akulah pintu yang mengetuk jantungmu yang tak sempat menjerit setiap kali kau getarkan bibirmu setiap kali kau lipatkan lidahmu, tak pernah ada sampai suara, maka kubayangkan saja: kau menyebutku dalam rangkai doa-doa
akulah wangi parfum yang kau sekap di botol-botol yang senantiasa berharap menjadi butir terakhir yang menyentuh dadamu, aku nikmati seluruh rindu dan cemas itu: di sini bisa terus kuulur waktu, di tubuhmu kematian menunggu
Mar2003
(sumber)