Seruni.id – Sebagai orang tua, tentu kita ingin memberikan yang terbaik bagi anak-anak kita, termasuk dalam hal mendisiplinkan mereka. Namun, tak jarang di saat frustrasi, orang tua terbawa emosi dan membentak anak. Membentak anak, merupakan salah satu tindakan yang hampir setiap orang tua pernah lakukan, tidak peduli seberapa keras mereka berusaha untuk tetap tenang.
Hal ini tentu memiliki beragam pemicu, sehingga membuat orang tua melakukannya. Meski hal ini merupakan bagian dari mendisiplinkan, tetapi membentak anak selama proses tumbuh kembangnya, justru akan memberikan dampak negatif pada hubungan antara orang tua dan anak. Bahkan kemungkinan terburuknya adalah bisa menghambat kesuksesan anak di masa depan.
Benarkah membentak anak dapat menghambat kesuksesannya di masa depan? Psikolog klinis Jazmine McCoy dari Atlanta memberikan penjelasannya. Berikut dampak membentak anak terhadap kesuksesannya di masa depan, berdasarkan uraian dari CNBC Make It. Simak ulasannya!
Dampak Membentak Anak Terhadap Masa Depannya
Kamu pasti sepakat, bahwa membesarkan dan mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Dalam proses tersebut, tak jarang kita akan mememukan momen yang membuat kita lelah dan ingin marah, terlebih ketika anak menjadi susah diatur. Sebagian orang tua mungkin memilih untuk sabar, tapi sebagian lagi ada yang tidak tahan dan lepas kontrol hingga memilih membentak anaknya demi mendisiplinkannya.
Meski membentak anak adalah hal yang sulit dihindari, tetapi menurut Jazmine McCoy, jika hal ini terlalu sering dilakukan, maka akan meninggalkan kerusakan permanen pada hubungan antara orang tua dan anak. Terutama jika orang tua tidak meminta maaf setelah bereaksi demikian.
Pasalnya, menurut sebuah penelitian tahun 2013 yang diterbitkan dalam “The Journal of Child Development”, anak-anak yang terus-menerus dimarahi dan dibentak oleh orangtuanya lebih mungkin mengalami masalah perilaku, rendah diri, dan depresi. Sehingga mereka lebih mudah merasa stres dan kurang bahagia. Akibatnya, sulit untuk mereka meraih kesuksesan di masa depan karena tidak adanya kepercayaan dari diri mereka sendiri.
Selain itu, menurut sebuah penelitian, bentakan yang diterima oleh anak akan memicu respons stres di otak mereka yang berujung pada peningkatan kecemasan, yang bisa menghalangi kemampuan mereka untuk belajar dan berkembang.
Tak hanya itu, membentak anak bukanlah tindakan yang tepat dan kurang efektif untuk mengoreksi perilaku negatif yang dilakukan oleh anak. Oleh karena itu, sebagai orangtua, kamu perlu berusaha menjaga pikiran tetap tenang dalam situasi yang berat sekali pun. Tujuannya agar anak dapat mengembangkan kecerdasan emosional dan kepercayaan diri mereka. Dengan begitu, anak tidak akan mudah stres dan merasa lebih bahagia. Sehingga proses tumbuh kembang mereka tidak terganggu dan mereka bisa meraih kesuksesan masa depannya.
Kenali Pemicu dan Hal yang Harus Dilakukan Setelah Membentak Anak
Bagi orang tua, penting sekali untuk mengenali pemicu atau penyebab yang membuatmu menjadi lepas kendali hingga berakhir membentak anak. Sebab, pemicu bagi setiap orang tua itu berbeda-beda.
Sebagian dari mereka mungkin memilih melakukan hal tersebut karena merasa sudah tidak berdaya, kewalahan, cemas, atau bahkan stres karena tidak bisa menyeimbangkan antara pekerjaan dan tanggung jawab keluarga. Sehingga hal tersebut menjadi bom waktu dan berakhir dengan membentak anak sebagai bentuk pelampiasan.
Namun, ada juga orangtua yang mulai membentak anaknya ketika mereka merasa stres atau frustrasi dengan satu perilaku tertentu dari anak yang sulit diatasi. Apapun itu faktor pemicunya, Jazmine McCoy, menyarankan agar para orangtua melakukan refleksi diri yang mendalam untuk lebih memahami dan mengetahui akar emosinya.
Salah satu bentuk refleksi yang bisa dilakukan oleh orang tua adalah dengan menulis jurnal. Kegiatan ini bisa sangat membantu karena merupakan cara yang terorganisir dan objektif untuk bertanya dan menjawab pertanyaan seperti:
- Situasi apa yang paling membuat frustasi?
- Mengapa perilaku spesifik ini membuat saya frustasi?
- Ada apa dengan perilaku yang membuat frustasi?
Dengan menulis jurnal dan bertanya pada diri sendiri, kamu bisa lebih memahami pemicu yang membuatmu kerap membentak anak dan cara ini bisa menjadi salah satu solusi untuk membantu kamu menahan diri sebelum kehilangan kendali.
Sementara itu, penting untuk diingat bahwa tantrum pada anak kecil adalah hal yang normal terjadi pada usia mereka. Begitu pun dengan kebutuhan untuk mengulangi instruksi tertentu berulang kali. Jadi, kamu tidak perlu merasa hal tersebut adalah suatu kesalahan dan perlu kamu disiplinkan dengan cara dibentak.
Selain itu, jika kamu sudah telanjur membentak anak maka alangkah baiknya kamu meminta maaf kepada mereka agar hubungan antara orangtua dan anak tidak berlarut-larut dalam kerusakan. Permintaan maaf juga merupakan salah satu hal terbaik yang ingin didengar seorang anak dari orangtuanya.
Baca Juga: Kenapa Orangtua Harus Memberi Support pada Anak Sejak Dini?
Kemudian, perjelas alasanmu meminta maaf. Dengan melakukan hal ini, kamu telah memberikan contoh perilaku yang baik untuk anakmu, yakni dalam hal menunjukkan kepada mereka cara berperilaku yang pantas setelah meluapkan amarah.