Mengenal Body Positivity dan Penerimaan Diri di Era Media Sosial

Mengenal Body Positivity dan Penerimaan Diri di Era Media Sosial
openup.com

Seruni.id – Apakah kalian tahu tentang istilah body posivity? Body positivity adalah sebuah sikap menanamkan pola pikir yang positif, bahwa setiap orang, termasuk dirimu sendiri, perlu memiliki pandangan yang baik terhadap tubuhnya. Sifat ini dapat membantu kita untuk lebih menerima dan menyayangi diri sendiri apa adanya.

Perlu diketahui, body positivity bukanlah sebuah istilah baru. Sejak 1960-an body positivity menjadi bentuk perlawanan terhadap diskriminasi kepada orang-orang yang memiliki tubuh gemuk. Kemudian, tren ini kembali booming pada tahun 1996 untuk mengedukasi masyarakat agar bisa nyaman dan menerima tubuhnya bagaimana pun bentuknya.

Sikap ini terus mengalami perkembangan sejak 2012 dan kerap tersirat di media sosial. Kini, makna body positivity tidak hanya berfokus untuk menentang stereotip standar kecantikan saja, tapi juga diperluas menjadi menanamkan pola pikir bahwa seluruh tubuh baik dan indah dengan segala keunikannya.

 

Media Sosial Memiliki Dampak Terhadap Cara Kita Memandang Diri Sendiri

Media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap cara kita memandang diri sendiri dan tubuh kita. Di satu sisi, media sosial bisa menjadi platform yang positif untuk mempromosikan body positivity dan penerimaan diri sendiri. Kita bisa melihat representasi yang lebih beragam dari tubuh dan kecantikan, serta terhubung dengan komunitas orang-orang yang mendukung citra tubuh yang sehat.

Namun, di sisi lain, media sosial juga bisa menjadi tempat yang penuh dengan pesan negatif tentang tubuh. Di mana kita terus-menerus memborbardir dengan gambar orang-orang yang dianggap “ideal”, yang dapat menyebabkan perasaan tidak aman dan tidak puas dengan tubuh kita sendiri.

 

Tantangan dalam Mencapai Body Positivity

Dalam mencapai body positivity, tentunya akan ada tantangan tersendiri yang mungkin akan kita hadapi, terutama di era media sosial seperti saat ini. Berikut tantangannya.

  • Standar kecantikan yang tidak realistis: Media sosial kerap kali menampilkan gambar orang-orang yang telah diedit dan disempurnakan, sehingga sering membuat kita menjadi mudah insecure, minder, dan merasa bahwa diri kita tidak cukup baik.
  • Cyberbullying: Cyberbullying bisa sangat berdampak negatif pada citra tubuh dan harga diri.
  • Perbandingan sosial: Kita sering membandingkan diri kita dengan orang lain di media sosial, yang dapat membuat kita merasa tidak aman dan tidak puas dengan tubuh kita sendiri.

 

Hal yang Bisa Dilakukan untuk Mempromosikan Body Positivity

Walaupun ada banyak tantangan, tetapi ada pula yang bisa kita lakukan untuk mempromosikan body positivity dan penerimaan diri di era media sosial. Berikut yang bisa kita lakukan:

 

Ikuti Akun yang Mempromosikan Body Positivity

Ada banyak akun media sosial yang mempromosikan pesan yang positif tentang tubuh dan kecantikan. Mengikuti akun ini dapat membantu kita untuk melihat representasi yang lebih beragam dari tubuh dan merasa lebih baik tentang tubuh kita sendiri.

Berhenti Mengikuti Akun yang Membuatmu Merasa Tidak Aman

Kalau kamu merasa ada akun yang membuatmu tidak nyaman, maka sebaiknya berhentilah mengikuti mereka.

Mengubah Pola Pikir Diri Sendiri

“Coba kulit aku putih, pasti aku cantik.” Seberapa sering pemikiran tersebut menghantuimu? Kalau serin, maka mulai saat ini, perlahan-lahan cobalah untuk mengubah pola pikirmu menjadi lebih positif.

