Akulah Pelukis, Penggubah Gambar*
Setiap waktu, bentuk-bentuk indah kulakar,
Lalu tersebab hadirmu, semua kelebur kubiar.
Kuseru beratus khayal, lalu kuhidupi dengan jiwa,
Ketika tersentuh engkau, kubakar pada api bara.
Kau sahabat penuang piala? Para saudagar anggur?
Ataukah musuh bagi mereka yang tenang datar?
Setiap rumah kubangun, engkaukah si penghancur?
Padamu jiwa menyatu, denganmu jiwa erat membaur.
Wahai, kuhargai jiwa, sebab wewangianmu telah kupunya.
Padaku mengalir darah, pada debumu tetesnya bertanya:
‘Aku sewarna dengan cintamu, pasangan kekasih jiwa.’
Di rumah: air dan tanah, tanpamu hati terkurung terbiar.
Wahai, kekasih, masuklah, atau kutinggal saja terlantar.