Seruni.id – Indonesia punya banyak pemuda-pemudi yang berprestasi dalam berbagai bidang. Terbaru, yaitu pasangan suami istri, Nur Ferry Pradana dan Putri Aulia, yang berhasil meraih emas di arena ASEAN Para Games 2022. Keduanya sama-sama mendapatkannya dari cabang para-atletik dengan nomor berbeda.
Saling Support Satu Sama Lain
Dalam ajang ASEAN Para Games 2022 ini, mereka berhasil menorehkan prestasi emas di kelas T13 untuk Putri Aulia, kemudian disusul oleh suaminya, merebut emas di kelas T47. Ferry Pradana mengaku, hasil membanggakan pada kelas lari 100 meter ini mereka capai karena adanya kekuatan saling mendukung satu sama lain.
“Kita saling support saja, kekurangan kita saling support, saling melengkapi, saling mengingatkan, dan saling sharing-sharing juga,” kata Ferry saat menceritakan keseharian latihan bersama istrinya, Senin (1/8/2022).
Pasangan ini, menikah sejak Maret 2019 lalu, tak lama setelah ASIAN Para Games 2018 digelar di Jakarta. Aulia merupakan Paralimpian pada Paralimpiade Tokyo 2022. Meskipun ia tak berhasil membawa medali untuk Indonesia, tapi ia merupakan sprinter andalan Indonesia pada klasifikasi T13.
Perlu kalian ketahui, T13 merupakan klasifikasi untuk pelari dengan gangguan penglihatan. Terbatas pada radius kurang dari 20 derajat atau kemampuan dalam mengenali objek berukuran bola tenis dengan maksimal lima meter.
Sedangkan sang suami, Nur Ferry Pradana, merupakan atlet penyumbang empat medali emas dalam ASEAN Para Games 2017 di Malaysia. Berbeda dengan Aulia, Ferry justru gagal tembus Paralimpiade Tokyo 2022, lantaran ia kalah poin dari atlet negara lain.
ASEAN Para Games 2022 ini, menjadi ruang bagi Ferry untuk semakin menegaskan diri menjadi sprinter difabel andalan Indonesia dalam klasifikasi T47. Berbeda dengan T13, klasifikasi T47 adalah untuk atlet dengan amputasi atau gangguan di bawah siku atau pergelangan tangan.
Walaupun telah banyak prestasi yang berhasil ia kantongi, tapi Aulia dan Ferry tetap mengerahkan seluruh kemampuannya dan tidak pernah memandang sebelah mata lawan-lawannya.
Semangat Karena Disaksikan Orangtua
Ada hal yang membuat mereka begitu semangat untuk meraih medali emas di ASEAN Para Games 2022, yaitu karena kdeua orangtua mereka menyaksikan langsung perjuangan anak kebanggaannya dari tribun Stadion Manahan, Solo.
“Ada keluarga saya, mertua saya datang menonton di sini,” kata Putri sambil menunjuk tribun.
Disaksikan langsung oleh orang terkasih, menjadi pengalaman langka bagi pasangan suami istri ini. Terlebih, padatnya persiapan dan banyaknya kejuaraan mengaruskan mereka jauh dari orang-orang tercinta. Meskipun keduanya saling bersama, tapi waktu mereka kerap dihabiskan di pemusatan latihan nasional.
Bahkan, sejak Paralimpik Tokyo Aulia hanya memiliki waktu seminggu di rumah. Setelah itu, ia harus kembali bergabung bersama kompatriotnya yang lain di Pelatnas untuk mempersiapkan diri menghadapi Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) di Papua.
Kemudian, mereka melanjutkan ke Swiss untuk mengikuti ajang Granprix pada Mei tahun ini. Bersama sang suami, Aulia berhasil menorehkan prestasi membanggakan dengan meraih medali perak.
“Setelah dari Swiss baru bisa pulang seminggu, kemudian langsung kembali ke pemusatan latihan untuk ASEAN Para Games Solo 2022,” kata Aulia sambil menyeka keringat yang belum kering setelah lomba.
Beruntung bagi Aulia dan Ferry, karena sama-sama atlet para atletik membuat mereka saling memotivasi satu sama lain. Tatkala Aulia terpuruk, Ferry hadir sebagai obat penenang, begitu pula sebaliknya.
“Bisa lebih enak. Kasih semangat. Saling support,” kata Ferry menimpali.
Tentu saja, sama-sama bertanding demi mengharumkan nama Indonesia sekaligus disaksikan keluarga tercinta menjadi pelecut dalam meraih prestasi terbaik yang akan menjadi cerita pengantar tidur bagi anak-anak mereka kelak.
Ingin Melakukan Program Hamil
ASEAN Para Games 2022 akan menjadi perhelatan akbar terakhir bagi Aulia. Sudah cukup bagi Aulia dalam menorehkan tinta emas sebagai salah seorang sprinter terbaik penyandang difabel Indonesia.
Namun, emas yang ia peroleh saat ini, merupakan persembahan terakhir untuk Indonesia. Sebab, setelah ini, ia berencana menjalani program kehamilan. Padatnya aktivitas latihan membuatnya terpaksa menunda memiliki momongan.
“Saya ingin program dulu. Ini ASEAN Para Games terakhir sebelum program (kehamilan),” kata perempuan asal Deli Serdang di Sumatra Utara tersebut.
Baca Juga: 5 Fakta Greysia Polii, Atlet Bulu Tangkis yang Akan Segera Pensiun
Bagi keduanya, hadirnya momongan di tengah-tengah keterbatasan fisik mereka, membuat hari-hari mereka menjadi sempurna. Karena kurang lengkap rasanya jika kisah perjuangan mereka tidak dapat diceritakan kepada anak-anaknya nanti.