Seruni.id – Smartphone dan media sosial sudah sangat lekat dengan kehidupan kita. Apalagi di era modern ini, bisa dibilang kedua hal tersebut sudah menjadi sebuah kebutuhan. Bukan saja bagi orang dewasa, tapi juga anak-anak. Penggunaan media sosial bagi anak, mungkin menjadi hal yang menyenangkan bagi mereka. Tapi, tanpa disadari kesenangan tersebut membuat mereka kecanduan.
Meski dengan kemudahan teknologi ini sangat membantu dalam kehidupan kita, sayangnya ini juga bisa memberikan dampak yang buruk bagi anak. Salah satunya dapat menganggu aktivitasnya sehari-hari seperti belajar.
Maka dari itu, dalam hal ini, peran orangtua sangat dibutuhkan demi mengurangi penggunaan media sosial bagi anak. Agar mereka bisa lebih fokus dan produktif dalam menjalani hari-hari, termasuk membuatnya lebih bahagia dan terhindar dari stres serta membandingkan diri di media sosial. Lalu, langkah apa saja yang bisa dilakukan untuk mengurangi penggunaan media sosial bagi anak?
1. Hapus Aplikasi yang Jarang Digunakan
Semakin besar memori internal pada gadget atau laptop yang anak miliki, maka semakin banyak pula aplikasi yang ingin anak download, bukan? Sekarang, cobalah ajak anak untuk memilih aplikasi yang dirasa penting untuknya. Dengan begitu, anak akan menyadari bahwa ada beberapa aplikasi yang akhirnya jarang digunakan atau sama sekali tidak pernah digunakan.
Dari sini, anak bisa menghapus beberapa aplikasi yang jarang digunakan. Intinya, ia tidak butuh terlalu banyak aplikasi. Dengan cara ini, anak akan melihat tampilan gadget dan laptopnya jadi lebih rapi dan terorganisir. Serta, ia tidak akan menghabiskan waktu untuk menggunakan aplikasi-aplikasi yang sebenarnya tak penting untuknya.
2. Mematikan Notifikasi atau Silent Ponsel Saat Situasi Penting
Biasanya, ketika kita terlalu fokus pada smartphone, hal ini akan membuat kita abai dengan lingkungan sekitar atau dunia nyata. Begitulah yang mungkin dialami oleh anak, ketika mereka kecanduan menggunakan smartphone dan media sosial. Sebagai orangtua, kita bisa mengarahkan anak untuk sejenak meninggalkan ponselnya.
Atau juga bisa meminta anak untuk mematikan notifkasi silent ponsel agar tidak terganggu saat berkumpul dengan teman ataupun keluarga. Sehingga anak juga bisa menikmati momen-momen saat berkumpul tersebut. Ini juga berlaku ketika anak sedang belajar, agar mereka bisa tetap fokus pada apa yang sedang dilakukan.
Dengan mematikan notifikasi, anak akan banyak melihat hal yang selama ini tidak disadarinya. Apalagi jika selalu sibuk melihat apa yang dimiliki orang lain, anak suka lupa dengan apa yang ia miliki di dunia nyata.
3. Membatasi Penggunaan Perangkat Digital
Tak sedikit orangtua yang mungkin kurang peduli dengan waktu yang dihabiskan oleh anak dalam menggunakan perangkat digital. Agar anak tidak kecandungan dalam penggunaan media sosial, mulai hari ini cobalah beri batasan dalam penggunaannya. Contohnya, kamu bisa menetapkan batasan menggunakan ponsel hanya enam jam dalam sehari. Atau menggunakan laptop hanya saat belajar atau memang dibutuhkan.
Dengan begitu, ada banyak waktu sisa yang dimiliki oleh anak yang bisa digunakan untuk quality time bersama keluarga atau teman, atau sekadar bermain dengan hewan peliharaan. Selain seru, cara ini juga lebih bermanfaat daripada anak sibuk scrolling media sosial yang terkadang membuatnya cemburu dan mulai membandingkan hidup dengan orang lain yang dilihatnya.
4. Terapkan Hari Bebas Digital Permanen
Menurut sebuah studi dalam salah satu jurnal Cambridge University, disebutkan bahwa ketika manusia kecanduan digital, mudah bagi separuh hidupnya untuk “tertinggal” di dunia virtual. Hal ini karena manusia sangat membutuhkan kontak dengan dunia nyata, internet saja tidak akan cukup.
Untuk mencegah hal ini, cobalah untuk menanamkan hari bebas digital permanen, baik itu satu hari dalam setiap minggu atau dilakukan setiap bulan. Cara ini juga membuat anak dan anggota keluarga untuk menjadi kreatif dan saling terhubung kembali.
Dilansir dari VeryWell Family, melakukan hari bebas digital adalah cara yang tepat untuk menghentikan kebiasaan konsisten bermain media sosial. Kamu dan anak bisa merencanakan kegiatan dan melakukan sesuatu sebagai keluarga di mana tidak ada gangguan.
Alhasil, remaja justru akan mulai menantikan hari ini, di mana semua anggota keluarganya dapat berkumpul dan hidup di masa sekarang, tidak terganggu oleh telepon atau notifikasi media sosial.
5. Memberikan Contoh pada Anak
Melansir dari HuffPost, ketika orangtua meminta anaknya untuk mengurangi waktu bermain media sosial, maka orangtua juga perlu mencontohkannya. Bahkan jika kamu tak bermain media sosial, ini bisa dilakukan dengan tidak mengecek email, membuka ruang obrolan, dan lain-lain.
Meskipun mungkin perlu untuk bekerja dan menjawab email di ponsel, harus ada waktu yang ditentukan setiap hari di mana orangtua tidak menggunakan layar. Contohnya, di sore hari, dan di waktu lain seperti saat di meja makan, di mana fokusnya harus pada makanan dan keluarga. Jika kamu tidak menunjukkan pentingnya pembatasan media sosial, remaja tentu tidak akan mengerti mengapa ia harus melakukannya.
Baca Juga: 7 Alasan Pentingnya Berhenti Curhat di Media Sosial
Nah itulah lima cara ampuh mengatasi anak yang kecanduan media sosial. Terlepas dari sebuah kecanduan memang tidak mudah bagi remaja yang terbiasa menggunakan media sosial di hampir setiap waktu kehidupannya. Pasitkan kamu menjadi contoh yang baik untuk anak, ya.