Seruni.id – Dua kalimat pertama, pasti cukup akrab di telinga, akan tetapi “Sabar seperti Serigala?” Gak salah tuh!?
Hehehe..
Serigala memang terlanjur diposisikan sebagai binatang yang menyeramkan. Terutama oleh film-film Hantu, lolongan “aaaaauuuuuuuuuuuuwwwwwww..auuw..auuuww!”
Serigala serta merta ditujukan pada hal-hal mengerikan. Entah itu “Wirewolf” atau sekadar “ngasih kode” hantu lewat.
Namun beberapa fakta tentang Serigala cukup mengagetkan. Betapa hewan buas ini dikaruniai sebuah senjata yang luar biasa oleh Sang Pencipta bernama : “kesabaran”.
Serigala tidak memiliki kekuatan macam Singa, atau kecepatan bagai Citah, keperkasaan laksana buaya, atau taring mematikan seperti Harimau. Itulah yang membuat ia dan gerombolannya akan SABAR, mengamati buruan yang seringkali jauh lebih hebat dari dirinya.
Pengamatan ini bisa memerlukan waktu berhari-hari. Sekelompok Serigala begitu SABAR mengamati sekelompok Bison selama 10 hari, untuk sungguh-sungguh menemukan Bison mana yang tepat untuk dijadikan target sasaran.
Sebagai konsekuensi tambahan dari hal di atas, serigalapun harus SABAR membuntuti hewan buruan dari suatu tempat ke tempat lain.
Pada saat eksekusipun, KESABARAN Serigala terlihat. Mereka akan berkejar-kejaran secara Marathon dengan hewan buruannya bisa hingga 180km!
Bagaimana dengan terkaman-terkaman mematikan? Sayangnya itupun tidak dimiliki Serigala. Jadi mereka hanya akan menggiti berulang-ulang korbannya dan membuat korban lemas kehabisan darah.
Dan yang paling unik adalah setelah mereka berhasil mendapatkan buruan, maka Serigala akan BERSABAR mengantri sesuai umur untuk giliran makan. Selapar apapun mereka!
Kemudian yang mengharukan dari drama perburuan itu adalah, betapa sekelompok serigala pemburu akan SABAR menenteng pulang daging segar hasil buruan itu dan memberikan kepada para Serigala betina dan anak-anak mereka, betapapun jauhnya jarak yang ditempuh, tanpa mengkorupsi sedikitpun daging itu di perjalanan.
Renungkan fakta-fakta di atas, lalu bandingkan dengan kita, manusia. Apakah kita cukup sabar menghadapi semua tantangan, pencobaan, kesusahan hidup, apalagi mengetahui ada TUHAN di atas sana yang pasti selalu terlibat untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita.
Seringkali kekalahan, kegagalan terjadi bukan karena kita kurang cerdas, kurang modal, kurang kuat, dan sebagainya, namun hanya karena kurang SABAR.
Kita bisa berdalih bahwa teknologi, persaingan, kemacetan lalu lintas yang membuat kita kehilangan KESABARAN kita. Mereka memaksa kita bereaksi secepat-cepatnya.
Namun jika direnungkan lebih dalam, bukankah kita seharusnya menempatkan diri sebagai “Subyek” dan bukan “Obyek” (korban) keadaan? Sebagai “Kalifah” dan bukan sekadar “kafilah”? Menjadi “Rahmat” dan bukan “bulan-bulanan” bagi semesta.
sumber : http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/2013/06/tulus-seperti-merpati-cerdik-seperti.html