DIA berhadapan dengan cermin, memainkan sisir.
Diakrabinya lagi wajah itu: bocah berambut basah itu.
Di luar, dia saksikan matahari, juga asyik berkaca
di permukaan sumur tempat ia baru saja mandi.
Ia menating sisir ke arah langit, lalu berbisik sendiri:
“Siapa ya yang merawat rambut cahaya matahari?”
Lalu dia dengar langkah ibunya, suara air ditimba.
Lekas ia olesi rambutnya dengan minyak kelapa,
dan di cermin itu, rambut si bocah kini bercahaya.
(sumber)