Seruni.id – Setiap orang tua pati menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Dari mulai makanan, pakaian, sampai pendidikannya.
Pendidikan dari sekolah akan membantu seorang anak bukan hanya mengerti teori dari mata pelajaran yang diajarkan, namun yang terpenting yaitu cara belajar yang terstruktur dan baik. Dengan pendidikan yang baik, maka masa depan seorang anak akan lebih terencana dan terjamin. Namun, apakah pendidikan seorang anak hanya dilimpahkan pada sekolah saja? Bagaimana dengan peranan orang tua?
Kata sekolah berasal dari bahasa Yunani yaitu skho·le´ yang berarti “waktu terluang”. Namun dapat juga diartikan menggunakan waktu luang untuk kegiatan belajar. Belakangan kata ini digunakan untuk menunjukkan tempat diselenggarakan kegiatan belajar. Memang pada masa awal kegiatan belajar di tempat khusus seperti ini hanya bisa dinikmati oleh golongan kaya di Yunani. Demikian juga pada zaman dahulu di negeri-negeri lainnya, kegiatan belajar di sekolah hanya bisa dinikmati oleh golongan elit saja.
Saat ini, pendidikan di sekolah telah dapat dinikmati oleh berbagai kalangan dan golongan. Berbagai sekolah didirikan untuk menjadi tempat atau sarana pendidikan bagi anak. Berbagai kurikulum juga dikembangkan untuk sekolah agar dapat membantu anak memiliki cara belajar yang baik dan bermutu. Bagi sebagian besar masyarakat, mereka bisa mendapatkan pendidikan umum di sekolah dengan mudah.
Pendidikan anak memang sangat penting. Namun harus diingat, pendidikan tidak hanya dilakukan oleh sekolah. Pendidikan yang paling utama, pertama dilakukan, namun seringkali terlupakan adalah pendidikan dari orang tuanya.
Berikut ini adalah tulisan yang sangat menarik dan sepertinya wajib disimak oleh para orang tua.
APAPUN SEKOLAHNYA, YANG PENTING ORANG TUANYA
Oleh : Hilmi Firdausi
Senin kemarin, timeline medsos ramai sekali dengan postingan Mahmud dan Pahmud, baik yang Mahmud Pahmud ABAS (Anak Baru Satu) atau ABUBA (Anak Buanyak Banget).
Sekedar lucu-lucuan sih no problemo, apalagi kalau sekolahnya
“high class”,
“sekolah elit”,
“sekolah bonafit”,
“sekolah unggulan”
Ada perasaan bangga ( semoga tidak bercampur ujub ) pada saat mengantar anak-anaknya ke Sekolah tersebut.
Namun ada satu hal yang patut diingat dear mommies & daddies…
Sebagus atau semahal apapun sekolah anak-anak kita, sama sekali bukan jaminan untuk menghasilkan anak yang sholih dan sholihah, anak yang berakhlaqul karimah.
Saya berkata ini karena sudah hampir 15 tahun mengelola lembaga pendidikan, berinteraksi dengan banyak stakeholder pendidikan, bergaul dengan berbagai kalangan dari dunia pendidikan…
Sehingga bisa mengambil sebuah kesimpulan, bahwa *SEKOLAH TERBAIK ADALAH KELUARGA,*terutama untuk anak-anak sampai dengan usia SD.
Adalah sebuah kemustahilan jika kita mengharapkan anak-anak kita berakhlaq baik sedangkan di rumah orang tuanya
● sering bertengkar,
● sering marah-marah
● sering berkata kasar
Juga menjadi Mission (almost) Impossible jika mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang taqwa, rajin sholat (berjamaah di Masjid bagi yang pria), mampu menghafal Qur’an dengan baik, semangat dalam menuntut ilmu terutama Ilmu Agama
Jika orangtuanya
● cuek terhadap agama.
● Ayahnya malas sholat berjamaah di Masjid,
● Bunda juga seringkali sholat tidak di awal waktu.
● Ayah Bunda malas menuntut Ilmu Agama, menghadiri Kajian-kajian keislaman, jarang berinteraksi dengan Al-Qur’an, dsb dsb.
Perlu sahabat semua ketahui, panutan anak-anak adalah orangtuanya, bukan gurunya.
Sebagian anak-anak bahkan bercita-cita ingin seperti orangtuanya.
Ayah bagi seorang anak laki-laki adalah role model, sedang bagi anak perempuan Ayah adalah “first love” mereka.
Bunda… Terlebih seorang Bunda, baik anak laki-laki dan perempuan banyak yang menjadikan sosok bundanya sebagai “malaikat pelindung”.
Satu rahasia kecil, para ulama dan orang bijak terdahulu jika mendapati anaknya berbuat kurang baik, berkata tidak jujur, sulit diatur… maka mereka pertama akan menyalahkan diri mereka sendiri, bahkan menghukum diri mereka sendiri…
kenapa anak-anak saya bisa seperti ini?
Apakah saya telah berbuat dosa?
Apakah ada makanan haram yang saya berikan untuk anak-anak saya?
Itulah sejatinya orangtua yang baik.*Setiap ada kejadian yang kurang mengenakkan tentang buah hati, mereka *langsung bermuhasabah, bukan menyalahkan si anak, bukan menyalahkan orang lain, bukan mengkambinghitamkan sekolah dan lingkungan, walau secara keseluruhan ada juga faktor-faktor pemicu kenakalan anak-anak kita, namun faktor terbesar adalah kelalaian orangtuanya.
Jadi, memang baik mencari Sekolah yang terbaik untuk buah hati kita, namun lebih dari itu semua… Mari kita sebagai orangtua belajar menjadi guru kehidupan buat anak-anak kita. Guru yang akan terus dikenang “baik dan buruknya” oleh anak-anak kita. Guru yang tidak hanya mengantarkan anak-anak ke gerbang wisuda, tapi lebih jauh mengantarkan mereka masuk ke gerbang Surga.
Yuuk… Sahabat semua, kita berdoa untuk kebaikan anak-anak kita, dan kita juga terus bermohon agar Allah selalu memberikan kekuatan kepada kita untuk menjadi orangtua yang baik, yang menjadi uswatun hasanah buat putra-putri kita, investasi dunia akhirat kita.
Baarokallahu fiikum…