seorang perakit bom, adalah dia
yang cemburu pada arsitektur hotel
maukah kau kuajak berburu foto
di ruang ruang reruntuhan itu?
ada yang meledak dalam dadaku
mungkin bom waktu yang kusimpan
telah sampai tiktaknya pada detik nadir
hingga puing puisi berserak menyerpih
menjadi abu
menjadi debu
siapa menjalin kabel di dalam dadaku,
siapa yang menghasut jam mendetakkan
waktu mengakhiri tiktok dengan gelegar itu?
di jalinan kabel dan amis amunisi
dalam dada hilang nyeri yang tak
henti menusuki hati jantung,
di dunia kehilangan nurani
kehilangan cinta
sejati diri
nyeri diri
o puing fotografi o jalinan kabel dan amunisi
o jam yang tak berdetak lagi o ledakan yang
menuntasi sunyi bunyi 0…
(sumber)