Sejak Hidup hanya tinggal mimpi,
Kenapa berjerih payah bagi yang tak faedah?
Tersebab itu ada yang mabuk sepanjang hari
Tanpa gairah aku berbaring di teduh serambi.
Terjaga, melintasi taman kutajamkan mata.
Burung memekik dari serangkum mekar bunga.
Katakan, musim apa ini?
Katakan, hari apakah ini?
Mendadak terbang burung kepodang
Berkicau meningkahi sepoi musim semi.
Di benak, di mana aku ada kecuali keluh:
Lalu, lagi, menujukanku ke mangkuk bubur;
Dan bernyanyi dalam riuh yang teramat pikuk
mengantar bulan.
Dan kini tercipta sudah laguku — ah aku,
Aku yang lupa menyanyikan syairku.
(Sumber)