Seruni.id – Wanita merupakan makhluk yang kuat, tegar menjalani apapun episode dalam kehidupannya. Di balik kelembutan dan perasaannya yang halus, ada kekuatan yang begitu besar untuk menghadapi setiap masalah yang datang, apalagi ketika berhubungan dengan kehidupan anak-anaknya.
Seperti wanita pada cerita berikut ini. Disimak ya Moms.
Wanita itu mengenakan jaket kebesaran para driver GO-JEK. Wanita tangguh yang bernama Siti Qomariyah itu pun mengisahkan kehidupannya.
Pada mulanya, suami Siti berprofesi sebagai pemborong gipsum untuk bangunan. Namun, di tahun 2016, perusahaannya terlilit masalah dan terpaksa dibubarkan.
Tadinya sang suami mencoba bangkit sendiri, bikin sendiri, tapi ternyata hanya cukup untuk anak buah saja. Melihat hal tersebut, Siti meminta suaminya untuk berhenti daripada banyak mengeluh karena tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya.
Kemudian, tetangganya menawarkan untuk bergabung di GO-JEK. Siti pun tertarik, lalu ia mencoba membujuk suami agar mengizinkannya menjadi driver GO-JEK. Pada mulanya, sang suami tidak mengizinkannya. Syukurnya setelah proses satu minggu membujuk sang suami, akhirnya suaminya pun memperbolehkan Siti untuk mendaftar menjadi driver Go-Jek.
Setelah mengantongi izin dari suami, malam harinya, saat menyiapkan dokumen yang akan digunakan untuk mendaftar, Siti sengaja menyisipkan dokumen milik suami juga. Diam-diam, ia ikut mendaftarkan suami sebagai driver GO-JEK. Alhamdulillah, keduanya berhasil lolos menjadi driver dalam waktu yang sama.
Satu tahun pertama saat menjadi driver GO-JEK, suami Siti masih suka membantu proyek milik teman-temannya. Namun, karena merasa keteteran, baru di tahun kedua suaminya fokus di GO-JEK saja.
Bersama dengan suami menjadi driver GO-JEK menimbulkan kepuasan tersendiri bagi Siti. Apalagi saat berjanji bertemu di basecamp mereka dan sama-sama mencari customer.
Setiap hari, Siti baru berangkat sekitar pukul 10.00 WIB. Siti berangkat kerja setelah ketiga anaknya berangkat sekolah dan pekerjaan rumahnya beres. Dari jam sepuluh, biasanya Siti baru pulang ke rumah sekitar pukul sepuluh hingga sebelas malam. Bahkan sang suami, biasanya lebih malam lagi pulangnya.
Meskipun Siti dan suami baru pulang larut malam, Siti tidak khawatir meninggalkan ketiga anaknya di rumah. Hal tersebut dikarenakan, satu tahun belakangan ini, ibunya diboyong dari Gunung Kidul, Yogyakarta, untuk tinggal bersama mereka di Pasar Minggu.
Siti mengaku bahwa dirinya memutuskan untuk ikut menjadi driver GO-JEK terinspirasi dari ibunya. Siti melihat sang Ibu begitu kuat menghidupi keempat anaknya sendirian kala itu.
Ayahnya memang masih ada, namun sejak Siti kecil tidak pernah tinggal bersama. Dari kecil, Siti yang merupakan anak bungsu sudah biasa melihat ibunya banting tulang berdagang seorang diri demi menghidupi keempat anaknya tersebut, Siti beserta 3 kakaknya. Dulu ibunya Siti berdagang, sekarang pun juga masih berdagang sembako di rumah, warung kecil-kecilan. Usianya sudah 75 tahun, tapi alhamdulillah masih sehat dan terus bekerja.
Siti bersyukur, profesinya saat ini mendapatkan banyak dukungan dari keluarga. Tak hanya suami dan ibunya, namun juga anak-anaknya yang justru bangga ibunya bisa menjadi driver GO-JEK.
Bagi Siti, tidak ada hal yang tidak bisa dilakukan oleh seorang wanita, apalagi jika berhubungan dengan keluarga dan anak. Saat lelah di jalan, ingatan akan anak-anaknya selalu bisa mengembalikan semangat dan energinya.
Bergabung dengan GO-JEK membuat semangat Siti untuk melakukan kegiatan sosial tersalurkan. Hal itu dikarenakan, secara rutin, para driver GO-JEK memang melakukan acara bakti sosial dan menyantuni anak yatim.
Untuk bakti sosial, lokasinya memang tidak menentu, tergantung dari daerah mana yang sedang membutuhkan. Misalnya saat baru-baru ini terjadi kebakaran di Bogor, para driver ini bahu membahu menyerahkan bantuan kepada para korban kebakaran di Bogor.
Siti bercerita awalnya ia bergabung di Lady Driver yang mengadakan kegiatan sosial ini adalah saat seorang driver kecelakaan dan membutuhkan dana sekitar Rp 20 juta. Namun, karena belum terdaftar di BPJS, biaya pengobatan tersebut tidak bisa ditanggung negara.
Akan tetapi, tidak hanya driver GO-JEK saja, Siti mengaku terkadang customer pun ikut menyumbang. Ikut memberikan sumbangan saat melihat bagaimana kompaknya para driver GO-JEK ini turun dan menggalang aksi sosial.
Untuk terus menjaga hubungan persaudaraan, Siti mengaku komunitasnya rutin mengadakan pertemuan. Bahkan, meski anggotanya tersebar di Jabodetabek, namun hal tersebut tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk bertemu.
Biasanya ada acara rutin itu, arisan Lady Driver. Dari rumah ke rumah satu bulan sekali secara bergantian. Biar pun jauh sampai Tangerang atau manapun tetap didatangi ketika arisan diadakan.
Bagi Siti, bergabung dengan GO-JEK bukan hanya soal uang semata. Bergabung dengan GO-JEK tidak hanya mengubah nasib keluarganya yang saat itu tengah krisis, tapi juga mendapatkan saudara baru dan pengalaman baru berbagi dengan sesama.
Arumadewi
Sumber: Kumparan