Seruni.id – Belakangan, kita sering kali disuguhkan dengan berita tentang predator seksual yang terjadi pada anak di bawah umur. Kabar ini, tentu membuat kita miris dan khawatir. Dengan maraknya kasus tersebut, sebagai orangtua kita harus memperketat perlindungan pada anak, agar hal tersebut tidak terjadi.
Namun, satu yang menjadi pertanyaan, apakah sudah banyak para orangtua yang tahu cara untuk melindungi anak dari bahaya predator seksual? Jika belum, Seruni akan mengulasnya berikut ini:
1. Jangan Anggap Seks Sebagai Hal Tabu
Di satu sisi, kita menganggap bahwa segala hal tentang seks adalah hal yang tabu, dan kurang pantas jika dibicarakan dengan anak-anak. Namun, di sisi lain, hal tersebut penting diketahui oleh anak. Bahkan, para psikolog menyarankan orangtua agar mengajarkan pendidikan seks pada anaknya sejak dini. Dengan begitu, mereka akan menyadari bahwa ada batasan yang tidak boleh dilewati oleh orang lain. Mereka juga mengerti dan akan melihat seks sebagai pengetahuan hidup, bukan sesuatu yang tabu untuk dibicarakan.
2. Jelaskan pada Anak Tentang Bagian Privat
Jangan segan untuk menjelaskan pada anak mengenai bagian privat pada tubuhnya. Sebab, ini merupakan cara penting untuk melindunginya dari predator seksual. Sampaikan pada anak, bahwa ada bagian tubuh yang tidak boleh disentuh oleh orang lain. Selain itu, ajari pula anak untuk berani berkata ‘tidak’, jika ada orang yang mencoba menyentuh bagian privat tersebut. Anak juga perlu diajarkan untuk senantiasa menjaga setiap bagian tubuhnya. Jangan izinkan orang lain menyentuh rambut atau tubuh tanpa izin, terlebih jika orang tersebut tidak dikenal.
3. Wajib Mengenali Lingkungan Sekitar
Mengenali lingkungan sekitar, adalah hal wajib yang perlu dilakukan oleh orangtua. Sebab, seperti banyak kasus yang terjadi, pelaku predator seksual sering kali dilakukan oleh orang sekitar, termasuk keluarga. Kenali dengan betul orang-orang yang ada di sekitar rumah, entah itu tetangga, atau teman bermain anak. Selain itu, jangan sungkan menanyakan pada anak secara rutin siapa saja orang yang dekat dengannya, baik yang sebaya dengannya maupun orang dewasa. Orangtua juga perlu mewaspadai orang baru yang berada di sekitarnya, demi menghindari hal yang tidak diinginkan.
4. Hindari Area yang Berbahaya
Pastikan anak selalu berada di dalam pengawasan orangtua ketika mereka tengah bermain. Jangan biarkan anak bermain di area berbahaya, terlebih jika sendirian. Usahakan si kecil selalu dalam pantuan keluarga maupun orang terdekatnya. Selain lingkungan, waktu bermain pun harus diperhatikan. Misalnya, boleh bermain hanya sampai sore dan tidak terlalu malam.
5. Ajarkan Anak untuk Lari Berteriak dan Minta Tolong
Selain poin-poin di atas, orangtua juga perlu mengajarkan anak untuk lari berteriak dan minta tolong, ketika sebuah kondisi mengancam dirinya. Terlebih, ketika berhadapan dengan sang predator seksual. Kedua hal tersebut harus diajarkan kepada anak, saat ada orang yang mencoba memaksa menyentuh bagian pribadinya. Sampaikan pada anak, jangan takut untuk lari dan berteriak agar orang di sekitar dapat mendengar dan segera menolong.
6. Membatasi Penggunaan Gagdet
Predator seksual bisa datang dari mana saja. Bahkan, mereka juga punya cara tersendiri untuk menjalin hubungan dengan anak-anak, salah satunya adalah melakukan chatting melalui internet. Karena itu, orangtua perlu membatasi anak dalam penggunaan gadget, demi melindunginya dari predator seksual. Di era modern ini, hampir setiap anak sudah pandai dalam mengoperasikan gedget, tapi terkadang mereka tidak memahami jika ada ancaman yang dapat terjadi sewaktu-waktu.
7. Ajari Anak untuk Selalu Terbuka
Keterbukaan adalah salah satu cara untuk melindungi anak dari kejahatan predator seksual. Para pelaku, biasanya meminta korban untuk merahasiakan apa yang ia lakukan. Bayangkan, bagaimana jadinya jika anak menerima hal tercela itu sendirian? Bukan tidak mungkin akan berdampak bagi psikologis anak hingga mereka dewasa. Maka dari itu, ajarkanlah anak untuk lebih terbuka pada orangtuanya tentang segala hal. Jangan sampai kita tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan dirasakan oleh anak.
8. Hindari Menyalahkan Anak
Saat anak melakukan kesalahan, orangtua pasti akan kesal dan marah. Kendati demikian, hal ini perlu ditahan, agar si kecil tidak merasa selalu disalahkan di setiap kondisi. Apabila terjadi kekerasan dari predator seksual, biasanya akan membuat anak menjadi sulit terbuka dan takut untuk mengutarakan apa yang ia rasakan. Menghakimi anak tanpa alasan, jelas dapat berdampak pada psikologisnya hingga mereka dewasa. Maka dari itu, mulai sekarang cobalah berhenti untuk menyalahkan atau menghakimi prilaku anak.
Baca Juga:
- Faktor Penyebab Korban Pelecehan Diam dan Tak Segera Melapor
- Jenis Perilaku dan Karakteristik Pelaku Pelecehan Seksual
Melindungi anak wajib dilakukan oleh orangtua agar anak terhindar dari predator seksual. Yuk cegah pelecehan seksual pada anak dan lindungi masa depan mereka. Semoga bermanfaat.