Seruni.id – 1 Februari 2022 kemarin, adalah momen penting bagi setiap wanita. Pasalnya, pada tanggal tersebut, bertepatan dengan Hari Hijab Sedunia atau World Hijab Day. Di 2022 ini, perayaan WHD telah memasuki tahun ke-10.
Semula, perayaan ini, digelar dengan tujuan agar masyarakat di seluruh dunia dengan berbagai agama tertarik untuk mengenakan hijab selama satu hari. Hal tersebut dilakukan dalam rangka mengkampanyekan solidaritas dengan wanita Muslim di seluruh dunia.
Di beberapa negara, penggunaan hijab masih dilarang. Bahkan, di sejumlah negara lainnya, perempuan muslim kerap kali menjadi sasaran untuk dilecehkan, baik secara fisik maupun verbal. Maka dari itu, WHD memiliki misi untuk menjembatani kesenjangan dengan menciptakan kesadaran, pendidikan, dan pemahaman hijab.
Perayaan World Hijab Day, tak luput dari nama Nazma Khan, wanita New York, Amerika Serikat, pelopor gerakan HWD. Hal tersebut, ia lakukan karena pengalaman pribadinya.
Saat tumbuh dan besar di New York, ia pernah mengalami pelecehan dan diskriminasi lantaran pilihannya berhijab. Agar pengalamannya itu tidak menimpa wanita lainnya, maka pada 1 Februari 2013 lalu, ia meminta untuk saudari seiman di seluruh dunia untuk mengenakan hijab selama satu hari.
Selama delapan hari, Nazma mendapatkan respons dari para wanita yang tinggal di 67 negara yang mewakili konglomerat berlatar belakang agama, termasuk Kristen, Yahudi, Pagan, Wiccan, Rastafarian, Budh hingga ateis.
Memberikan Banyak Ruang untuk Wanita
Menurutnya, tanggapan negatif tentang penggunaan hijab, memungkinkan orang untuk bertindak berdasarkan ketakutan mereka dan melukai perempuan lainnya yang tidak bersalah. Dengan begitu HWD menjadi ruang untuk semua orang, terutama wanita agar bisa belajar tentang jilbab dan pentingnya dalam agama Islam.
Selain itu, World Hijab Day, juga memberikan kesempatan bagi seluruh masyarakat di penjuru dunia, terutama bagi mereka yang kurang akrab dengan agama Islam untuk mulai membuka dialog dengan tetangga, rekan kerja, dan teman muslim mereka.
Apakah hanya itu saja? Tentu tidak, WHD memberikan banyak ruang bagi para guru untuk memahami alasan mengapa siswi muslim mengenakan jilbab. Dengan gerakan ini, para ibu non-muslim bisa lebih memahami iman putri mereka dan keputusan untuk berhijab.
Sukarelawan WHD kini telah tersebar di seluruh dunia, mereka datang dari berbagai lapisan masyarakat. Diperkirakan bahwa orang-orang di 190 negara ambil bagian dalam Hari Hijab Sedunia.
Gerakan ini pun telah mendapatkan dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari cendikiawan, politisi, hingga selebritis di seluruh dunia. Pada tahun 2018, Organisasi Hari Jilbab Dunia menjadi organisasi nirlaba.
Sudah banyak sekali pencapaian yang didapatkan dari adanya movement World Hijab Day. Misalnya pada tahun 2017, telah mendapatkan pengakuan adanya World Hijab Day oleh Negara Bagian New York, kemudian diselenggarakan acara yang menandai WHD di House of Commons of the UK, dimana acara tersebut dihadiri oleh Perdana Menteri Theresa May.
Di tahun 2018, terdapat sebuah pameran selama tiga hari yang diselenggarakan oleh Parlemen Skotlandia untuk memperingati hari tersebut. Selain itu, Dewan Perwakilan Rakyat menyetujui pembacaan kedua RUU yang berupaya mendeklarasikan hari pertama Februari setiap tahun sebagai Hari Hijab Nasional di Filipina.
Akhirnya, pada 2018, World Hijab Day berganti menjadi sebuah organisasi nirlaba yang bertujuan untuk selalu memberantas diskriminasi terhadap muslimah di seluruh dunia.