Antara saat ini dan kini,
antara inilah aku dan itulah engkau,
ada jembatan kata.
Ketika kau seberangi ia
engkau menuju diri sendiri:
dan dunia terhubungkan
lalu menyatu bagai utas cincin.
Dari tebing ke seberangan,
ada senantiasa
tubuh mengulurkan:
selekuk bianglala.
Aku akan tidur di lindung lengkungnya.
(sumber)