SELALU engkau tanyakan padaku, “apakah engkau masih mencintai aku?”
Aku sejak dulu bertanya, apakah kata ‘masih’ memang pantas disandingkan
dengan kata ‘Cinta’ itu? Aku tak bisa meyakinkan engkau bahwa cinta itu kekal,
tapi maukah engkau seperti aku, yang terbiasa percaya saja pada kata ‘selalu’?
*
Selalu engkau tanyakan padaku, “apakah mimpi kita pantas terus diteruskan?”
Aku sejak dulu menjawabmu begini, “sejauh ini sudah kita bersama melangkah,
kita memulai dengan sebuah mimpi, lalu perjalanan dari mimpi ke mimpi. Kita
pasti akan lelah. Kita memang belum sampai. Tapi, lihatlah apa yang telah kita
tempuh: mimpi-mimpi yang mengadakan kita, mimpi-mimpi yang mengitakan kita.”
(Sember)