Seruni.id – Beberapa waktu lalu Master Chef UK memberikan komentar pedasnya kepada salah satu peserta asal Malaysia yang memasak hidangan nasi lemak lengkap dengan sambal udang, ikan asin, telur dadar, dan rendang ayam. Juri Master Chef UK mengkritik rendang ayam yang tidak krispi dan terlalu berselimutkan bumbu. Berdasarkan komentar yang diberikan kedua juri tersebut justru mendapatkan komentar dari netizen dan dianggap tidak memiliki pengetahuan yang luas terhadap bidang kuliner.
Terlepas dari komentar tersebut rendang asli Indonesia dan Malaysia memang berbeda. Perbedaan tersebut terletak pada tampilan. Biasanya rendang khas Minang memiliki warna yang lebih hitam dan kering dengan perpaduan rempah asli tanah Sumatera Barat yang kental serta gurih meskipun saat kita pergi ke warung Padang, rendang yang disajikan pun berbeda satu dengan lainnya. Ada yang menyajikannya secara kering, banyak juga yang menyajikan dengan kuah. Sedangkan rendang Malaysia cenderung setengah matang karena dimasak dengan waktu yang cukup singkat dengan bumbu yang tidak terlalu kuat sehingga warna yang dihasilan cenderung tidak terlalu hitam.
Sejarah Singkat Rendang :
Berada pada posisi pertama sebagai makanan terbaik (versi CNN Travel) rendang ternyata sudah ada di Sumatera Barat sejak abad ke 8 dan pada tahun 1900-an banyak imigran Indonesia, terutama yang berasal dari Minang menyebrang ke Malaysia dan mulai mengenalkan rendang. Bagi masyarakat Minang, rendang berasal dari kata marandang yang berarti memasak santan kelapa berempah hingga mengering untuk dimakan bersama. Menurut The Treasure of Minangkabau rendang adalah bentuk adaptasi lanjutan dari kari massaman ala India. Zaman dulu, rendang merupakan salah satu makanan istimewa yang biasa disajikan untuk acara adat atau bulan ramadhan.
Penggunaan bawang merah, jahe dan lengkuas yang diketahui memiliki aktivitas mikroba mampu membuat rendang bertahan selama 1-4 minggu dalam suhu ruang. Selain penggunaan bahan dasar tersebut waktu memasak yang cukup lama (sehingga rendang menjadi kering) juga merupakan salah satu alasan makanan ini tidak perlu pengawet untuk dapat bertahan.
Jadi tidak heran bukan jika makanan khas Indonesia ini menjadi makan nomor 1 di dunia??
-dari berbagai sumber-