Seruni.id – Sebagaimana yang dilansir dari akun Facebook EmirHoney Emir, akun tersebut mengunggah kisah tentang dua insan yang dipisahkan oleh komunis China. Dia adalah Almas Nizamidin, warga Australia keturunan Uigur dan istrinya Buzainafu Badurexiti atau Bulzainab Abdulrasid.
Tak Juga Bertemu dengan Sang Istri
Sudah lebih dari dua tahun Almas tak kunjung bertemu dengan istri tercintannya. Ya, Zainab hanyalah seorang wanita Uighur biasa sama seperti wanita lain di kampung halamannya di Urumqi, provinsi Xianjiang. Zainab pergi melanjutkan pendidikannya di Mesir selama dua tahun untuk melakukan studi ke-Islaman.
Awal tahun 2015, Zainab berhasil menyelesaikan pendidikannya dan kembali ke China, kemudian bekerja di perusahaan ayahnya sambil belajar bahasa Inggris. Sebab, setelah menikah, Zainab ingin sekali ikut dengan Almas ke Autralia.
Zainab akhirnya resmi menikah dengan Alamas yang dilakukan di Urumqi. Prosesi pernikahannya berjalan lancar. Setelahnya, agar ia bisa ikut dengan sang suami ke Australia, mereka harus mengurus beberapa dokumen sebagai syarat membuat visa, termasuk rekomendasi dari polisi Xianjiang.
Sementara Zainab menunggu selesainya urusan administrasi tersebut, Almas lebih dulu kembali ke Australia, sambil sesekali kembali ke Xianjiang. Dan bulan Februari 2017 lalu, adalah tahun terakhir Almas mengunjungi Zainab, dan setelah itu sang istri hamil. Namun, sudah berbulan-bulan urusan mereka tak urung selesai. Bahkan, sampai malapetaka itu terjadi.
Didatangi Polisi China
29 Maret 2017, babak baru dalam kehidupannya dimulai. Saat itu, polisi China mendatangi rumah orang tua Zainab. Dengan perintah untuk memeriksa target. Namun ketika itu, Zainab tengah berada di perjalanan ke rumah sakit untuk memeriksakan kandungannya.
Tiba-tiba, sang ibu berulang kali menghubunginya dan mengatakan bahwa ada polisi yang ingin meminta keterangan. Ia lantas bergegas pulang. Dan sesampainya di rumah, polisi langsung membawanya ke tempat yang tidak diketahui.
Sejak saat itu, tak ada satupun keluarga yang mengetahui keberadaannya. Zainab yang sedang mengandung anak dari Almas hilang bak ditelan bumi. Menurut kabar yang didengar keluarga, Zainab dibawa ke kota Akesu, sekitar 1000 km dari Urummqi.
Almas yang mengetahui kabar itu sangat terpukul. Apalagi diketahui, kalau Zainab keguguran, bayi mereka meninggal di dalam kandungan. Tidak ada kejelasan lebih lanjut dari pejabat Komunis China mengapa bisa keguguran.
Zainab Divonis 7 Tahun Penjara
Persoalan Zainab belum juga usai, namun kabar buruk datang bertubi-tubi seolah menampar Almas. 5 Juni 2017 Zainab divonis 7 tahun penjara dengan tuduhan terlibat aktivitas berkelompok yang membahayakan kestabilan keamanan China. Sangat tidak jelas dan tidak masuk akal pengadilan ala rezim Komunis. Tak ada pengacara, tak ada pengadilan terbuka bahkan untuk keluarga.
Bagaimana bisa wanita hamil dijerat pasal makar? Selama di tahanan, Zainab tidak diperkenankan berbicara apalagi bertemu keluarga. Setahun setelahnya, giliran ibu Almas yang diciduk polisi China untuk dimasukkan ke dalam kamp edukasi yang dibuka oleh partai komunis.
Hingga saat ini, sudah lebih dari 2,5 tahun berlalu, Almas terus berjuang agar istrinya bisa dibebaskan. Meski ia tak tahu secara pasti, apakah Zainab masih hidup atau tidak. Setahun setelah itu. Giliran ibu Almas yang dicokok polisi China untuk dimasukkan ke dalam kamp re-edukasi yang dibuka partai Komunis.
Almas sendiri meninggalkan China untuk kuliah sejak 2009, ketika etnis Uighur terlibat kerusuhan dengan etnis mayoritas Han. Keputusan orang tuanya tepat, karena tak berselang lama pemerintah Komunis melakukan kebijakan keras terhadap Muslim Uighur.
Baca Juga: Kekejaman China pada Muslim Uighur Kembali Terungkap, Berikut Kesaksian Korban
Hanya satu kabar gembira yang Almas dengar, Idul Fitri lalu sang ibu diberi libur selama 3 hari dari “sekolah” Komunis China, dan Almas berhasil meneleponnya. Di luar sana ada ribuan Muslim Uighur lain yang memiliki kisah sepedih Almas, bahkan ada yang lebih tragis lagi.