Seruni.id – Setiap orang pasti memiliki rasa cemas yang kerap muncul karena didorong oleh sebuah kejadian yang membuat mereka khawatir. Namun, rasa cemas yang berlebihan atau gangguan kecemasan (Generalized Anixiety Disorder) merupakan sebuah gangguan kesehatan mental yang memang perlu ditangani secara serius oleh psikolog atau psikiater.
Generalized Anixiety Disorder sebenarnya merupakan respons normal terhadap kejadian yang membuat seseorang stres. Misalnya saja, seperti perubahan tempat kerja, masalah kesehatan, hingga masalah keuangan. Kendati demikian, ketika gejala anxiety menjadi lebih parah dan tidak lagi dapat terkontrol, atau gejalanya sangat mengganggu aktivitas dan kehidupanmu, hal ini mungkin saja sudah termasuk ke dalam gangguan kecemasan yang perlu ditangani lebih lanjut. Dilansir dari berbagai sumber, berikut gejala seseorang yang mengalami gangguan kecemasan.
1. Panik
Penderita gangguan kecemasan mereka akan mengalami serangan panik atau cemas yang berlebihan secara tiba-tiba, dan hal ini akan terjadi berulang kali, tanpa alsan yang jelas. Frekuensi dan tingkat keterparahannya pun bervariasi. Saat hal ini terjadi ada beberapa gejala yang mucul, seperti berkeringat, jantung berdebar-debar, merasa seperti tersedak, nyeri dada, ketakutan, gemetar, hingga merasa seperti tidak berdaya.
Seseorang dengan kondisi ini, merasa seperti akan diserang kapan pun dan di mana pun. Gangguan panik pada umumnya akan berlangsung kurang dari 10 menit. Namun, tak menutup kemungkinan hal ini bisa saja terjadi lebih lama. Jika mengalami gejala berupa jantung berdebar atau nyeri dada, kamu disarankan untuk duduk dan memejamkan mata. Kemudian tarik napas dalam-dalam melelui hidung, dan hembuskan lewat mulut.
Cara tersebut bisa kamu ulangi beberapa kali hingga merasa lebih tenang. Kalaupun cara di atas tidak berhasil, segeralah temui dokter atau psikolog terpercaya. Pengobatan yang diberikan oleh dokter untuk menangani masalah ini dapat berupa pemberian obat-obatan pereda cemas dan psikoterapi, seperti terapi perilaku kognitif.
2. Tanda Fisik
Di samping rasa panik yang berelbihan, gangguan kecemasan juga ditandai dengan beberapa perubahan fisik. Seperti denyut nadi yang cepat, telapak tangan berkeringat, dan tangan gemetar. Gejala-gejala tersebut kerap muncul karena otak menangkap sinyal bahaya dan mempersiapkan tubuh untuk beraksi terhadap ancaman tersebut.
3. Rasa Lelah yang Berlebihan
ketika gejala anxiety menjadi lebih parah dan tidak lagi dapat terkontrol, atau gejalanya sangat mengganggu aktivitas dan kehidupanmu, hal ini mungkin saja sudah termasuk ke dalam gangguan kecemasan yang perlu ditangani lebih lanjut.
Apa Penyebab Gangguan Kecemasan Umum?
Jika berbicara apa penyebabnya, Generalized Aniziety Disorder masih belum diketahui dengan pasti. Namun, ada beberapa faktor yang diduga turut berperan dalam kondisi ini, di antaranya meliputi:
• Aktivitas berlebihan pada area otak yang terlibat dalam pengaturan emosi dan perilaku.
• Ketidakseimbangan zat kimia otak, yaitu serotonin dan noradrenalin, yang terlibat dalam pengendalian dapengaturan mood.
• Faktor genetik, riwayat keluarga juga dapat meningkatkan risiko gangguan.
• Memiliki riwayat mengalami kejadian traumatis atau menimbulkan stres, seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) atau penganiayaan anak.
• Mengalami kondisi sakit dalam jangka panjang, seperti artritis.
• Memiliki riwayat kecanduan alkohol atau narkoba.
Bagaimana Cara Mengatasi Gangguan Kecemasan?
Terdapat dua pengobatan utama untuk mengatasi gangguan kecemasan, di antaranya adalah:
Psikoterapi
Psikoterapi atau dikenal juga sebagai terapi bicara atau konseling psikologis merupakan pengobatan untuk gangguan kecemasan. Psikoterapi memiliki banyak macam, tapi yang paling sering digunakan utnuk mengobati anxiety disorder adalah terapi perilaku kognitif (CBT).
Terapi ini berfokus pada hubungan antara masalah, pola pikir, dan perilaku. Dalam terapi ini, nantinya kamu akan diminta untuk membuka diri dan bercerita tentang semua keluhan yang sedang kamu hadapi kepada terapis.
Tak perlu merasa malu atau cemas, terapis yang menangani kamu tidak akan menghakimi dan pasti menjaga semua rahasiamu. Dipandu dengan terapis, kamu akan diajak untuk mencari akar masalah yang ingin diselesaikan dan tujuan akhir yang ingin dicapai.
Obat-obatan
Dokter juga mungkin akan meresepkan beberapa obat-obatan tertentu untuk meringankan gejala kecemasan yang kamu alami.
Merubah Gaya Hidup Dapat Mengatasi Masalah Ini?
Anxiety disorder atau gangguan kecemasan menyerupai kondisi medis lainnya. Kondisi ini tidak akan menghilang dengan sendirinya. Maka dari itu, penting untuk kamu mengerti tentang kondisimudan ikuti rencana perawatan.
Berikut beberapa hal-hal sederhana yang bisa dilakukan di rumah untuk membantu meredakan gejala gangguan kecemasan yang sedang kamu alami:
• Tenangkan pikiran dengan melakukan meditasi atau beribadah.
• Berendam air hangat untuk merelaksasikan otot-otot yang menegang.
• Berolahraga selama kira-kira setengah jam bisa mengurangi kecemasan, membuat kamu lebih tenang, serta kian percaya diri.
• Menggunakan minyak esensial untuk pijat atau aromaterapi penghantar tidur.
• Melakukan hobi yang disukai atau bahkan mencoba hal-hal baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
• Bercerita dengan orang-orang kepercayaanmu, entah itu keluarga, pasangan, atau sahabat terdekat.
• Jangan ragu untuk mencari dukungan ke dokter atau psikolog jika kamu memang memerlukannya.
Baca Juga: Kamu Orangtua yang Berpotensi Memunculkan Gangguan Kepribadian Narsistik pada Anak?
Bagaimana Cara Mencegahnya?
Kecemasan, seperti banyak kondisi kesehatan mental lainnya, bisa lebih sulit diobati jika kamu tidak segera memeriksakan diri. Maka dari itu, jangan ragu untuk berkonsultasi ke dokter atau psikolog ketika kamu mengalami kecemasan yang tidak biasa.
Kebanyakan orang menganggap bahwa orang yang pergi ke dokter atau psikolog adalah orang “gila”. Padahal, tidak. Siapa saja boleh melakukan konsultasi ke psikolog demi menjaga kesehatan mentalnya.
Perlu dipahami bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan tubuhmu. Jadi, tak perlu didiagnosis memiliki gangguan jiwa dulu untuk pergi ke psikolog.