Krisdayanti Lakukan Tradisi ‘Pukul Lele’ untuk Ameena, Apa Itu?

Krisdayanti Lakukan Tradisi 'Pukul Lele' untuk Ameena, Apa Itu?
instagram.com/krisdayantilemos

Seruni.id – Beberapa aktu lalu, melalui Instagram pribadinya, penyanyi Krisdayanti mengunggah momen ketika dirinya melakukan tradisi pukul lele. Wanita yang akrab disapa KD ini melakukan tradisi tersebut kepada sang cucu, Ameena Hanna Nur Atta.

Tak sendiri, ia dibantu oleh sang suami, Raul Lemos, dalam melakukan tradisi pukul lele itu. Sontak, unggahan tersebut pun menuai perhatian dari warganet. Pasalnya, tradisi ini jarang didengar, apalagi dilakukan oleh selebritis. Sebenarnya, apa sih tradisi pukul lele itu dan apa tujuannya? Yuk kita cari tahu jawabannya berikut ini:

Krisdayanti Lakukan Tradisi 'Pukul Lele' untuk Ameena, Apa Itu?
popmama.com

Tradisi pukul lele yang dilakukan oleh Krisdayanti dan Raul Lemos itu, mereka lakukan dengan harapan agar sang cucu bisa cepat berjalan. Sebagai informasi, usia Ameena sendiri sudah hampir satu tahun.

Terlihat dari berbagai video, Ameena memang antusias untuk belajar berjalan meski belum ajeg. Raul Lemos meyakini jika tradisi pukul lele tersebut dapat membuat Ameena cepat berjalan.

“Nguri uri tradisi pukul lele buat Ameena cepat jalan,” tulis Krisdayanti dalam keterangan di InstaStory-nya.

Tradisi yang mereka lakukan memang cukup unik. Dalam video singkat itu, ada beberapa hal yang dilakukan KD dan Raul Lemos. Di mana Krisdayanti memegang kedua tangan Ameena, sedangkan Raul Lemos mengambil lele dari ember dan menepukkannya ke kaki Ameena.

 

Benarkah Menepukkan Lele ke Kaki Anak Bisa Membuatnya Cepat Berjalan?

Bayi memiliki waktu yang berbeda-beda untuk mereka bisa berjalan. Hal ini ini tergantung dengan kondisi bayi, apakah tulang kakinya sudah kuat untuk menopang tubuhnya ataukah belum. Namun, memang terkadang orang Indonesia pada zaman dahulu memiliki mitos-mitos tersendiri dalam berbagai hal, termasuk dalam hal membantu bayi agar cepat berjalan.

Seperti menempukkan lele atau belut pada kaki bayi secara berulang-ulang, tentunya dengan halus, ya. Bagi beberpa orang yang percaya dengan mitos ini, mungkin mereka akan melakukannya secara terus-menerus. Namun, apakah cara tersebut dapat mempengaruhi kecepatan anak untuk bisa berjalan? Untuk membuktikannya, kamu bisa coba melakuanya sendiri.

 

Kapan Bayi pada Umumnya Mulai Berjalan?

Bayi umumnya mulai belajar berjalan antara usia 9-18 bulan. Namun, waktu ini bervariasi tergantung pada faktor seperti perkembangan motorik, kondisi fisik, dan lingkungan. Beberapa bayi bahkan bisa berjalan sebelum usia 1 tahun, sementara yang lain baru bisa berjalan setelah usia 1 tahun.

Apabila bayi belum bisa berjalan secara mandiri hingga usianya 18 bulan, maka pemeriksaan lebih lanjut mungkin diperlukan. Hal ini dilakukan untuk mengetahui ada penundaan dan alasan yang mendasarinya. Oleh sebab itu, sebaiknya kondisi ini diberikan intervensi dan stimulasi sejak dini. Berikut ada beberapa penyebabnya:

 

Tidak Diketahui

Bisa jadi, ada hubungan antara orangtua yang mengakibatkan anak-anak mereka terlambat berjalan sendiri. Beberapa bayi pada akhirnya bisa berjalan dan kerap kali tidak ada penyebab yang mendasarinya.

 

Kepribadian

Beberapa bayi mungkin enggan berjalan terburu-buru, sebagiannya lagi lebih memilih berhati-hati dalam mengambil risiko diperlukan untuk bisa berjalan sendiri. Namun, jangan sampai ini dibiarkan, ya.

 

Kesehatan

Bayi yang mungkin memiliki penyakit atau rawat inap jangka panjang di usia muda mungkin tidak memiliki kesempatan untuk bergerak agar melatih keterampilan motorik kasar mereka yang membantu berjalan.

 

Lingkungan

Ketika bayi tidak dibiasakan untuk bergerak dan bermain di lantai demi melatih keterampilan motorik kasarnya, bisa jadi mereka akan mengalami keterlambatan dalam berjalan. Maka dari itu, penting sekali untuk memberikan kesempatan pada anak untuk bergerak dan bermain serta tidak menghabiskan waktu yang lama di gendongan (stroller, kursi bayi) yang membatasi kemampuan mereka untuk bergerak.

 

Penyakit Langka

Penyakit langka atau sindrom genetik juga bisa menyebabkan keterlambatan berjalan (dikombinasikan dengan keterlambatan motorik kasar lainnya). Ini bisa merupakan tanda atau gejala penyakit langka. Misalnya sindrom Barth, sindrom Rett, dan sindrom Russell-Silver. Jika dicurigai ada penyakit langka, maka tes genetik mungkin direkomendasikan untuk menentukan penyebab keterlambatan motorik kasar pada anak.

Baca Juga: Jangan Dimarahi! Kita Perlu Tahu Penyebab Anak Tidak Bisa Diam

Jadi, demikianlah sedikit informasi mengenai Krisdayanti dan Raul Lemos yang melakukan tradisi pukul lele untuk Ameena. Semoga saja Ameena bisa segera berjalan sendiri sesuai dengan harapan Avo dan Granmi.