Hari demi hari kulabuhkan kapal-kapal kertasku,
Satu demi satu ke arus berlari menderas melaju.
Dengan huruf-huruf besar dan tinta hitam, namaku
kutulis di kapal-kapal kertas itu, juga nama desaku.
Aku berharap, ada seseorang di negeri yang asing
menemu kapal-kapal kertas itu dan tahu siapa aku.
Kapal-kapal kecilku, kusarati dengan bunga shiuli** dari
taman kami, dan berharap fajar hari yang mekar ini
akan terbawa selamat sampai di negeri malam nanti.
Kuluncurkan kapal-kapal kertasku, kutatap angkasa,
dan kulihat awan kecil membentangkan layar putihnya.
Aku tahu, kawan bermainku di angkasa itu, mengirim
awan-awan turun, untuk beradu pacu dengan kapalku.
Ketika malam datang, aku benamkan wajah di lengan dan
bermimpi: kapal-kapal kertasku terbang di antara bintang.
Peri-peri tidur berlaya di antara kapal-kapal kertasku,
dan muatannya adalah keranjang yang penuh mimpi.
des 2003
(sumber)