Seruni.id – Libur lebaran telah usia, tandanya kita harus segera kembali beraktivitas. Namun, setelah liburan, sebagian orang justru mengaku tidak siap menghadapi padatnya pekerjaan. Kondisi yang demikian, biasanya dinamakan dengan post holiday blues.
Post holiday blues, umumnya mengacu pada tekanan mental jangka pendek, kecemasan, dan kesedihan yang muncul pasca liburan. Para ilmuan sebenarnya telah mempelajari efek liburan pada setiap individu.
Dalam sebuah penelitian dengan judul “The Chrismas Effect on Psychopathology” yang dirilis di National Library of Medicine, di mana para ilmuan melakukan pencarian literatur dari tahun 1980 hingga saat ini.
Adapun hasil dari penelitian tersebut menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan layanan psikiatri, perilaku melukai diri sendiri, serta upaya bunuh diri selama liburan. Namun, peningkatkan hal tersebut cenderung terjadi setelah melakukan liburan. Seseorang yang mengalami post holiday blues biasanya akan menunjukkan sejumlah gejala, di antarnaya sebagai berikut:
- Cemas
- Tidak termotivasi
- Suasana hati yang buruk
- Stres
- Mudah tersinggung
- Insomnia
- Depresi
- Khawatir berlebihan, terutama soal keuangan.
Penyebab Seseorang Mengalami Post Holiday Blues
Seseorang dengan kondisi post holiday blues, cenderung mengalami emosi yang beragam. Mulai dari merasakan kekosongan, kecewa, kesepian, stres, hingga merasa kehilangan. Penyebab post holiday blues bermacam-macam, setidaknya ada delapan hal yang kerap dialami di antaranya:
Pertemuan Keluarga Besar
Lebaran menjadi momen yang tepat untuk berkumpul dengan keluarga besar. Bagi sebagian orang, mungkin ini adalah yang yang menyenangkan. Namun, bagi sebagiannya lagi, berkumpul dengan keluarga besar justru membuatnya merasa tertekan. Sebab biasanya, akan banyak pertanyaan-pertayaan yang muncul. Sering kali pertanyaan tersebut membuatnya cemas dan tidak tahu harus mnejawab apa, hingga berujung pada rasa tidak nyaman.
Berkaitan dengan Duka
Kondisi post holiday blues juga bisa terjadi pada seseorang yang mengalami hal duka. Misalnya saja kehilangan orang terkahis. Dalam hal ini mungkin adalah orang yang ada di dalam keluarganya.
Masalah Finansial
Finansial juga bisa menjadi salah satu faktor seseorang mengalami post holiday blues. Contohnya di momen lebaran kemarin. Kebanyakan orang pasti menyiapkan budget yang lebih besar untuk membeli perlengkapan lebaran, seperti kue, baju baru, hingga bagi-bagi THR. Tetapi, bagi mereka yang memiliki keterbatasan finansial, hal tersebut bisa saja akan memicu stres.
Harapan untuk Bahagia
Penyebab terjadinya post holiday blues berikutnya, yakni karena sebuah minder yang menekankan bahwa diri ‘harus bahagia saat liburan’. Padahal, tanpa disadari, dengan adanya penekanan tersebut, akan membuat seseorang tidak boleh merasakan perasaan lain. Sehingga mereka akan menekan rasa tidak bahagia yang mungkin dirasakan selama liburan.
Ekspektasi yang Tinggi
Biasanya, selama liburan panjang orang-orang akan membuat rencana yang akan dilakukan. Namun, ketika rencana tersebut tidak sesuai harapan, maka hal tersebut hanya menimbulkan kekecewaan.
Kesepian
Kesepian biasanya terjadi pada mereka yang menjalani lburan berjauhan dengan orang terkasih, misalnya pasangan atau sahabat yang sangat dekat dengan dirinya. Biasanya ini akan mempengaruhi dirinya dan membuatnya tidak nyaman selama liburan.
Rasa Lelah
Selama liburan biasanya diisi dengan kegiatan berkumpul dengan banyak orang. Itu akhirnya membuat mobilisasi kita meningkat, harus bertemu orang banyak, dan berakhir kelelahan.
Jumping Mindset
Jumping mindset menjadi salah satu faktor yang membuat seseorang berpikir ke hal yang ada di akhir liburan. Misalnya, memikirkan pekerjaan yang ditinggal selama liburan panjang yang menumpuk.
Cara Mencegah
Sebenarnya, untuk mengatasi kondisi post holiday blues caranya sangat mudah. Salah satunya adalah dengan menerima bahwa diri kita sedang mengalami hal tersebut. Jik kita menyangkal, maka proses pemulihan pun akan lebih sulit. Jika dilihat secara garis besar, post holiday blues adalah termasuk kategori stres moderat.
Sebagaimana kasus-kasus stres lainnya, kita dapat menerapkan strategi 4A untuk melawan post-holiday blues.
- Pertama, avoid atau menghindari pemicu stres.
- Kedua, alter atau kemukakan pikiran yang menyebabkan tertekan.
- Ketiga, adapt atau latih keterampilan saat berada dalam kondisi tidak nyaman.
- Keempat, accept atau terima bahwa tidak semua hal di kehidupan dapat kita kendalikan.
Baca Juga: 8 Tanda Seorang Ibu Butuh Liburan
Itulah penjelasan tentang sindrom pasca liburan serta ciri-ciri dan cara mencegahnya. Semoga artikel ini bermanfaat untukmu, terutama bagi kamu yang sedang mengalaminya.