Seruni.id – Aurel Hermansyah dan Atta Halilintar rencananya akan menggelar prosesi tedak siten untuk buah hatinya, Ameen Hanna Nur Atta. Acara tersebut akan dilakukan pada Minggu (25/9/2022), mendatang, dan disiarkan secara langsung di salah satu stasiun televisi pada pukul 15.30 WIB.
Baik Aurel Hermansyah maupun Atta Halilintar telah memberikan informasi terkait acara tedak siten untuk buah hatinya itu melalui Instagram. Mungkin prosesi tedak siten ini masih sangat asing di telinga masyarakat. Maka dari itu, Seruni akan membahasnya pada artikel ini. Simak baik-baik, ya. Agar kamu mengerti apa itu tedak siten dan bagaimana prosesinya.
Apa itu Tedak Siten?
Tedak siten adalah salah satu tradisi dan adat dalam budaya Jawa. Ritual ini dilakukan dengan tujuan agar kelak buah hati dapat tumbuh dan berkembang menjadi orang sukses di masa depan. Tradisi ini bukanlah hal baru. Sebenarnya sejak dahulu tedak siten memang sudah ada dan turun temurun hingga saat ini. Selain menggambarkan doa dan harapan dari orangtua kepada buah hati, tradisi ini juga bisa dimaknai sebagai bentuk rasa syukur atas karunia Tuhan karena telah diberikan keturunan.
Tradisi Tedak Siten
Melansir dari orami.co.id, ‘tedak’ memiliki arti melangkah, sedangkan ‘siten’ berasal dari kata siti yang artinya ‘tanah atau bumi’. Bisa dikatakan, tedak siten memiliki makna ‘melangkah di bumi’. Upacara ini dilakukan sebagai suatu gambaran bahwa seorang anak siap untuk menghadapi kehidupan di masa mendatang, tentunya dengan berkah Tuhan dan bimbingan dari orangtuanya.
Biasanya, upacara ini dilakukan ketika bayi perempuan telah berusia tujuh lapan, karena satu lapan sama dengan 35 hari. Jadi, umur anak saat mengadakan prosesi ini berusia 245 hari. Mengapa harus 245 hari? Sebab, pada usia tersebut perkembangan anak sudah berada pada tahap berdiri dan kaki anak sudah bisa menginjak tanah.
Terdapat lima hari pasaran (pasar) dalam satu selapan, yakni legi, pahing, pon, wage, dan kliwon. Oleh karena itu, setiap hari diberi nama berbeda dalam satu periode Selapan. Satu periode dari Minggu Legi hingga Sabtu Kliwon adalah 35 hari. Itu namanya Weton dalam bahasa Jawa. Bagi orang Jawa, mengetahui hari Pasaran atau weton adalah sesuatu hal yang penting.
Biasanya, tedak siten harus diselenggarakan pada pagi hari, di halaman depan rumah. Prosesi ini biasanya juga dilakukan dengan menyiapkan sajen yang melambangkan permintaan dan doa kepada Tuhan untuk menerima berkah dan perlindungan, berkah dari para leluhur, serta memerangi perbuatan jahat dari manusia dan roh jahat.
Perlengkapan yang Diperlukan
Sebelum acara tedak siten dimulai, setidaknya ada beberapa hal yang perlu disiapkan oleh pihak orangtua. Seperti:
- Kurungan yang terbuat dari bambu, seperti untuk mengurung ayam.
- Jenang atau dodol berwarna-warni yang terbuat dari ketan.
- Tangga dan kursi yang terbuat dari tebu.
- Ayam panggang yang ditusukkan pada batang tebu. Kemudian untuk bagian bawahnya diberi pisang, aneka barang-barang, dan mainan tradisional.
- Tumpeng robyong, bubur dan jadah (terbuat dari ketan) 7 warna, buah-buahan dan jajanan pasar.
- Uang kertas atau receh yang nantinya akan disebarkan.
- Bayu gege (air gege), dibiarkan semalam di tempat terbuka dan paginya kena sinar matahari sampai pukul 08.00.
- Ayam hidup yang dilepaskan dan diperebutkan kepada tamu undangan.
Rangkaian Ritual Acara Tedak Siten
Setelah semua persiapan sudah dilakukan, barulah acara tersebut bisa dimulai. Sebaiknya, prosesi ini dimulai sejak pagi hari dengan serangkaian makanan tradisional untuk selamatan. Makanan tradisional tersebut beruapa jadah atau tetel sebanyak tujuh warna. Jadah biasanya terbuat dari beras ketan yang dipadukan dengan parutan kelapa muda dan ditumbuh hingga menjadi satu dan bisa dipotong. Beras ketan tersebut diberi pewarna merah, putih, hitam, kuning, biru, jingga, dan ungu.
Jadah dijadikan sebagai sebuah simbol kehidupan bagi anak, sedangkan warna-warni tersebut menggambarkan jalan hidup yang kelak akan dilalui oleh si bayi. Jadah harus disusun sesuai dengan urutan, dimulai dari warna hitam ke putih, sebagai simbol bahwa setiap masalah akan ada jalan keluarnya. Makanan tradisional lainnya yang disediakan untuk acara tedak siten ini berupa tumpeng dan perlengkapannya serta ayam utuh. Tumpeng sebagai simbol permohanan orangtua agar si bayi kelak menjadi anak yang berguna.
Kemudian ada berbagai macam sayur-sayuran yang memiliki arti tersendiri. Seperti kacang panjang yang menjadi simbol umur panjang, kangkung sebagai simbol kesejahteraan, kecambah simbol kesuburan, sedangkan ayam adalah simbol kemandirian. Usai selamatan dilakukan, kemudian dilanjutkan dengan prosesi menapakkan kaki bayi di atas jadah tujuh warna.
Barulah dilanjut dengan proses naik tangga. Tangga tradisional yang dibuat dari tebu jenis ‘arjuna’ dan dibalut dengan kertas warna-warni. Ritual ini melambangkan harapan agar si bayi memiliki sifat kesatria si Arjuna (tokoh pewayangan yang dikenal bertanggungjawab dan tangguh). Dalam bahasa Jawa ‘tebu’ merupakan kependekan dari ‘antebing kalbu’ yang bermakna kemantapan hati.
Baca Juga: 13 Rekomendasi Kado untuk Bayi Baru lahir dan Ibu Melahirkan
Jadi, kamu sudah tahu kan apa itu tedak siten? Semoga informasi ini bermanfaat dan dapat memperluas pengetahuan tentang nilai-nilai leluhur dan budaya yang ada di Indonesia ini.