Seruni.id – Di tengah keluarga non Muslim Sindey (bukan nama sebenarnya) dibesarkan. Sang ayah adalah seorang pendeta, sedangkan ibunya berprofesi sebagai penyanyi.
Sekal kecil, ia sudah diajarkan tentang kisah para nabi oleh orang tuanya. Mulai dari Abraham dan putra-putranya, hingga kisah Nuh dan bahera. Tak lupa juga, kisah Musa dengan keberaniannya yang luar biasa.
Ingin Menjadi Pendeta
Saat beranjak remaja, Sidney terinspirasi melihat sang ayah, hingga dirinya tertarik untuk menjadi seorang pendeta. Bahkan, ia memiliki keinginan untuk bisa membentuk komunitas sendiri, di mana ia menjadi pemimpinnnya.
“Jadi, saya dedikasikan tujuan ini,” katanya seperti yang dikutip dari Republika.
Karena ketertarikannya itu, Sindey mulai mendalami ilmu untuk melayani Tuhan. Namun, suatu ketika ada hal yang membuatnya terkejut. Di mana ia menjumpai ibunya sedang membaca Al-Qur’an. Meskipun itu hanya diperlukan ketika hendak menulis artikel tentang haji.
Tak disangka, sang bunda justru sering berkomunikasi dengan seroang Muslim untuk mencari informasi terkait hal tersebut. Bahkan, lambat laun ibunya mulai memperlajari Islam.
“Dia mulai mempelajari Islam secara menyeluruh,” kenang Sidney.
Ibunya Menjadi Mualaf
Selang beberapa lama, ibunya memutuskan untuk menjadi Muslim. Hal tersebut membuat tekadnya semakin bulat untuk menjadi pendeta dengan harapan ia dapat menolong ibunya kembali ke agama semula, yakni Kristen.
“Saya berusaha keras agar dia kembali,” kata dia.
Namun, ada hal yang memenuhi isi pikirannya saat itu, tentang apakah hal tersebut benar-benar keinginan dalam hidupnya? Belum sempat menemukan jawaban, ia pun memutuskan untuk bekerja di luar negeri seabagai fotografer dan marketing.
Sesampainya di bandara, ibunya langsung memeluk Sindey. Pelukan itu begitu erat, seolah menahan anaknya untuk pergi. Di tengah pelukan, ibunya mendoakannya dengan menyebut nama Allah agar sang anak selalu dalam lindungan-Nya.
“Dia memohon perlindungan kepada Allah agar membimbing dan melindungiku dalam perjalanan,” kenang Sidney.
Ketika mendarat di Australia, betapa terjekutnya ia melihat isi koper yang dibawanya terdapat satu buah Al-Qur’an. Ia mencoba membuka lembar demi lembar Al-Qur’an tersebut, dan ditemukanlah secarik kertas berisi pesan dari sang ibu.
“Jika kamu ingin memahami dari mana asal Muslim dan jika kamu ingin berdebat, kamu perlu membaca wahyu mereka dan perlu memahami apa yang mereka yakini dan sejarah mereka,” demikianlah isi surat tersebut.
Membaca Al-Qur’an
Pelan-pelan ia mulai membaca Al-Qur’an, meskipun sebenarnya belum begitu paham. Setidaknya ia bisa menyelesaikan satu halaman dalam sehari. Kemudian naik menjadi dua, tiga, hingga Al-Qur’an tersebut selesai ia baca. Dari sanalah, Sidney mulai mengalami pergulatan batin. Pikiran dan jiwanya bimbang.
“Saya merasa dikhianati karena tidak didik seperti layaknya Muslim dengan Al-Qur’annya. Saya merasa seperti saya tidak benar-benar mengenal Tuhan tetapi pada saat yang sama, saya tahu bahwa Dia ada di samping saya,” kenang dia.
Ketika membaca Al-Qur’an, ia menemukan fakta baru yang tidak ia temukan di dalam Taurat dan Injil, bahwa hanya ada Tuhan yang patut ia sembah, yaitu Allah SWT. Tak lama kemudian, ia langsung yakin untuk memeluk Islam dengan mengucapkan Syahadat.
“Saya pulang ke rumah setelah menyelesaikan Syahadat, hanya ada satu Tuhan yang benar dan Muhammad SAW adalah utusan-Nya,” kata dia.
Setelah menjadi Muslim, ia seolah terlahir kembali. Banyak hal yang perlu ia pelajari sebagai seorang mualaf. Salah satunya adalah salat.
“Ketika kamu melihat di dalam Alkitab, Musa dan Harun harus mencuci tangan dan kaki mereka sebelum mereka berdoa. Mereka meletakkan dahi mereka ke tanah untuk berdoa kepada Tuhan,” kata dia.
“Tidak peduli siapa kamu, kamu mungkin seorang presiden, kamu mungkin seorang CEO atau kamu mungkin menjadi aktor yang sangat terkenal. Tidak peduli siapa kamu, tetapi dalam posisi itu, kamu sepenuhnya berserah diri dan kamu benar-benar disingkirkan dari segala sesuatu di dunia ini karena hanya kamu dan Pencipta pada saat ini (salat),” katanya.
Baca Juga: Khadijah, Gadis Asal Tangerang Menjadi Mualaf Usai Baca Surat Al Baqarah
Sidney menyadari bahwa adalah tanggung jawab setiap manusia untuk mencari kebenaran seperti yang dikatakan Yesus Kristus dalam Injil: “Dan kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan membebaskanmu,” kata Sidney.