Dari sebotol anggur, di antara bunga-bunga.
Aku menenggak sendiri. Tak ada sesiapa bersama —
Sambil menating gelas, kuminta bulan yang terang.
datang membawa bayang, dan kami pun bertiga.
Ah! Bulan rupanya tak bisa menikmati anggur ini.
Dan bayangku memberiku tanda: hampa.
Tapi setidaknya, sementara, ada yang menemani.
merayakan malam hingga tuntas musim semi…
Aku berlagu. Bulan bersorak.
Aku berdansa. Bayangku berjungkir guling.
Setahu, kami bertiga lahir bersama.
Lalu ketika aku mabuk, kami saling meninggalkan.
… Akankah tulus niat pernah bisa jadi jaminan?
Kulihat jalan panjang: Sungai Bintang-bintang.
(sumber)