunkan atas lisan Nabi-Mu yang terutus. Allah menghapus apa yang Dia kehendaki dan menetapkan apa yang Dia kehendaki dan di sisi-Nyalah Ummil Kitab (Lauh mahfudz). Wahai Tuhanku, dengan kenyataan yang agung pada malam pertengahan bulan Sya’ban segala perkara yang ditetapkan dibedakan, hapuskanlah dari saya bencana, baik yang saya ketahui dan yang belum saya ketahui. Engkaulah yang mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. dengan rahmat-Mu wahai Tuhan yang maha mengasih. Semoga Allah selalu melimpahkan shalawat dan salam kepada junjungan kita Nabi Muhammad, dan atas keluarga dan para shahabat beliau, Segala puji bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam.
Berdasarkan keterangan di atas, kita jumpai kaum Muslimin sejak masa-masa yang silam menghidupkan malam Nisfu Sya’ban dengan aneka ragam ibadah dan kebajikan seperti bersedekah, mengerjakan solat sunnah secara berjamaah, membaca surat Yasin dan diakhiri dengan doa kepada Allah SWT. Wallahu a’lam.
-dari berbagai sumber-