Ingatlah bahwa kecantikan adalah hal yang bersifat subjektif. Mungkin bagimu warna kulit atau bentuk tubuhmu kurang menarik, tetapi belum tentu semua orang memiliki pendapat yang sama, loh. Coba kamu perhatikan, warna kulit eksotis jauh lebih disukai dan memiliki daya tarik tersendiri di Amerika. Ini karena standar kecantikan di setiap negara dan budaya berbeda-beda.

Memahami Bahwa Kecantikan Tidak Hanya dari Fisik

Makna kecantikan tidak hanya dilihat dari keindahan fisik saja. Kecantikan dari dalam diri (inner beauty), seperti kecerdasan, kesopanan, keanggunan, selera humor, dan karakter atau jati diri, juga bisa menjadikan seseorang mempunyai daya tarik tersendiri. Jadi, daripada hanya berfokus pada bentuk fisikmu, lebih baik buatlah dirimu berharga dan tampil memesona dengan menyadari kelebihan yang sebenarnya sudah kamu miliki di dalam dirimu.

Lakukan Perawatan Diri yang Berfokus Kesehatan

Merawat diri bukan hanya untuk terlihat “sempurna” di mata orang lain, ya, tetapi agar kesehatanmu terjaga dan bisa merasa nyaman dengan tubuhmu sendiri. Bentuk perawatan diri yang paling sederhana tapi penting adalah dengan menjalani gaya hidup sehat, misalnya dengan rutin mengonsumsi makanan sehat dan bergizi, rutin berolahraga, serta istirahat yang cukup.

Kamu juga bisa menjaga kesehatan dan kecantikan kulitmu dengan melakukan perawatan kulit yang tepat, misalnya dengan rutin membersihkan kulit dan wajah, menggunakan pelembap, dan memakai tabir surya untuk mencegah paparan radikal bebas yang dapat membahayakan kulit.

Berbicara dengan Orang-orang yang Kamu Percayai

Jika kamu merasa tidak aman tentang tubuhmu, jangan ragu berbicara dengan orang yang yang memang kamu percayai, seperti teman, keluarga, atau terapis.

Penting untuk diingat bahwa body positivity adalah tentang menerima dan menghargai tubuhmu apa adanya. Ini bukan tentang mencapai kesempurnaan. Ini tentang merasa nyaman dengan diri sendiri dan menjalani hidupmu sepenuhnya.

 

Manfaat Body Positivity

Body positivity bukan hanya sekadar kampanye semata, tetapi di samping itu memiliki manfaat yang luar biasa bagi banyak orang agar mereka bisa menerima dan mencintai dirinya sendiri apa adanya. Beberapa manfaat lain yang juga bisa diperoleh dari menerapkan body positivity antara lain:

  1. Melatih seseorang agar bisa menerima perubahan tubuh yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia atau karena kondisi tertentu, seperti kehamilan, menyusui, atau penyakit tertentu.
  2. Mengajak semua orang untuk tidak menilai orang lain dari gender, ras, dan penampilannya.
  3. Tidak terobsesi untuk mengubah penampilan hanya demi terlihat “sempurna” di mata orang lain.
  4. Membangun rasa percaya diri.
  5. Mampu menghargai diri sendiri.
  6. Mencegah perlakuan body shaming, misalnya fat shaming.

Ketika seseorang tidak mampu untuk memenuhi standar penampilan tubuh dan kecantikan ideal yang ada di masyarakat atau media sosial, beberapa dari mereka mungkin bisa stres dan malu karena merasa dirinya kurang menarik.

Bukan hanya itu, mereka bahkan mungkin bisa melampiaskannya pada kebiasaan yang buruk, seperti mengonsumsi minuman beralkohol. Lebih parahnya lagi, stres dan kurangnya rasa percaya diri ini juga bisa berdampak pada kesehatan mental mereka.

Baca Juga: Stop Membandingkan Diri dengan Orang Lain

Pasalnya, orang yang kurang menghargai bentuk tubuhnya atau merasa stres dan minder karena menganggap tubuhnya kurang menarik, lebih berisiko untuk mengalami gangguan mental tertentu, seperti gangguan makan atau depresi. Nah, dengan menerapkan body positivity, hal-hal tersebut bisa dicegah.