Seruni.id – Menjelang hari raya Idulfitri, Indonesia punya sejumlah tradisi unik yang sudah menjadi turun temurun, salah satunya adalah berbagi hampers lebaran. Namun, bagaimana sih asal mula saling kirim bingkisan saat lebaran hingga menjadi tradisi? Yuk sama-sama kita telisik lebih dalam lagi melalui artikel berikut ini:
Apa itu Hampers Lebaran?
Hampers lebaran merupakan sebuah bingkisan dengan beragam isian. Bisa berupa makanan, sembako, maupun barang lainnya. Biasanya bingkisan ini dikirimkan untuk orang terdekat menjelang hari perayaan tertentu.
Kata ‘hampers’ sendiri diambil dari bahasa Inggris yang artinya ‘keranjang’. Sehingga, isitilah tersebut kerap kali diartikan sebagai keranjang anyaman dengan ukuran besar yang digunakan untuk mengangkut barang atau makanan di negara Inggris. Bukan sekadar bingkisan, hampers juga memiliki makna yang mendalam, loh.
Di mana, saling mengirimkan hampers akan memberi kesan ekslusif dan personal kepada si penerima bingkisan tersebut. Terlebih, biasanya di dalam bingkisan tersebut juga terdapat kartu ucapan, seperti selamat hari raya Idulfitri.
Bagaimana Sejarahnya?
Mengirimkan hampers jelang lebaran bukanlah kali pertama dilakukan di Indonesia. Konon, tradisi ini sudah ada sejak abad ke-11, loh. Hampers pertama kali diperkenalkan oleh William The Conqueror pasca terjadinya pertemburan Hasting.
Sesuai dengan arti katanya, hampers alias keranjang anyaman pertama kali digunakan untuk mengangkut makanan dan anggur dalam perjalanan panjang melintasi darat dan laut. Mengapa masyarakat terdahulu memilih anyaman? Sebab, anyaman dinilai lebih ringan daripada kayu. Selain itu, lebih tahan lama, sehingga isian hampers lebaran masih dalam kondisi baik ketika sampai pada si penerima.
Mengapa Kerap Dikaitkan dengan Perayaan Penting?
Hampers, sering kali dikaitkan dengan perayaan-perayaan penting. Hal ini bermula pada tahun 1800-an silam, bertepatan dengan era revolusi industri. Namun, saat itu, mengirim bingkisan lebih dulu populer untuk perayaan Natal.
Berawal dari keluarga Victoria kelas menengah dan atas dari abad ke-19 yang mengubah hampers menjadi barang merah yang diberikan sebagai hadiah. Namun, seiring berjalannya waktu, hampers juga dikaitkan dengan perayaan lebaran. Umumnya, hampers lebaran berisi sembaki, makanan jadi, atau kue-kue kering. Isian tersebut, kemudian ditata dalam keranjang dan dihias secantik mungkin. Selain makanan, bingkisan tersebut juga bisa diisi dengan barang, loh.
Perbedaan Hampers dan Parcel
Banyak yang mengira, bahwa hampers dan parcel adalah hal yang sama. Padahal, keduanya memiliki perbedaan, loh. Hampers memiliki perlakukan dan sifat lebih khusus daripada parcel. Misalnya pada pengiriman, hampers yang dipisah dengan barang lainnya karena tidak berbenturan dengan barang lain dan tidak boleh rusak. Misalnya hampers berisi barang dipisahnya dengan yang berisi makanan.
Sedangkan parcel merujuk ke semua barang yang dikirim, baik itu makanan, barang, dokumen, sembako, atau lainnya. Selama barang isian dikemas dengan baik, barang tersebut disebut parcel. Selain itu, parcel juga bersifat lebih umum daripada hampers yang memiliki kesan intim dan ekslusif. Sebab, biasanya hampers yang dikirimkan pada hari raya atau hari khusus.
Baca Juga: 10 Ide Parcel Lebaran Paling Unik dan Menarik
Demikianlah sejarah singkat asal mula mengirim hampers jelang lebaran. Lalu, apakah kamu sudah mempersiapkannya?