Pada setapak jalan yang kujejaki
Lalu bertukar arah, takutku pada semua lainnya;
Terpisahkan dari Kekasih tercinta
Dalam syahadat Cinta, yang tersesatkan.
Bila kujumpa yang lain di seluruh kota
Tak ada, kecuali sebuah tanda: Kekasih ada.
Kataku, ini bukan jalan kecil yang nyaman,
dalam tiap langkah, seribu jebak menebar.
O, hati yang hancur tak datang lewat jalan ini
Tinggal saja di ranjangmu yang lembut hangat.
Temukan apa yang membesarkan jiwa,
Mintalah anggur yang menerangi kepalamu;
Segala yang lain membentuk dan mewujud
Kemasyhuran dan sipu, perang dan pernikahan.
Diamlah saja, duduklah saja, dan tinggal saja
Mabuklah saja, dengan anggur menyelangi rotimu.
O Kebanggaan Jiwa, Shams Tabriz,
Pada-Nya takluk hatiku, bahkan jiwaku.
dari Diwani Shams, syair ke-52
(Sumber)