yang terbaca oleh daun dan bunga,
adalah gema yang dibisikkan langit,
ketika doamu sampai, dan Dia diam-diam
merencanakan kisah untukmu, tapi
merahasiakan jawabannya dalam teka-teki
yang mesti kau tebak sendiri….
embun yang bertahan di ujung rumputan
hingga dijemput kembali oleh jari-jari matahari,
adalah kata sandi yang mesti kau kumpulkan
agar kelak tersusun puisi, sampai akhirnya kau
sendiri sepenuhnya memahami, “hei, siapa
yang mengaminkan doa-doaku selama ini?”
embun yang berulang kali datang lagi
ke dingin kaca jendela kamar tidurmu,
adalah suara yang memanggilmu dari nun jauh sana,
tapi dia tak sampai hati mengganggu mimpimu,
dan dia menunggu saja di luar itu, bersiaga,
kelak ketika suatu hari pintu tidurmu terbuka
oleh mimpi yang selalu kau pinta dalam doa,
maka pesan itupun disampaikannya: “…nah,
kau sudah menebak teka-teki itu, Saudara.”