Seruni.id – Momies, tahukah kalian tentang penyakit ‘ain? ‘Ain secara bahasa diambil dari kata ‘ana- ya’inu artinya apabila menatapnya dengan matanya.
Adapun secara istilah, penyakit ‘Ain adalah penyakit yang disebabkan oleh pengaruh buruk pandangan mata,yaitu pandangan mata yang disertai rasa takjub atau bahkan iri dan dengki terhadap apa yang dilihatnya.
Ibnul Atsir rahimahullah berkata,
“Dikatakan bahwa Fulan terkena ‘ Ain , yaitu apa bila musuh atau orang-orang dengki memandangnya lalu pandangan itu mempengaruhinya hingga menyebabkannya jatuh sakit”. (An-Nihayah 3/332).
Dari Aisyah radhiallahu anha,Rosululloh shallalloahu alaihi wa sallam bersabda: Berlindunglah kalian kepada Alloh dari ain (mata jahat) karena sesungguhnya pengaruh ain itu haq( nyata). (HR ibnu Majah no: 3499).
Sekilas ini terkesan mengada-ada atau sulit diterima oleh akal, akan tetapi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menegaskan bahwa ‘ain adalah nyata dan ada. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya”. (HR. Muslim).
Tanda-tanda terkena ‘Ain
Adapun diantara tanda-tanda anak yang terkena pengaruh buruk ‘ain adalah :
Pertama, Tangisan yang tidak wajar yang tidak kunjung berhenti, kejang-kejang tanpa sebab yang jelas, tidak mau menyusu kepada ibunya tanpa sebab yang jelas.
Aisyah radhiallahu ‘anha berkata: “Suatu ketika Nabi masuk (rumahnya) kemudian mendengar bayi sedang menangis. Beliau berkata, ”Mengapa bayi kalian menangis? Mengapa tidak kalian bacakan ruqyah-ruqyah (supaya sembuh) dari penyakit ‘ain?” (H.R Ahmad)
Kedua, Kondisi tubuh yang sangat kurus kering
Dari Jabir radhiallahu anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memberi rukhshah atau keringanan bagi anak-anak Ja’far memakai bacaan ruqyah dari sengatan ular. Beliau berkata kepada Asma’ binti Umais, ”Mengapa aku lihat badan anak-anak saudaraku ini kurus kering? Apakah mereka kelaparan?” Asma’ menjawab: “tidak, akan tetapi mereka tertimpa ‘ain.” Nabi bersabda, ”Kalau begitu bacakan ruqyah bagi mereka!”
Upaya-upaya orang tua untuk mengantisipasi anak dari ‘Ain:
1. Hendaklah orang tua membiasakan diri mereka membentengi anak-anaknya dari bahaya ‘ain dengan ruqyah-ruqyah yang diajarkan dalam Islam. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Nabi shollallohu alaihi wa sallam memohon perlindungan Allah untuk Hasan dan Husain dengan doa :
“Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari segala syaitan, binatang yang berbisa dan pandangan mata yang jahat.” (HR Abu Daud)
2. Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Imam Ibnul Qoyyim dalam zadul ma’ad 4/159, hendaknya para orang tua tidak menampakkan suatu kelebihan yang menakjubkan yang dimiliki anak-anaknya yang dikhawatirkan akan mengundang rasa iri atau kedengkian orang yang melihatnya. Lalu Ibnu qoyyim menukil atsar dari Imam Baghawi bahwasanya pernah suatu ketika Utsman bin Affan radhiallohu anhumelihat seorang anak kecil yang sangat elok rupanya lagi menawan, kemudian Ustman berkata, “Tutupilah (jangan ditampakkan) lubang dagu (yang membuat orang takjub) pada anak itu.” Maka keadaan seperti itu sangat dikhawatirkan akan terjadinya pengaruh buruk ‘ain. Lebih-lebih kalau ada orang yang terkenal mempunyai sifat iri dan dengki.
3. Hendaklah para orang tua tidak berlebihan menceritakan kelebihan-kelebihan atau kebaikan-kebaikan anaknya yang tidak dimiliki anak-anak lain, sehingga mengundang rasa iri dan dengki siapa saja yang mendengarnya,kemudian berusaha melihatnya, hingga Allah menakdirkan terjadinya pengaruh buruk ‘Ain tersebut.
Untuk itu, hendaknya kita berhati-hati dalam men-share foto atau video kita, keluarga kita atau anak kita di sosial media, karena penyakit ‘ain bisa saja terjadi melalui foto ataupun video.
Semoga bermanfaat !
-dari berbagai sumber-