Aurel Hermansyah Geram Kena Body Shaming dari Netizen

Aurel Hermansyah Geram Kena Body Shaming dari Netizen
instagram.com/aurelie.hermansyah

Seruni.id – Baru-baru ini, Aurel Hermansyah, menumpahkan kekesalannya melalui Instagram pribadinya. Bukan tanpa alasan, hal tersebut dilakukan usai dirinya menjadi korban body shaming dari netizen. Di mana, banyak sekali warganet yang membicarakan bahkan melontarkan komentar negatif tentang bentuk tubuhnya saat ini.

Ia mengaku, saat ini berat badannya memang belum kembali normal. Tetapi, itu semua adalah hal yang wajar. Apalagi, beberapa bulan lalu Aurel baru melahirkan dan masih masa menyusui. Namun yang membuat heran adalah, kata-kata negatif tersebut keluar dari ketikan sesama perempuan.

“Dibilnag ‘Aurel gendut banget sekarang’, ‘Kangen Aurel sebelum niah’, ‘Aurel kayak ibu-ibu’. Kenapa ya orang-orang itu pada jahat dan suka body shaming? Yang mirisnya adalah yang ngomong sesama perempuan,” tulis Aurel.

Aurel menyadari tentang perubahan bentuk tubuhnya itu. Namun, demi sang buah hati, dirinya tak ingin egois untuk melakukan diet pasca melahirkan. Sebagai ibu, Aurel ingin memberikan memenuhi kebutuhan ASI putri keduanya yang baru lahir.

“Iya memang sekarang aku gendut, karena baru aja melahirkan 1 bulan yang lalu, kalau aku mau egois dari awal melahirkan aku enggak usah kasi ASI anak saya langsung aja diet, tapi enggak gitu,” jelasnya.

Aurel pun menyinggung tentang dirinya yang dibanding-bandingkan dan hal tersebut diakui oleh Aurel membuat dirinya sedih hingga berpengaruh terhadap produksi ASI yang berkurang.

“Orang selalu membandingkan si A habis lahiran bagus kok kurus blabla, kalian tahu enggak? Setiap tubuh manusia itu berbeda-beda enggak bisa kalian samakan aku dengan orang lain. Jujur aku sedih banget sampai liburan kemarin ASI aku berkurang,” tutur Aurel.

“Dulu ketika aku liburan ASI aku melimpah ruah.. Karena apa? Mungkin tanpa aku sadari aku mikirin cacian kalian. Banyak yang bilang aku kayak ibu-ibu sekarang, ya memang aku sekarang sudah menjadi ibu-ibu beranak 2, menurutku semua perempuan cantik, keren tapi kenapa sih masih aja ada orang yang jahat banget bisa ngomong kayak gitu,” lanjutnya.

Wajar rasanya jika Aurel merasa geram ketika dibanding-bandingkan. Ia mengaku, apa yang dilakukannya saat ini hanyalah berusaha menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya.

“Yang lebih parah lagi, ada yang bilang kangen Aurel sebelum nikah.. Apa sih bedanya? Aku tetap Aurel kok. Yang beda sekarang aku menutup auratku, aku belajar menjadi orang yang lebih baik,” ujarnya.

Di akhir kalimatnya, Aurel menulis, agar mereka yang memang tidak suka terhadap dirinya, tak perlu lagi melihatnya jika hanya ingin menyakiti.

“Kalau memang kalian enggak suka, please enggak usah lihat aku lagi, enggak perlu kalian comment-comment buruk lagi. Mudah kan?” tandasnya.

Cara Menghadapi Body Shaming Secara Bijak

Mungkin, Aurel bukanlah satu-satunya orang yang menjadi korban body shaming. Di antara para pembaca Seruni, mungkin pernah mengalami hal yang sama. Lantas, bagaimana cara kita untuk menghadapi komentar negatif dari orang lain terkait bentuk tubuh?

Seruni akan membagikan beberapa cara mengatasi body shaming secara bijak. Meski cara ini membutuhkan strategi, tetapi yakinlah bahwa kamu bisa melakukannya demi melindungi dirimu dari kalimat-kalimat negatif orang yang tidak bertanggung jawab. Berikut caranya:

  1. Tetap tenang dan tidak terpancing emosi: Sebab, reaksi yang berlebihan hanya akan memperburuk situasi. Tarik napas dalam, beri jeda sejenak, dan hindari membalas komentator dengan amarah.
  2. Menyadari nilaimu: Body shaming tidak mencerminkan nilaimu sebagai individu. Jadi, tetaplah fokus pasa kualitas baik, prestasi, dan hal-hal positif lainnya tentang dirimu.
  3. Membatasi paparan: Kalau kamu mendapati komentar negatif tersebut di media sosial, kontrol dengan membatasi atau menghindari platform tersebut untuk sementara waktu. Carilah lingkungan yang suportif dan membangun.
  4. Lawan komentar negatif dengan afirmasi positif: Ulangi kalimat-kalimat positif tentang dirimu seperti “Tubuhku sehat dan kuat”, “Aku pantas dicintai dan dihargai”, atau “Kekuranganku tidak mendefinisikan diriku”.
  5. Memberi batasan secara tegas: Peringatkan secara sopan kepada orang yang melakukan body shaming bahwa komentar mereka tidak pantas dan tidak diterima. Gunakan kalimat seperti “Aku tidak nyaman dengan komentarmu” atau “Tolong hentikan komentar yang menyinggungku”.
  6. Mencari dukungan: Bicaralah dengan orang yang kamu percaya seperti teman, keluarga, atau konselor. Berbagi pengalaman bisa meringankan beban dan mendapatkan perspektif baru.
  7. Laporkan kejadian: Jika body shaming terjadi online, jangan ragu untuk melaporkan komentar atau postingan tersebut kepada platform terkait.
  8. Promosikan body positivity: Gunakan media sosial untuk menyebarkan pesan-pesan positif tentang penerimaan diri dan keberagaman tubuh. Bagikan kisah inspiratif dan dukung gerakan body positivity.
  9. Jaga kesehatan mental dan fisik: Stres akibat body shaming bisa berdampak pada kesehatan. Makan makanan sehat, olahraga teratur, dan cukup tidur dapat membantu meningkatkan mood dan ketahanan mental.
  10. Mencari bantuan profesional: Jika body shaming berdampak signifikan pada kehidupan dan kesehatan mentalmu, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional seperti psikolog atau terapis. Mereka dapat membantumu mengatasi trauma dan mengembangkan strategi coping yang efektif.

Baca Juga: Selamat! Aurel Hermansyah Melahirkan Putri Kedua di Tanggal Cantik

Ingat, body shaming bukan salahmu. Kamu berhak diperlakukan dengan hormat dan pantas dicintai apa adanya. Fokuslah pada hal-hal positif dalam hidupmu dan kembangkan rasa percaya diri. Kelilingi dirimu dengan orang-orang yang suportif dan menghargai. Dan jangan takut untuk bersuara.