Seruni.id – Momen Sumpah Pemuda tidak hanya diisi oleh tokoh pria saja. Di antara banyaknya pejuang, wanita juga menjadi tokoh penting di momen Sumpah Pemuda tersebut. Hanya saja, nama mereka jarang sekali disorot. Dari 82 pemuda yang menjadi peserta kongres, sebagian kecil di antaranya adalah perempuan. Para wanita yang hadir dalam Kongres Pemuda II saat itu, dikenal sebagai sosok yang aktif dalam pergerakan. Berikut Seruni telah merangkum beberapa nama wanita yang menjadi tokoh penting di balik lahirnya Sumpah Pemuda.
1. Emma Poeradiredja
Emma Poeradiredja adalah salah satu wanita yang menjadi tokoh penting di momen Sumpah Pemuda. Semasa hidupnya, Emma dikenal sangat aktif di berbagai organisasi, khususnya dalam memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan kesetaraan perempuan. Emma tidak hanya aktif dalam Kongres Pemuda, tapi juga sangat gencar memperjuangkan hak-hak wanita demi mendapatkan pendidikan yang layak.
Tokoh yang lahir pada 13 Agustus 1902 ini dijuluki sebagai perempuan tiga zaman. Ya, Emma turut berjuang dalam tiga zaman, mulai dari Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, hingga Proklamasi. Dalam Kongres Pemuda ia memiliki peran yang cukup penting, yakni sebagai Ketua Cabang Bandung Jong Islamieten Bond. Ia kerap berorasi mengenai peran perempuan agar tidak hanya dalam pembicaraan pergerakan melainkan juga harus dalam hal perbuatan.
2. Poernomowulan
Poernomowulan juga memiliki peran penting di dalam momen Sumpah Pemuda. Ia merupakan seorang guru dan salah satu perwakilan pemuda Taman Siswa. Ia menjadi pembicara pertama di mimbar Kongres Pemuda II. Poernomowulan dikenal sangat aktif di bidang pendidikan, ia kerap kali berpidato soal mencerdaskan bangsa yang harus diiringi dengan pendidikan yang tertib dan disiplin. Menurutnya, setiap anak harus mendapatkan pendidikan yang layak. Baik di sekolah maupun di rumah.
3. Siti Soendari
Berikutnya ada Siti Soendari. Selain menjadi tokoh penting di momen Sumpah Pemuda, ia ternyata merupakan adik dari dr. Soetomo. Siti Soendari terlahir dari kalangan Jawa elit yang berhasil menempuh pendidikan tinggi dengan gelar Meester in de Ritchen (Sarjana Hukum) di Universitas Leiden di Belanda pada tahun 1934. Pada masa itu, menempuh pendidikan tinggi bagi para wanita masih cenderung sulit.
Siti Soendari tercatat sebagai perempuan ke-2 yang berhasil mendapatkan gelar tersebut. Selain berhasil mengeyam pendidikan, ia juga pernah menjabat sebagai direktur bank. Wanita yang aktif di Kongres Pemuda II ini, sering kali berpidato tentang rasa cinta Tanah Air. Ia menegaskan, bahwa rasa cinta Tanah Air harus ditanam dan dipupuk pada perempuan sejak usia dini. Saat itu Siti berpidato dalam bahasa Belanda sehingga Muhammad Yamin, selaku Sekretaris Kongres Pemuda II, menerjemahkan pidato Siti.
4. Johanna Masdani Tumbuan
Ketika dilaksanakannya Kongres Pemuda, kala itu usia Johanna masih 18 tahun. Walaupun terbilang masih sangat muda, tapi ia telah aktif dalam memperjuangkan kemerdekaan. Bahkan, ia sempat menyabet beberapa penghargaan pada masa pemerintahan Soeharto hingga BJ Habibie.
Adapun beberapa penghargaan yang pernah ia terima di antaranya adalah medali Sewindu Angkatan Perang Republik Indonesia (1953), Bintang Satya Gerilya (1958), Bintang Satya Lencana Penegak (1967), Bintang Mahaputera Utama (1998) dan penghargaan lainnya.
Baca Juga: Mengulik Sejarah Lahirnya Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober
Demikianlah empat wanita yang menjadi tokoh penting di momen Sumpah Pemuda. Semoga dengan mengetahui nama-nama tersebut, bisa membakar semangat para pemuda untuk terus berjuang. Dan semoga di hari Sumpah Pemuda ini, kita semua bisa menjadi pemuda yang mampu berkontribusi dan membawa dampak baik bagi Indonesia.