Arab sebenarnya tahu cara menangkap lalat dengan tangannya,”
ayahku bilang begitu. Dan dia membuktikannya,
memerangkap serta-merta, sang serangga pendengung itu,
si tuan rumah terpana, pemukul lalat di tangannya.
Pada musim semi telapak kami mengelupas bagai ular.
Arab sebenarnya percaya semangka bisa sembuhkan 50 penyakit.
Aku mengubah semua, agar serasi seperistiwa.
Beberapa tahun lalu, ada gadis mengetuk,
dia ingin bertemu Arab sebenarnya.
Aku bilang tak ada, di sini tak ada.
Lalu, ayahku bilang padaku, dia Arab sebenarnya,
“Shihab” – “bintang kembara”–
nama baik, dipinjamkan angkasa.
Sekali waktu aku bilang, “Kalau mati, kita kembalikan ke sana?”
Ayahku bilang, itulah yang diyakin Arab sebenarnya.
Hari ini berita utama membeku di darahku.
Bocah Palestina menjuntaikan truk mainan di halaman utama.
Tak berumah buah kurma, tragedi berakar ngeri ini
terlalu raksasa buat kita. Bendera apa bisa kita kibarkan?
Aku kibarkan bendera batu dan bebijian,
taplak meja bersulam biru.
Aku memanggil ayahku, kamu baca bersama itu berita.
Ini buatnya sungguh sudah terlalu,
tak terucap dengan dua bahasa di lidahnya.
Aku berkendara mencari lembu, domba,
mengajak mereka memohon ke angkasa:
Siapa yang menyerukan perabadan?
Di mana hati yang menangis bisa menggembala?
Sekarang, apa yang bisa dilakuan Arab yang sebenarnya?
(Sumber)