Seruni.id – Malam Nisfu Syakban adalah malam yang dirayakan oleh umat Islam pada tanggal 15 Syakban dalam kalender Hijriyah. Sedangkan di dalam kalender Masehi, Nisfu Syakban jatuh tepat pada tanggal 7 Maret 2023.
Indonesia yang dikenal sebagai negara dengan penduduk Islan terbesar di seluruh dunia, memiliki berbagai tradisi keagamaan, salah satunya dalam menyambut malam yang mulia tersebut. Menukil dari berbagai sumber, berikut beberapa daerah di Indonesia yang memiliki tradisi berbeda-beda dalam menyambut malam Nisfu Syakban, di antaranya:
1. Tradisi Ruwahan pada Masyarakat Betawi
Ruwahan adalah salah satu tradisi yang kerap dilakukan oleh masyarakat Betawi dalam menyambut Nisfu Syakban. Ruwahan sendiri berasal dari kata “ruwah” yang artinya arwah atu jiwa yang kembali ke alam barzakh. Tradisi ini dilakukan sebagai bentuk penghormatan kepada arwah para leluhur yang telah meninggal dunia.
Mereka meyakini, jika para arwah leluhur akan datang menjelang bulan puasa untuk mengunjungi keluarganya. Dalam tradisi ini, biasanya masyarakat Betawi akan mengundang keluarga besar, tetangga, dan pemuka agama untuk menggelar pengahian dan tahlilan untuk mendoakan mereka yang telah meninggal dunia. Pada saat ruwahan juga disediakan berbagai suguhan khas Betawi, seperti ketupat sayur, semur daging, asinan Betawi, dan kue-kue kecil.
2. Tradisi Malam Nisfu Syakban di Kalimantan Selatan
Masyarakat di Kabupaten Balangan, tepatnya di Provinsi Kalimantan Selatan, biasanya menyambut malam Nisfu Syakban dengan melakukan ibadah bersama-sama. Mereka akan melakukan serangkaian ibadah yang dimulai dengan salat magrib, salat taubat, salat hajat, serta membaca Surah Yasin sebanyak tiga kali, kemudian dilanjutkan dengan salat isya dan salat tasbih secara berjamaah. Setelah serangkaian prosesi menyambut malam Nisfu Syakban telah selesai dilakukan, acara akan diakhiri dengan melakukan makan bersama. Makanan tersebut diperoleh dari hasil donasi para jamaah yang akan dibagi secara acak.
3. Tradisi Malam Nisfu Syakban di Brebes
Berbeda dari kedua tradisi sebelumnya, masyarakat Brebres melakukan kegiatan perayaan malam Nisfu Syakban akan diawali sejak sehari sebelumnya. Kegiatan dilakukan dnegan membersihkan masjid dan mushola, serta ziarah dan membersihkan makam sesepuh dan leluhur. Kemudian, barulah pada malam harinya, mereka akan bersama-sama melakukan pembacaan Al-Qur’an, dao, dan dilanjutkan dengan pembacaan shalawat.
4. Tradisi Kupatan di Tuban
Di Tuban, Jawa Timur, makan ketupat tidak hanya dilakukan saat Lebaran saja, loh. Mereka juga melakukan tradisi yang disebut kupatan saat malam Nisfu Syakban. Pada malam tersebut, warga akan berkumpul menggelar kupatan di mushola atau masjid.
Mereka akan menyediakan ketupat beserta lauk-pauknya yang diletakkan rapi di depan. Setelah warga melakukan doa bersama yang dipimpin oleh orang yang dituakan di kampung, acara diakhiri dengan makan ketupat bersama-sama.
5. Tradisi Malam Nisfu Syakban di Riau
Masyarakat Riau juga memiliki tradisi tersendiri dalam menyambut malam yang mulia tersebut. Tradisi tersebut dilakukan di masjid atau surau setelah melakukan salat magrib dan sebelum salat isya. Mereka akan menyiapkan air putih yang diletakkan di dalam wadah, seperti botol atau teko. Adapun makna dari air putih tersebut adalah sebagai penyejuk, penawar atau obat, penerang hati, dan permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Air tersebut akan dibawa ketika mereka membaca surat Yasin sebanyak tiga kali yang dimulai dengan penjelasan dan pembacaan oleh imam Masjid atau orang yang dituakan. Kemudian akan ditutup dengan pembacaan doa dan dilanjutkan dengan menikmati makanan kue yang dibawa oleh masyarakat.
6. Tradisi Malam Nisfu Syakban di Kebumen
Masyarakat yang berada di Desa Pejengkolan, Kecamatan Padureso, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, juga memiliki tradisi khusus dalam menyambut malam yang mulia tersebut. Kegiatan dimulai setelah salat magrib, yang diawali dengan melakukan salat Nisfu Syakban berjamaah. Setelah itu, mereka melaksanakan salat isya berjamaah dan membaca Surat Yasin sebanyak tiga kali.
Tradisi ini ditutup dengan makan makanan ringan dan menikmati minuman khas Desa Pejengkolan yaitu roco arang-arang kambang. Minuman yang dibuat dari campuran kelapa muda, walojipang, dawet, cincau, es batu, dan gula jawa ini hanya ada di malam Nisfu Syakban.
7. Tradisi Rebba’an di Madura
Rebba’an atau Syakbanan merupakan istilah bagi masyarakat Madura yang berarti selamatan. Ini merupakan sebuah perayaan keagamaan untuk menyambut malam Nisfu Syakban pada masyarakat Jawa-Madura. Warga biasanya berkumpul di masjid atau mushola membawa berkat dari rumah masing-masing. Mereka lalu meletakkan berkat tersebut di tengah warga yang duduk melingkar. Seorang pemuka agama akan memimpin doa, sebelum akhirnya warga menyantap berkat bersama-sama.
8. Tradisi Ruwatan di Sidoarjo
Ruwatan kerap dilakukan oleh masyarakat di Desa Candi Pari, Kecamatan Porong, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Ruawatan sendiri memiliki arti memulihkan kembali, dilakukan berupa sedekah bumi yang dibagikan kepada orang lain serta kegiatan tahlinan. Kegiatan berbagi ini diharapkan dapat menjauhkan desa tersebut dari bala bencana.
Baca Juga: 6 Keutamaan Bulan Syaban yang Luar Biasa
Kalau di daerahmu, tradisi apa yang kerap dilakukan dalam menyambut malam Nisfu Syakban? Apakah sama dengan tradisi yang Seruni sebutkan di atas?