Seruni – Sulap merupakan salah satu pertunjukkan seni yang cukup banyak diminati oleh masyarakat dunia. Namun, di Indonesia, seni sulap seolah masih ‘dibatasi’ untuk dipertontonkan secara bebas di televisi nasional. Hal itu pun diakui Demian Aditya.
Melalui akun media sosialnya, Demian bahkan mencurahkan isi hatinya tentang keadaan bangsa Indonesia saat ini. “Terkadang ngerasa susah ketika gue harus mencintai bangsa yang tidak mencintai gue,” tulis Demian pada 17 Mei 2017 lalu.
“Berkarya sepenuh hati, tapi setiap karya yang gue pertunjukan mayoritas mendapatkan teguran dari KPI (Komisi Penyiaran Indonesia). Segala gerak gerik dibatasi dalam pertunjukan yang akan gue persembahkan untuk penonton di Indonesia, seakan-akan tidak bisa berkutik lagi untuk gue pekerja seni sulap dalam memperkenalkan seni yang gue cintai sampe mati ini,” lanjut Demian.
Suami Sara Wijayanto ini juga menyesalkan sikap mayoritas penonton Indonesia yang tak bisa menghargai seni sulap. “Era jaman sekarang ini pun gue merasa penonton di Indonesia tercinta ini mayoritas tidak lagi bisa menghargai dan menikmati sulap sebagai hiburan, mereka selalu menganggap sulap itu adalah penipuan,” paparnya.
Menganggap sulap sebagai tindakan penipuan, Demian justru merasa heran ketika film-film bioskop yang mengusung cerita fiktif mendapat tempat yang lebih besar.
“Tapi semua orang pergi ke bioskop dan beli tiket (*bayar) untuk nonton film yang jelas-jelas isi ceritanya hanyalah rekaan, animasi 3D dan tipuan cinematografi tapi mereka semua bisa terhibur tanpa komplain ‘Wah boongan ini ceritanya!!’. Why??” lanjutnya.
Ketika keadaan sudah sedemikian seperti ini, Demian pun mengaku bingung, hingga ia menuliskan tagar RIP Sulap Indonesia di akhir tulisannya. “Kalau begini terus seni sulap di Indonesia bisa hilang sejalannya waktu, apa gue harus biarkan seni ini hilang begitu saja Mungkin, toh nggak ada yg peduli juga,so why should I care?” tukas Demian Aditya.