Tren produk ramah lingkungan semakin populer di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir. Kesadaran masyarakat akan dampak lingkungan dari produk yang mereka gunakan telah mendorong permintaan tinggi terhadap produk ramah lingkungan, termasuk produk kecantikan.
Industri kecantikan kini digandrungi oleh generasi muda. Banyak brand dan perusahaan kecantikan baru yang bermunculan dan menyatakan diri sebagai Green Beauty, mengklaim menggunakan bahan alami dan ramah lingkungan dalam produk mereka.
Namun, seiring dengan tren Green Beauty, muncul pula fenomena Greenwashing, yaitu praktik di mana perusahaan mengklaim produknya ramah lingkungan tanpa komitmen nyata terhadap keberlanjutan. Praktik ini menyesatkan konsumen dan merusak kepercayaan publik terhadap gerakan lingkungan.
Untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, LindungiHutan, sebuah startup lingkungan, akan mengadakan webinar bertajuk “Green Skilling: Green Beauty dalam Branding Bisnis – Komitmen Keberlanjutan atau Greenwashing?” Webinar ini akan membahas branding keberlanjutan dalam bisnis kecantikan dan cara mengatasi greenwashing di Indonesia.
Webinar ini akan menghadirkan narasumber utama, yaitu CEO YAGI Natural, Farhaniza Farhan. Acara ini akan diadakan pada Rabu, 5 Juni 2024 pukul 13.00-15.00 WIB. Calon peserta dapat mendaftarkan diri melalui link yang tersedia.
Peserta webinar berkesempatan berdiskusi langsung dengan narasumber melalui sesi tanya jawab. Selain itu, peserta juga akan mendapatkan sertifikat digital dan hadiah menarik jika beruntung.
Segera daftarkan diri Anda. Untuk informasi lebih lanjut, kunjungi akun media sosial Instagram LindungiHutan.
Tentang LindungiHutan
LindungiHutan adalah startup lingkungan yang fokus pada aksi konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Hingga kini, 828 ribu pohon telah ditanam bersama 531 brand dan perusahaan. Kami bekerja sama dengan masyarakat lokal di 50 lokasi penanaman di seluruh Indonesia. Program kami meliputi The Green CSR, Collaboratree dengan skema Product Bundling, Service Bundling, dan Project Partner, serta program Carbon Offset.
